TRIBUN-VIDEO.COM, TARAKAN – Pasca mendengar informasi warga membangun tenda pengungsian di wilayah perbukitan di salah satu titik pengungsian di Kelurahan Pantai Amal, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan, Yonsep bersama perwakilan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kota Tarakan mendatangi lokasi sekitar pukul 09.00 WITA, Jumat (16/12/2022).
Yonsep usai menyambangi lokasi pengungsian mengungkapkan, informasi awal diterima pihaknya sekitar pukul 11.00 WITA dari Ketua RT 11.
Ia kemudian meminta waktu untuk berkoordinasi dengan Assiten 1 Pemkot Tarakan, bersama Sekda Tarakan dan BMKG Kota Tarakan.
“Langkah yang saya ambil, segera datang ke lokasi, ternyata benar. Masyarakat sudah pasang tenda. Malah ada yang sudah tinggal di sana. Kami datang bersama Pak Lurah, perwakilan camat, kemudian BMKG yang menjadi sumber informasi tentang gempa dan tsunami,” beber Yonsep kepada TribunKaltara.com.
Adapun yang disampaikan kepada masyarakat di lo kasi pengungsian bahwa informasi yang menyatakan bahwa gempa dan tsunami di tanggal 21 Desember 2022 adalah hoaks.
“Itu hoaks. Kami berharap warga mendapat informasi yang tepat dari pemerintah atau dari instansi terkait kebencanaan. Itu sudah kami sampaikan ke mereka agar kembali ke rumah beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Kemudian lanjutnya, dari BMKG juga sudah ada menjelaskan untuk potensi gempa tapi prediksi tidak bisa bisa dilakukan kapan gempa muncul.
Baca: Imbas Halaman & Pagar Gereja di Tarakan Ambruk Terdampak Longsor, Ibadah Natal Dialihkan
Baca: Penyebab Pembunuhan Pemuda di Tarakan yang Hilang Sejak 2021: Ganti Uang yang Dipakai untuk Judi
“Kita hanya harus mengenali bagaimana cara menyelamatkan diri apabila ada gempa dan tsunami. Sebenarnya secara tanggap daruratnya, masyarakat sudah sadar, saya sampaikan apresiasi mereka inisiatif dengan informasi yang ada mereka inisiatif mencari tempat tinggi memasang tenda, tidak mengharapkan pemerintah, dan itu saja berita hoaks apalagi berita yang benar sumbernya,” ungkapnya.
Ia mengakui sudah memberikan edukasi kepada masyarakat di lokasi pengungsian.
Termasuk juga menyiapkan call center dan pamphlet bagaimana cara menyelematkan diri sudah disampaikan untuk dipelajari.
“Histori tentang sesar Tarakan juga sudah disampaikan kepada masyarakat. Jadi saya sudah janji bersama Pak Lurah untuk menyiapkan waktu BPBD Tarakan dan BMKG akan kembali melakukan sosialisasi. Kalau kunjungan tadi itu adalah wujud kehadiran pemerintah menanggapi isu tersebut untuk mmeberikan edukasi dan pemahaman kepada mereka,” bebernya.
Respons dari masyarakat di sana juga lanjutnya akhirnya bisa menerima dan bersedia untuk pulang dan sudah ada yang membongkar tenda.
“Masyarakat diharapkan mendengar informasi dari pemerintah bukan dari media yang tidak bertanggung jawab. In ikan dampaknya ada kehilangan uang, jualan, ekonomi dan rasa sosial terganggu dan itu bisa saja isunya dimanfaatkan. Kami harapkan masyarakat bisa memilah informasi yang bisa dipertanggungjawabkan,” bebernya.
Untuk simulasi nanti aka nada dilaksanakan sekaligus sosialisasi. Sebenarnya rencananya Rabu pekan depan ini akan dilaksanakan.
“Kita itu simulasi sifatnya bukan simulai menggunakan saran besar, paling tidak masyarakat memahami kalau terjadi gempa itu kan bisa memahami bagaimana menghindari,” jelasnya.
Kedua, lanjutnya, sesar Tarakan tidak bisa dihindari.
Sesar Tarakan terbentang melalui wilayah Tarakan dengan garis bujurnya dari arah Tenggara sampai ke arah Timur.
“Tembus Tarakan. Kalau sesar Tarakan bergerak lurus. Bukan turun, jadi ini getaran yang paling memungkinan. Sifatnya gerakan datar bukan patahan vertikal. Kalau berbahaya yang turun, dan Tarakan yang bergerak bangunan. Kalau tsunami potensinya kecil karena dia datar itu informasi BMKG. Namun kembali lagi, gempa tidak bisa diprediksi termasuk pergeserannya. Tidak diketahui kondisinya di dalam itu,” pungkasnya. (*)
Penulis: Andi Pausiah
# Tarakan # BPBD # BMKG # gempa
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.