TRIBUN-VIDEO.COM - Senjata yang dimiliki Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO mulai menipis.
Pasalnya, sejak pertama kali Rusia menginvasi Ukraina, NATO terus menggelontorkan senjata militernya ke Kiev.
Bantuan tersebut tentunya menguras persediaan sentara Barat.
Bantuan dari Barat ini awalnya bertujuan untuk mendorong Kiev selangkah lebih maju menghadapi Rusia.
Namun, belakangan ini bantuan tersebut justru memicu masalah baru bagi para anggota NATO.
Baca: NATO Bocorkan Serangan Ganas Rusia Lewat Jalur Udara ke Ukraina, Desak Sekutu Segera Kirim Bantuan
Banyak dari mereka mulai merasakan krisis senjata seusai membantu Ukraina dengan mengirim ribuan alutsista seperti tank, peluru, dan rudal.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyebut, beberapa negara akan kehabisan amunisi dalam beberapa hari.
“Sebanyak 10.000 peluru artileri yang dipasok ke Kiev telah menguras persediaan Barat dan membuka lubang rantai pasokan. Beberapa negara akan kehabisan amunisi dalam beberapa hari," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Baca: Sindiran Keras NATO ke Putin, Sebut Rusia Tak Punya Rencana Damai Malah Luncurkan Serangan Baru
Menurut Jens Stoltenberg, krisis yang dialami Barat mulai terjadi sejak presiden Ukraina Zelensky menggenjot impor amunisi berkali-kali lipat lebih tinggi pada para produsen senjata Barat.
Sayangnya permintaan tersebut berbanding terbalik dengan tingkat produksi.
Sehingga, sejumlah negara Barat kesulitan dalam meningkatkan target persediaan senjata.
Lamanya pembuatan senjata membuat sejumlah negara merasa was-was terkecuali Amerika Serikat.
Gedung Putih mengaku kesulitan untuk memulihkan stok persenjataan militernya seusai membantu Kyiv.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terlalu Bersemangat Pasok Ribuan Arteri Perang ke Ukraina, NATO Pening Stok Senjata Menipis
# NATO # Jens Stoltenberg # Rusia # Ukraina # Kiev
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.