TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Joko Widodo membeberkan kondisi minyak dunia yang mengalami kenaikan harga selama Pandemi Covid-19.
Ia menegaskan kondisi sekarang tidak baik-baik saja.
Bahkan, ditengah gejolak itu, pemerintah masih tahan tak menaikkan harga BBM pertalite yang disubsidi APBN.
Hal itu diungkapkan Kepala Negara saat acara Peringatan Hari Keluarga Nasional di Medan, Sumatera Utara, (7/7/2022).
Orang nomor satu di Indonesia itu menerangkan, konflik Rusia dan Ukraina mempengaruhi harga pangan dan energi di dunia.
Terlebih diterpa adanya Pandemi Covid-19 selama 2,5 tahun ini.
Diungkapkan Kepala Pemerintahan, sebelum pandemi Covid-19, harga minyak dunia 60 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Baca: Pemerintah Masih Tahan Harga Pertalite agar Tak Naik, Padahal Harga di Sejumlah Negara Jauh di Atas
Terkini, harga minyak dunia mengalami kenaikan signifikan menyentuh kisaran 100 dolar AS per barel.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengingatkan agar waspada terhadap kondisi sekarang.
Dikatakannya, inipun negara masih mampu menahan agar harga BBM pertalite tidak mengalami kenaikan.
Hal ini lantaran pemerintah masih memberikan subsidi melalui APBN.
"Sudah (naik) dua kali lipat. Hati-hati. Negara kita ini masih kita tahan untuk tidak menaikan yang namanya Pertalite," ujar Jokowi saat acara Peringatan Hari Keluarga Nasional di Medan, Sumatera Utara, (7/7/2022).
Presiden mengajak berdoa agar APBN masih tetap kuat memberikan subisdi.
Baca: Mobil Kategori Mewah Tak Hanya 2.000 cc ke Atas, 1.500 cc Juga Ikut Dikaji Pembatasan Pertalite
Disebutkan Presiden, harga pertalite sekarang jauh lebih terjangkau dari negara-negara lainnya yang mengalami kenaikan harga.
Ia mencontohkan di Jerman dan Singapura harga BBM menyentuh Rp 31 ribu per liter.
Selanjutnya, di Thailand harga BBM mencapai Rp 20 ribu per liter.
"Kita masih Rp 7.650. Karena apa? Disubsidi oleh APBN. Jangan tepuk tangan dulu. Ini kita masih kuat, dan kita berdoa supaya APBN masih kuat memberi subsidi. Kalau sudah tidak kuat, mau gimana lagi? Ya kan? Kalau BBM naik ada yang setuju? Tidak. Pasti semua akan ngomong tidak setuju," ujar Jokowi.
Tak hanya itu, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia masih impor separuh kebutuhan BBM.
Tepatnya sebanyak 1,5 juta barel.
Ini artinya jika harga minyak dunia meningkat maka Indonesia harus membayar lebih banyak.
(Tribun-Video.com/ Bima Maulana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.