Mayoritas Penduduk Dunia Disebut Dukung Operasi Khusus Rusia ke Ukraina, AS Tak Lagi Dipercaya

Editor: Ramadhan Aji Prakoso

Cameraman: Ramadhan Aji Prakoso

Video Production: yohanes anton kurniawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Sebagaian besar penduduk di dunia disebut lebih mendukung operasi khusus militer Rusia ke Ukraina.

Sebaliknya, Amerika Serikat (AS) telah kehilangan kepercayaannya.

Dikutip dari ria.ru pada Senin (12/6/2023), hal itu dijelaskan, jurnalis terkenal Amerika dan pemenang Hadiah Pulitzer Seymour Hersh pada Minggu kemarin.

Diungkapkan, sudah tampak jelas proporsi negara-negara terutama di Afrika dan Asia telah berhenti menjadi pro-Amerika.

Mereka cenderung menjadi pro-Rusia.

Baca: Rusia Ungkap Tak Ada Prasyarat Negosiasi dengan Ukraina, Peluang Bangun Dialog Mulai Rapuh

Ia menyebut, lebih dari setengah populasi dunia mendukung Rusia dalam operasi militer khususnya ke Ukraina.

"Proporsi negara, terutama di Afrika dan Asia , yang telah berhenti menjadi pro-Amerika dan menjadi pro-Rusia, cukup mencolok. Lebih dari setengah populasi dunia mendukung Rusia dalam perangnya," kata Hersh.

Terkait keberadaan dan posisi AS, Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa Amerika Serikat telah kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri di dunia.

Hersh mencontohkan, pemulihan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran yang menurutnya sudah menandakan perubahan signifikan.

Selain itu, Arab Saudi menjual seperempat minyaknya ke China.

Namun, Arab Saudi segera bereaksi dengan mengurangi produksi minyak.

Baca: Perseteruan Makin Sengit! Wagner Ejek Rusia hingga Ogah Gabung dengan Militer Moskow di Medan Perang

"Ini, menurut pendapat saya, terjadi karena Ukraina. Omong-omong, Arab Saudi menjual seperempat minyaknya ke China . Saudi segera bereaksi dengan mengurangi produksi minyak, dan Iran sebagai tanggapan atas hal ini memengaruhi Houthi, yang menjadi sasaran mereka." memiliki pengaruh yang kuat di Yaman . Akibatnya, kami mendapat kesepakatan yang kami sendiri tidak pernah bisa dapatkan. Jadi, kami diperas, ”aku Hersh.

Hersh lantas memperingatkan bahwa serangan balasan Angkatan Bersenjata Ukraina yang telah dimulai akan menimbulkan konsekuensi negatif bagi Ukraina sendiri.

Termasuk berdampak pada Amerika Serikat dan NATO.

Sebagaimana informasi sebelumnya, perang Rusia dan Ukraina telah menyita perhatian dari berbagai kalangan di seluruh dunia.

Di China ada survei siapa yang paling bertanggung atas konflik tersebut.

Sebanyak 80 persen warga China menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan Barat dalam perang di Ukraina.

Dikutip dari RT.com, pada Mei lalu, survei ini diterbitkan oleh Pusat Keamanan dan Strategi Internasional di Universitas Tsinghua.

Universitas tersebut adalah perguruan tinggi riset negeri utama di Beijing, China.

Baca: Tantang Rusia, Zelensky Blak-balakan Akui Serangan Balasan Sedang Berlangsung: Sampaikan ke Putin

Dalam surveinya, 80,1% responden menyalahkan AS dan negara-negara Barat atas pecahnya perang di Ukraina.

Sementara, sebanyak 11,7% menyalahkan Ukraina.

Adapun, 8,2% menganggap Rusia bertanggung jawab atas perang yang terjadi karena memulai serangan.

Dalam jajak pendapat ini, masyarakat China tidak mempercayai AS.

Sebanyak 59,1% memiliki opini "sangat tidak menguntungkan" atau "agak tidak menguntungkan" terhadap AS.

Sementara, 58,4 persen memandang baik Rusia.

Hanya, 7,8 persen berpendapat "sangat tidak menguntungkan" atau "agak tidak menguntungkan" terhadap Rusia.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah China telah mengambil sikap netral terhadap perang kedua negara.

Namun, Beijing menolak seruan dari AS untuk mengutuk atau memberi sanksi kepada Moskow atas konflik ini.

Kementerian Luar Negeri China menerangkan, ekspansi NATO ke arah timur sebagai penyebab utama permusuhan.

(Tribun-Video.com/ ria.ru)

Artikel ini telah tayang di ria.ru dengan judul: Большинство населения мира поддерживает спецоперацию России, заявил Херш

# Penduduk # Invasi Rusia -Ukraina # Amerika Serikat # Rusia

Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda