Curhatan Nelayan di Lombok Timur soal Harga BBM Naik: Hasil Jual ikan Cuma Bisa Pakai Beli MInyak

Editor: Danang Risdinato

Video Production: Lalu Yusuf Wibisono

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Nelayan di Lombok Timur mengeluhkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Para nelayan ini bersandar di Dusun Montong Meong, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur

Bagi para nelayan, harga BBM menimbulkan dampak yang signifikan.

Bagaimana tidak, setiap harinya perahu yang mereka gunakan melaut paling tidak menghabiskan 5 liter bensin jenis Pertalite.

Lebih-lebih dengan kondisi cuaca buruk yang saat ini melanda, membuat para nelayan semakin tercekik.

Sadri (35) salah seorang nelayan, mengeluhkan kondisi yang dihadapinya terkait kenaikan harga BBM ini.

"Sangat besar sekali dampak kenaikan BBM ini, pendapatan kita kecil namun harga minyak naik," ucapnya, Rabu (7/9/2022).

Baca: Aksi Tolak BBM Naik, Aliansi Mahasiswa Bawa Keranda dengan Foto Jokowi dan Erick Tohir

Kata dia, BBM menjadi faktor penting yang mempengaruhi aktivitas melaut para nelayan di dusun Montong Meong, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur.

"Satu hari saja maksimal kita nelayan membutuhkan bensin sekira 5 liter lebih. Belum lagi dihitung pengeluaran untuk makan, rokok dan sebagainya, dengan harga ikan yang 1 kilo hanya 20 ribu itupun modal yang balik hanya uang rokok saja," tuturnya.

Lebih lanjut Sadri bercerita, satu kali jalan melaut saja nelayan paling tidak membutuhkan minimal 3 liter lebih bensin jenis Pertalite.

Namun dengan kenaikan harga BBM yang saat ini terjadi, ia terpaksa merogoh kocek dua kali lipat dari biasanya.

Apalagi bensin jenis Pertalite yang ia gunakan berasal dari pedagang eceran yang relatif lebih mahal.

"Setiap hari minimal kita beli Pertalite itu 3 liter yang harganya 1 liter saja di eceren sekarang Rp12 ribu, pendapatan pun paling banyak 2 kilo ikan, 1 kilonya harganya itu Rp20 ribu ikan, ya gimana pak, susah juga kita jadi rakyat kecil," katanya haru.

Baca: Curhat Nelayan Lombok Timur soal BBM Mahal, Tak Terbeli hingga Perahu Mogok di Tengah Laut

Dia membandikan perbedaan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM ini.

"Sebelum naik ada keuntungannya walaupun sedikit, namun kalau naik ini sangat berdampak sekali, enggak ada hasilnya, hanya ada buat beli bensin saja," imbuhnya.

Sementara ini harga ikan yang dijual nelayan sama dengan sebelumnya.

"Kita jual ikan pun sama dengan harga sebelum BBM naik ini, karena kalau kita jual dengan harga mahal, nggak ada yang mau membelinya. Ini yang pembeli-pembeli ini taunya segitu saja, tidak tau kita lelah, angin, cuaca dan sebagainya," sebutnya.

Nelayan juga, kata dia, karena terkendala BBM sering melaut dengan modal nekat, walaupun dirasa bensin kurang, namun untuk menyambung hidup nelayan nekat melaut.

"Karena BBM ini sering kita melaut dengan nekat saja, tidak jarang perahu kita mogok di tengah laut. Dan untuk sekedar meminta pertolongan nelayan lain, kita kadang harus terombangambing di tengah laut sampai ber jam-jam," sebutnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Curhat Nelayan Lombok Timur: BBM Mahal Tak Terbeli, Perahu Pun Mogok di Tengah Laut

# nelayan # Lombok Timur # Dampak Harga BBM Naik # Harga BBM Naik

Sumber: Tribun Lombok
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda