Tribunnews WIKI
Profil Pong Tiku - Pahlawan Nasional Asal Toraja
TRIBUN-VIDEO.COM - Pong Tiku adalah salah satu Bangsawan Toraja yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan diberi anugerah Pahlawan Nasional Indonesia.
Pong Tiku, atau Ne' Baso merupakan petarung Toraja yang dikenal akan kegigihannya melawan Belanda.
Pong Tiku lahir di Pangala, Tana Toraja, Sulawesi Selatan pada 1846.
Sang ayah yang adalah seorang panglima perang menginspirasi Pong Tiku menjadi sosok pemberani.
Pong Tiku dikenal sebagai musuh Belanda yang menyusahkan karena strategi-strategi perangnya yang cerdik.
Wafat pada tahun 1907 dalam pengeksekusian oleh Belanda, sosok Pong Tiku malah menjadi simbol perjuangan Toraja oleh para penerusnya.
Beberapa sahabat Pong Tiku turut berjuang, beberapa bahkan diasingkan ke luar Toraja.
Masa Kecil
Pong Tiku adalah anak terakhir dari enam bersaudara.
Sang Ayah, Siambe Karaeng adalah seorang panglima perang dan penguasa Pangala.
Pong Tiku lahir pada 1846 di Pangala, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Sejak kecil, sang ayah sering mengajak Pong Tiku ke pertemuan–pertemuan yang membicarakan masalah kemasyarakatan, seperti sengketa adat dan cara–cara penyelesaiannya.
Semasa remaja, Pong Tiku adalah sosok yang ramah terhadap pedagang kopi yang mengunjungi desanya.
Saat terjadi konflik di Baruppu dan Pangala, sang ayah mengutur Pong Tiku untuk memimpin laskar Pangala.
Setelah menguasai Baruppu, Pong Tiku dijadikan raja dengan kekuasaan yang besar.
Saat sang ayah meninggal, Pong Tiku mendapat gelar baru sebagai penguasa.
Perang Kopi
Konflik di Baruppu dan Pangala pada tahun 1880 dinamakan Perang Kopi.
Perang Kopi pada dasarnya adalah perang saudara di Sulawesi Selatan.
Perang terjadi karena adanya persaingan antara pedagang-pedagang yang datang dari daerah lain untuk menguasai perdagangan kopi.
Perang Kopi terjadi pada tahun 1889.
Dalam perang ini Pong Tiku memihak pedagang Sidenreng dan Sawitto dan melawan pedagang Luwu dan Bone.
Meski sempat terdesak, namun pasukan Pong Tiku berhasil memukul mundur laskar Luwu dan Bone.
Berkat perang tersebut, Pong Tiku mulai membangun benteng-benteng untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya.
Di sebelah barat Pangala, dibangun benteng Lalidong, Buntubatu dan Rinding Alla.
Di sebelah timur, dibangun benteng Buntuasu, Tondok, Ka'do dan Mamullu.
Benteng yang memiliki pertahanan terkuat adalah Benteng Buntubatu.
Benteng terdekat dari Pangala adalah benteng Buntuasu.
Pong Tiku menerapkan sistem pajak untuk membantu dana pertahanan kerajaannya dan mengumpulkan senjata-senjata api.
Melawan Penjajah
Pada Juli 1905, raja Gowa mengumpulkan prajurit untuk membantu melawan Gowa.
Para pemimpin, termasuk Pong Tiku berkumpul dan memutuskan untuk berhenti berperang satu sama lain.
Mereka menyadari bahwa ancaman terbesar datang dari Belanda.
Pada Maret 1906, Belanda berhasil memaksa beberapa pemuka adat untuk datang ke Bori dan menyerah.
Pong Tiku menolak tawaran Belanda sampai dua kali.
Dengan kekuatan 150 prajurit, Belanda masuk ke daerah Palopo di bawah komando Kapten Infantri Kilian.
Serangan pertama dilancarkan pada 27 Juni 1906 di benteng Lalidong.
Pong Tiku terdesak ke benteng Buntubatu.
Belanda kembali melancarkan serangan pada 16 Juli 1906 ke benteng Buntuasu.
Banyak korban berjatuhan dari pihak Belanda menyebabkan Belanda mengundur diri.
Serangan ke benteng Kado dan Tando pun berakhir gagal.
Namun penyerangan di benteng Rinding Alla membuahkan hasil.
Belanda akhirnya mengubah taktik dengan menyerang pada dini hari.
Pasukan Pong Tiku terkejut dan akhirnya benteng berhasil disudutkan Belanda.
Persediaan makanan dan senjata makin menipis.
Dalam kondisi tersebut, ibu Pong Tiku meninggal dunia.
Didesak oleh istri-istri anggota pasukannya, Pong Tiku pun menerima tawaran Damai Belanda.
Wafat
Pada 30 Oktober 1906, Belanda menyerang benteng dan menggeledah isinya.
Senjata dalam jumlah ratusan yang disembunyikan Pong Tiku berhasil ditemukan.
Pong Tiku diusir dari benteng dan diperintahkan kembali ke Pangala.
Setelah menyelenggarakan pemakaman sang ibu, Pong Tiku melarikan diri.
Dalam pelariannya, Pong Tiku sadar bahwa dengan jumlah pasukan yang sisa sedikit, akan sulit baginya untuk mengalahkan Belanda.
Namun Pong Tiku tak menyerah.
Sayangnya, tempat persembunyiannya dibocorkan oleh salah satu anak buah Pong Tiku bernama Tappa yang dibujuk Belanda.
Pada 30 Juni 1907, Pong Tiku ditangkap belanda dan dibawa ke penjara di Rantepao.
Belanda mengakhir hidup Pong Tiku dengan menembaknya di tepi sungai Sa'dan pada 10 Juli 1907.
Awalnya dimakamkan di liang Tangelo, Pangala, namun jasad Pong Tiku dipindahkan ke Makam Pahlawan Tana Toraja pada Desember 1960.
Pahlawan Nasional
Pada hari peringatan kematian Pong Tiku, upacara khusus diselenggarakan di ibu kota Sulawesi Selatan, Makassar.
Selain jalan raya, bandara di Tana Toraja juga diberi nama Pong Tiku.
Pemerintah Republik Indonesia menganugerahi Pong Tiku gelar Pahlawan Nasional SK Presiden RI No. 073/TK/2002 pada 6 November 2002.
(TribunnewsWiki/Indah)
ARTIKEL POPULER:
Baca: Profil Raden Inten II - Pahlawan Nasional
Baca: Profil Nyi Ageng Serang - Pahlawan Pejuang Kemerdekaan Indonesia
Baca: Pangeran Antasari - Pahlawan Nasional
TONTON JUGA:
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki
Nasional
SOEHARTO Kembali Diusulkan Lagi Jadi Pahlawan Nasional, Usulan Ini Kini Jadi Sorotan!
Rabu, 19 Maret 2025
Sejarah Hari Ini
Mengenang Kelahiran Buya Hamka, Ulama Inspratif yang Juga Sastrawan, Terima Gelar Pahlawan Nasional
Senin, 17 Februari 2025
LIVE UPDATE
Martha Christina Tiahahu Dikenang Rakyat, Keluarga Ikatan Maluku di Papua Gelar Upacara Peringatan
Sabtu, 4 Januari 2025
Live Update
Perjuangkan Banau & Boki Jadi Pahlawan Nasional, Koalisi Unibra Gelar Aksi di Kantor DPRD Malut
Selasa, 12 November 2024
Live Update
Pj Gubernur Papua Barat Daya Pimpin Ziarah Nasional saat Hari Pahlawan di Trikora Sorong Selatan
Selasa, 12 November 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.