Santer Berita Bayi Bermata Satu di Mandailing Natal, para Ahli Jelaskan Penyebabnya

Editor: Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Reporter: Yulita Futty Hapsari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Bayi pengidap cyclopia yang lahir dengan kondisi memiliki mata satu di Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera utara, Kamis (13/9/2018), meninggal delapan jam setelah dilahirkan.

Dilansir dari laman Mirror, cyclopia terjadi ketika proses pembentukan embrio kedua mata tidak bisa terpisah sehingga bergabung saat lahir.

Dr Ahmed Badruddin menuturkan, cyclops syndrome atau yang biasa disebut cyclopia tidak hanya terjadi pada bayi hewan, tapi juga bayi manusia.

"Paparan radiasi dalam rahim atau kombinasi obat-obatan yang berbeda yang dikonsumsi selama kehamilan bisa menjadi pemicunya," ujar dr Ahmed.

Ahmed menuturkan, banyak bayi dengan kondisi ini juga memiliki cacat jantung, sehingga mereka hanya bertahan hidup selama beberapa hari.

Baca: Fakta-fakta Bayi Bermata Satu di Mandailing Natal: Tanpa Hidung hingga Kejadian ke-7 di Dunia

Prevalensi cyclopia terjadi pada 1 dari 100.000 kelahiran bayi.

Peneliti LIPI, Anang Setiawan Achmadi, menyebut, bayi yang terlahir dengan kondisi cyclops syndrome biasanya tidak akan bertahan lama.

"Karena beberapa bagian tubuhnya tidak sempurna, biasanya fungsi beberapa organ tubuh jadi tidak bisa berjalan normal. Dia akan cepat mati. Tidak akan bertahan," ucap Anang.

Selain faktor terpapar radiasi seperti yang sudah dijelaskan, ada pula faktor lain yang menjadi penyebab yakni faktor genetik.

"Secara herediter faktor resesifnya yang muncul," kata Anang.

Baca: Malu dan Takut Ketahuan Hamil, Ibu Kandung Tega Buang dan Kubur Bayinya

Faktor masuknya zat kimia tertentu pada ibu hamil juga bisa menyebabkan cyclops syndrome pada sang bayi.

"Kalau di manusia bisa saja karena pengaruh obat yang berlebihan. Misalnya obat untuk kehamilan yang bersifat kontradiksi," terangnya.

Anang menambahkan bahwa faktornya sangat kompleks bisa juga disebabkan pengalaman traumatis saat masa kehamilan.

Dilansir dari Tribun Medan, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mandailing Natal Syarifuddin Nasution mengatakan, selain obat-obatan yang pernah dikonsumsi ibu, cyclopia juga bisa dikarenakan virus.

Sejak awal, Syarifuddin memang merasa pesimistis bayi perempuan satu mata ini dapat bertahan hidup lama.

Baca: Diobati Pria yang Mengaku Dokter, Dada Bayi dengan Kelainan Jantung Diduga Disayat Tanpa Bius

"Memang dari awal kita sudah prediksi umur bayi ini tidak lama, karena kondisinya sangat buruk," kata Syarifuddin.

Diberitakan sebelumnya, bayi perempuan yang lahir pada Kamis (13/9/2018) lahir dengan kondisi memiliki mata satu dan tidak memiliki hidung.

Kelainan ini pun membuat sang ibu, Surianti, dan suaminya, yang merupakan pekerja tambang, masih sangat syok.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, bayi perempuan itu merupakan anak kelima mereka.

Simak videonya di atas!(Tribun-Video.com/Yulita Futty Hapsari)

 

TONTON JUGA:

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/QvpCrlSyLWw" width="520" height="292" scrolling="no" frameborder="0"></iframe>
Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda