Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Puisi yang ditulis Rafa Januarta Putra, siswa kelas 6 SDN 24 Limo Kaum Balai Labuah Bawah, Tanah Datar, Sumatera Barat jadi sorotan.
Puisi itu seakan menjadi pertanda tragedi banjir bandang di Galodo Sumbar.
Rafa menulis puisi tentang kerusakan lingkungan ini tiga hari sebelum banjir bandang menerjang kawasan tersebut.
Hingga kemudian, Rafa menjadi salah satu dari 13 korban yang hingga Jumat (17/4/2024) sore belum ditemukan.
Saat bencana banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi terjadi, rumah Rafa terkena material yang dibawa derasnya banjir hingga dindingnya jebol.
Rafa pun terbawa arus, bersama ibunya, Elfiana dan kakaknya Fauziah.
"Saat kejadian mereka berempat di dalam rumah, Bapaknya, Zainal selamat, sekarang sedang dirawat di rumah sakit, kalau abangnya yang paling tua si Farhan saat itu sedang di rumah saudaranya," kata Efriadi, teman Rafa.
Puisi karya Rafa Januarta Putra :
Hutan Pelindung ku
Setiap musim hujan tiba
Ini hatiku berdebar-debar
Takut ada yang datang bencana
Ke desaku walau sebentar
Kini banjir bandang menerjang
Karena telah hilang hutan
Pohon-pohon banyak ditebang
Hujan mencurah banjir pun datang.
(Tribun-Video.com/TribunPekanbaru.com)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Sebuah Pertanda, Puisi Bocah SD Korban Banjir Bandang di Sumbar Ini Dibuat 3 Hari Sebelum Kejadian
Kisah Pilu Rafa, Siswa SD Penulis Puisi Tentang Kerusakan Lingkungan Sebelum Bencana Galodo Sumbar
Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Reporter: Ninaagustina
Video Production: Abdul Salim Maula Safari Thoyyib
Sumber: Tribun Pekanbaru
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.