Minggu, 11 Mei 2025

LIVE UPDATE MANCANEGARA

Membelot, Lebih dari 10 Negara Anggota Tak Sudi Terima Ukraina Gabung NATO, Gegara Alasan Ini

Senin, 12 Juni 2023 14:31 WIB
Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Sebanyak lebih dari 10 negara anggota tidak mendukung Ukraina bergabung dengan NATO.

Hal ini salah satu faktornya Ukraina masih berkonflik dengan Rusia.

Dikutip dari rt.com pada Senin (12/6/2023), Wakil Kepala Kantor Presiden Ukraina, Igor Zhovkva.

Ia menerangkan, 21 negara anggota NATO telah meyakinkan dukungan Ukraina.

Namun, sisanya sebanyak 11 tidak mendukung Ukraina bergabung dengan NATO.

Baca: Stok Senjata Eropa Disebut Habis Gegara Pasok ke Ukraina, Butuh 5-10 Tahun Lagi untuk Pulih

Diketahui, anggota NATO sebanyakm 31 negara.

Pernyataan Zhovkva diposting dalam akun Facebooknya setelah Zelensky dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menandatangani dokumen di Kiev yang menandakan persetujuan Ottawa untuk Ukraina menjadi bagian dari NATO.

Dikatakan, Kanada menjadi satu-satunya di antara negara G7 yang tegas mendukung Ukraina gabung NATO.

"Deklarasi bersama itu dengan jelas memperbaiki dukungan untuk keanggotaan Ukraina di NATO dari pihak Kanada segera setelah kondisi memungkinkan. Ini adalah kata-kata terkuat di antara semua negara G7 yang menjadi anggota NATO," tulis Zhovkva.

Zhovkva berujar Deklarasi serupa juga baru-baru ini ditandatangani dengan pemerintah Rumania.

Menurut wakil kepala kantor Volodymyr Zelensky itu, perkembangan tersebut adalah tahap lain persiapan untuk KTT NATO yang sukses di Vilnius pada bulan Juli untuk Ukraina.

Akan tetapi, beberapa waktu lalu, utusan AS untuk NATO Julianne Smith mengatakan bahwa keanggotaan Ukraina ke NATO menjadi "tidak mungkin" selama Kiev tetap berkonflik dengan Moskow.

Baca: Sindiran Keras Donald Trump ke Joe Biden, Sebut AS Kehabisan Amunisi Gara-gara Bantu Ukraina

Namun, Smith menjelaskan bahwa selama pertemuan yang akan datang di ibu kota Lituania, NATO masih ingin mengirimkan pesan ke Ukraina.

Yakni NATO bertekad untuk terus membantunya dalam jangka panjang.

Di sisi lain, Rusia memandang ekspansi NATO yang terus berlanjut ke arah timur sebagai ancaman terhadap keamanannya.

Hal ini menjadi salah satu alasan Rusia melancarkan operasi militer terhadap negara tetangga pada Februari 2022.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, residen Rusia, Vladimir Putin mengaku Rusia ditipu dengan ulah NATO dan Ukraina.

Pasalnya, NATO nekat melakukan ekspansi ke Eropa timur yang berada di dekat Moskwa.

Termasuk Ukraina dalam deklarasi kemerdekaannya menjadi negara netral justru memihak NATO dan Barat.

Hal ini disampaikan Kepala Negara dalam wawancara dengan Direktur Jenderal Badan Inisiatif Strategis Svetlana Chupsheva di ruang kreatif Zotov Center, Moskow pada Selasa (30/5/2023).

Baca: Sindiran Keras Donald Trump ke Joe Biden, Sebut AS Kehabisan Amunisi Gara-gara Bantu Ukraina

Rilis wawancara ini termuat dalam laman resmi Istana Kremlin, Rusia.

Topik dari wawancara itu terkait dengan pendapat Putin soal serangan drone Ukraina ke Ibu Kota Rusia, Moskow.

Dalam momen itu, Putin menceritakan bahwa perseteruan Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah lama.

Putin menerangkan, wilayah Ukraina hampir dikuasai sejak awal oleh orang-orang yang dipimpin oleh Barat.

Menurutnya, mereka tidak hanya melawan Rusia, tetapi juga menciptakan "anti-Rusia" di wilayah itu.

"Setelah runtuhnya Uni Soviet, beberapa persaingan antara Rusia dan Ukraina tidak dapat dihindari - jelas - tetapi tampaknya mereka yang berurusan dengan hal ini percaya bahwa hal ini akan dilakukan dengan cara yang beradab, dan terlebih lagi, berkaitan dengan kedekatan sejarah, budaya, dan bahasa kami. Namun sayangnya, semuanya berjalan dengan cara lain, yang seharusnya sudah diperkirakan," tukasnya.

Putin menjelaskan, sebenarnya sejak awal merdeka, Ukraina menyatakan diri sebagai negara netral.

Diungkapkan, bahkan hal ini tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaan Ukraina.

Baca: Live Update Mancanegara: Serangan Balasan Ukraina | Banyak Orang Dukung Operasi Khusus Rusia

" Saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa, pada saat Ukraina muncul sebagai negara merdeka, sejak awal, sejak langkah pertama, Ukraina menyatakan diri sebagai negara netral: hal ini tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaannya," terangnya.

Putin berujar secara bertahap, Ukraina justru ingin bergabung dengan NATO.

Kepala Negara Rusia mengatakan, NATO merupakan sebuah organisasi yang memusuhi Rusia dan dibentuk semata-mata untuk memerangi Uni Soviet dan Rusia.

"Namun, secara bertahap, mereka beralih ke jalan yang berbeda: bergabung dengan NATO, sebuah organisasi yang memusuhi Rusia dan dibentuk semata-mata untuk memerangi Uni Soviet dan Rusia," ujarnya.

Disebutkan Kepala Negara, pada tahun 2008, tanpa tanda-tanda eksternal dan ketegangan militer-politik, Ukraina mengumumkan bahwa akan bergabung dengan NATO yang isinya negara-negara Barat dan AS.

Baca: Dikepung Rusia dari 3 Arah, 50 Tentara & 3 Tank Leopard Ukraina Dihabisi, Makin Ganas Hadapi Balasan

Pernyataan itu diumumkan di Ibu Kota Bukares, Rumania.

Menurutnya, pada pertemuan puncak itu NATO membuka pintu lebar untuk Ukraina.

"Dan pada tahun 2008, tanpa tanda-tanda eksternal, tanpa ketegangan militer-politik, mereka mengumumkan bahwa mereka bergabung dengan NATO, mereka ingin bergabung dengan NATO, dan negara-negara Barat - anggota aliansi - mengumumkan di Bukares, menurut saya, pada pertemuan puncak, bahwa pintu NATO terbuka untuk Ukraina," bebernya.

Ia mengaku Rusia ditipu NATO yang pada akhirnya melakukan ekspansi ke Eropa timur.

Hingga mencapai Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia.

"Kami tidak hanya ditipu dan diberitahu bahwa tidak akan ada ekspansi NATO ke timur, tetapi kemudian, mereka juga mencapai Ukraina," terangnya.

(Tribun-Video.com/ rt.com )

Artikel ini telah tayang di rt.com dengan judul More than ten NATO states don’t support Ukraine's bid – Kiev

# NATO # Ukraina # Negara NATO # Volodymydr Zelensky

Editor: Ramadhan Aji Prakoso
Videografer: Ramadhan Aji Prakoso
Video Production: yohanes anton kurniawan
Sumber: Tribun Video

Tags
   #NATO   #Ukraina   #Negara NATO   #Volodymydr Zelensky

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved