TRIBUN-VIDEO.COM - Keluarga korban rudapaksa Herry Wirawan mengungkapkan alasannya dulu memilih pesantren yang diasuh oleh guru ngaji tak bermoral tersebut.
Herry adalah sosok pengasuh sekaligus guru pesantren di Bandung yang merudapaksa para santriwatinya sejak 2016.
Korban Herry bahkan berjumlah 12 orang. Dari ke-12 santriwati itu, delapan di antaranya sudah melahirkan bayi.
Baca: Guru Ponpes yang Rudapaksa Santriwati Larang Anak Asuhnya Keluar dan Bicara ke Tetangga Panti
Sebagian besar korbannya ternyata berasal dari wilayah Garut.
Satu keluarga korban, AN (34) mengatakan, dulu memilih pesantren itu karena menawarkan pendidikan gratis.
Ia mengatakan, keluarganya memiliki kondisi ekonomi yang tak cukup mampu menyekolahkan anaknya di sekolah berbayar.
"Kami pilih pesantren tersebut karena ekonomi kami menengah ke bawah," kata AN kepada Tribunjabar.id di rumahnya di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Kamis (9/12/2021).
Lebih lanjut AN menjelaskan, keluarga sebenarnya pernah bertanya-tanya mengenai aturan ketat yang diberlakukan pesantren.
Pasalnya, jika pulang ke rumah, korban tak boleh berlama-lama.
Baca: Kejanggalan Pesantren yang Santrinya Dirudapaksa Guru, Hanya ada Satu Guru hingga Ijazah Tak Ada
Jika lebih dari tiga hari di rumah, Herry akan menelepon.
"Dia (Herry Wirawan) nyuruh kembali ke pondok," kata AN.
Namun, saat itu pihak keluarga tak berburuk sangka dengan aturan ketat tersebut.
"Ketat mungkin aturan yang sudah diberlakukan oleh pihak pesantren," katanya.
Ketika berada di rumah, korban pun tak mengungkapkan masalah yang tengah dihadapinya.
Jika sedang di rumah, korban cenderung tertutup.
Hingga akhirnya, kasus rudapaksa itu terungkap lantaran ada salah satu orangtua korban yang curiga.
Bagaimana terbongkarnya kasus itu telah diungkapkan oleh Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari dalam kesempatan yang berbeda.
"Ini kebongkarnya oleh seorang ibu yang anaknya di sana, yang melihat ada perubahan dalam tubuh anaknya lalu melaporkan ke kepala desa," kata Diah.
Saat kasus terungkap, AN mengatakan pihaknya sebenarnya sudah berusaha meminta ke berbagai pihak agar kasus rudapaksa itu jadi perhatian.
Ia mengatakan, kasus itu butuh perhatian agar proses hukumnya bisa terus dikawal.
"Saya ya, dari dulu sana-sini, kontak ini kontak itu buat ngasih tahu ke semua orang bahwa ini perlu perhatian khusus, perlu dikawal, dulu enggak ada yang respons, eh sekarang baru viral," ujar AN.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Alasan Keluarga Korban Dulu Pilih Pesantren Herry Wirawan di Bandung, Pernah Curiga Ada Aturan Ketat
# Bandung # GuruPesantren # Santriwati
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.