TRIBUN-VIDEO.COM - Peneliti Formappi Lucius Karus menduga, ada konspirasi kekuasaan di balik meroketnya perolehan suara sementara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Pileg 2024 dalam beberapa hari terakhir.
Lucius menyebut anggapan konspirasi itu saling keterkaitan dengan kecenderungan nepotisme yang sudah terlihat melalui pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres dari Prabowo Subianto.
Gibran yang merupakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejauh ini sudah di ambang kemenangan pada Pilpres.
Terlebih saat ini PSI dipimpin oleh adik Gibran, Kaesang Pangarep.
Baca: Jumlah Suara Tiba-tiba Meroket dalam Semalam di Real Count, Warganet Juluki PSI Partai Salah Input
Saat dihubungi Tribunnews.com Minggu (3/3/2024), ia menilai jika terhadap Gibran dugaan permainan berakhir dengan kemenangan, maka hal serupa bisa juga dilakukan terhadap PSI yang dalam hitung cepat nampak tak kuat menembus ambang batas 4 persen.
Tetapi, di real count justru secara menakjubkan bisa mendekati ambang batas parlemen.
Lantas, dia menduga ada peran penguasa guna memuluskan jalan PSI menuju DPR RI.
Ini guna mengamankan semua kekuatan pendukung presiden di pemerintajan mendatang.
Baca: Konspirasi Kekuasaan soal Suara PSI, Jokowi Diprediksi Masuk Golkar, Rusia Pamerkan Rudal Yars
Dugaan itu semakin diperkuat karena disaat bersamaan PPP yang lebih dahulu terlihat sudah menggapai ambang batas justru mulai menurun suaranya di real count.
Dalam catatan Tribunnews.com, Suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari 29 Februari hingga 2 Maret 2024.
Terbaru pada Minggu, 3 Maret 2024 suara PSI tembus 3.13 persen dengan total 2.403.483 suara.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Peneliti Formappi Duga Ada Konspirasi Kekuasaan di Balik Meroketnya Suara PSI
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.