BEDA KDM & PRAMONO ANUNG soal Anak Nakal, Jakarta Tak akan Ikuti Program Pendidikan di Barak

Editor: Erwin Joko Prasetyo

Video Production: Muhammad Ulung Dzikrillah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim atau Chico Hakim, mengatakan memasukkan siswa nakal ke barak militer tak akan diterapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Menurutnya, Pemprov Jakarta sudah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi tawuran yang marak di ibu kota.

Jadi kebijakan tersebut akan berbeda dengan yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

"Enggak ada (kebijakan soal barak militer). Jakarta mempunyai kebijakan tersendiri terkait dengan menertibkan warga, mendidik anak-anaknya dan membina warganya," ucapnya, Selasa (12/5/2025), dilansir Tribun Jakarta.

Chico menyebut, Pemprov DKI Jakarta lebih memilih menggunakan cara lain, salah satunya mengadakan kegiatan yang positif.

Dengan begitu, anak muda di Jakarta tak punya waktu lagi untuk melakukan kegiatan negatif seperti tawuran.

"Taman dibuka sampai malam, artinya membuka ruang bagi anak-anak untuk berkreasi di tempat yang seharusnya, termasuk perpustakaan," ujarnya.

Selain itu, Chico mengeklaim, Pemprov DKI akan tegas dalam menindak pelaku tawuran.

Operasi gabungan dengan melibatkan unsur TNI/Polri pun terus digencarkan di daerah-daerah rawan.

Baca: ALASAN DEDI MULYADI Hentikan Kegiatan Study Tour dan Wisuda Sekolah, Tekan Angka Pinjol

"Jadi artinya memang selalu ada koordinasi terkait operasi yang dilakukan dan memang tidak ada tempat untuk kekerasan di Kota Jakarta dan sampai hari ini (operasi penertiban) masih terus dilakukan," tutur Chico.

Bahkan, sambungnya, sudah ada beberapa pelaku tawuran yang ditangkap dan diproses hukum.

Hanya saja, dirinya tak merinci berapa jumlah pelaku tawuran yang telah diserahkan kepada aparat kepolisian.

"Harapan kami tentu apa yang menjadi operasi ini bukan hanya menangkap ayau memproses hukum, tapi juga memberikan efek jera dan efek takur atau shock therapy."

"Sehingga kegiatan-kegiatan yang ilegal dan khususnya berbentuk kekerasan itu bisa dicegah," ungkapnya.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi sangat yakin program pengiriman siswa nakal ke barak militer akan efektif membentuk kedisiplinan dan memperbaiki perilaku pelajar bermasalah di daerahnya.

Baca: KENA MENTAL! Komika Yang Sebut KDM Mulyono Sunda, Kini Menghilang Seusai Viral

Ia menegaskan, program itu bukan sekadar hukuman, melainkan sebagai bentuk pembinaan yang terstruktur dan terpantau.

Hal itu disampaikan Dedi setelah bertemu dengan Menteri HAM Natalius Pigai di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

"Saya sangat yakin 100 persen ini berhasil. Dan kami kan lebih baik punya keyakinan dan melaksanakan daripada melakukan pembiaran," ucapnya.

Dedi menegaskan, dirinya tak akan menjalankan program ini jika tak punya keyakinan berdasarkan pengalaman pribadi.

"Ya yakin, kan tidak mungkin saya lakukan kalau saya tidak meyakini. Saya selama ini melakukan riset, keliling, memahami, kemudian menangani," tuturnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Kirim Siswa ke Barak Militer, Pramono Anung Pilih Buka Taman dan Perpustakaan hingga Malam

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda