Minggu, 11 Mei 2025

LIVE UPDATE MANCANEGARA

Rusia Ungkap Tak Ada Prasyarat Negosiasi dengan Ukraina, Peluang Bangun Dialog Mulai Rapuh

Senin, 12 Juni 2023 14:38 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Juru Bicara Istana Kremlin Rusia ,Dmitry Peskov menerangkan, saat ini tidak ada prasyarat untuk menggelar pembicaraan dengan Pemerintah Ukraina.

Bahkan, ia menyebut fondasi untuk membangun dialog kedua negara sudah rapuh.

Dikutip dari tass.com pada Senin (12/6/2023), Peskov mengatakan kerapuhan fondasi membangun komunikasi damai dengan Ukraina karena tiga hal.

Pertama Pemerintah Ukraina tidak bersedia.

Kedua, tidak ada kesiapan.

Baca: Membelot, Lebih dari 10 Negara Anggota Tak Sudi Terima Ukraina Gabung NATO, Gegara Alasan Ini

Ketiga, tidak dibolehkan untuk mengadakan negosiasi.

“Saat ini tidak ada prasyarat untuk kesepakatan. Terlebih lagi, saat ini tidak ada fondasi, bahkan rapuh, untuk membangun dialog apapun. Kita lihat: pertama, rezim tidak bersedia, kedua, tidak siap dan ketiga, tidak diperbolehkan oleh penangannya [untuk mengadakan negosiasi], seperti yang bisa kami katakan, tanpa keraguan," kata Peskov.

Juru bicara sebelumnya mengatakan bahwa Rusia akan berusaha memastikan keamanannya sendiri.

Hal ini sebagai kesiapsiagaan ekspansi NATO ke perbatasan negara dan pengakuan Ukraina ke aliansi militer itu.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev membeberkan alasan dibalik Ukraina tak mau gencatan senjata.

Hal ini karena Amerika Serikat (AS) melarang Ukraina melakukannya.

Baca: Belum Dibayar, Kronologi Jusuf Hamka Tagih Utang Rp 800 M ke Pemerintah

Patrushev AS menginginkan permusuhan dengan Rusia.

Dikutip dari rt.com, selain AS, Patrushev juga menuduh Inggris menghalangi perdamaian.

Hal tersebut ia ungkapkan dalam jumpa pers di Belarus.

“Saya dapat mengidentifikasi negara-negara yang paling tertarik [dalam permusuhan lanjutan] – mereka adalah AS dan Inggris,” katanya

Ia menyebut AS dan Inggris menjadi biang keladi untuk memperpanjang kekerasan dan tidak peduli dengan penderitaan manusia bagi rakyat Ukraina.

“Dan orang harus menyadari dengan jelas bahwa mereka tidak peduli dengan kematian orang, karena itu bukan rakyat mereka, mereka tidak mengobarkan perang di tanah mereka sendiri, ujarnya.

Patrushev lantas mengingatkan awak media bahwa Rusia dan Ukraina hampir gencatan senjata pada minggu-minggu pertama konflik.

Baca: Tantang Rusia, Zelensky Blak-balakan Akui Serangan Balasan Sedang Berlangsung: Sampaikan ke Putin

Tetapi pemerintah Ukraina menarik diri dari pembicaraan damai karena ditekan AS.

Pejabat itu merujuk pada negosiasi di Istanbul.

Kala itu Ukraina mengusulkan untuk berjanji netral dengan imbalan jaminan keamanan.

Hal tersebut lantas disetujui Moskow untuk sementara.

Selain itu, Patrushev Rusia bukanlah target akhir negara-negara Barat.

Ia menilai, target selanjutnya adalah China.

Sekretaris Dewan Keamanan Rusia menekankan, Barat dan AS ingin mendominasi dunia.

Namun, menurutnya, tidak bisa diterima dan tidak akan terjadi.

“Target utama mereka adalah China. Mereka [bermaksud] mendominasi dunia, tapi itu tidak bisa diterima dan tidak akan terjadi," ujarnya.

Ia menggambarkan permusuhan di Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang lebih besar.

Perang itu dilancarkan oleh AS dan sekutunya melawan Rusia yang bertujuan untuk melestarikan hegemoni kekuatan Barat.

(Tribun-Video.com/ tass.com )

Artikel ini telah tayang di tass.com dengan judul No pre-requisites exist for talks with Kiev regime, says Kremlin

# Rusia # Vladimir Putin # negosiasi # Volodymydr Zelensky

Editor: Ramadhan Aji Prakoso
Videografer: Ramadhan Aji Prakoso
Video Production: yohanes anton kurniawan
Sumber: Tribun Video

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved