Seorang Walkot Ukraina Membelot ke Rusia, Sosoknya sejak Lama Berkomunikasi dengan Presiden Donetsk

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Wali Kota Sviatogorsk, Ukraina bernama Vladimir Bandura diketahui telah membelot ke Republik Rakyat Donetsk yang merupakan wilayah Ukraina pro Rusia.

Nama Bandura dulu sempat menjadi sorotan seusai menyoroti aksi pasukan militer Ukraina melakukan pembakaran biara yang berada di dekat Donetsk.

Kabar pindahnya Bandura disampaikan oleh Presiden Donetsk, Denis Pushilin.

Baca: Retetan Serangan Rudal Ukraina ke Kelompok Separatis Republik Rakyat Donetsk, Sejumlah Orang Terluka

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Pushilin mengaku sebenarnya sudah sejak lama berkomunikasi dengan Bandura.

Pushilin menjelaskan, Bandura sesungguhnya sudah sejak lama menanti momen kemerdekaan Donetsk.

"Untuk alasan yang jelas, sang wali kota harus merahasiakan sikapnya," ujar Pushilin, Senin (13/6/2022).

Pada 7 Juni 2022 lalu, Bandura mengunggah sebuah video biara dalam kondisi terbakar.

Pada saat itu otoritas Ukraina menegaskan bahwa apa yang disuarakan oleh Bandura adalah kebohongan dan bertujuan untuk menjelek-jelekkan pasukan militer Ukraina.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa pasukan Ukraina telah meledakkan sebuah jembatan di daerah Svyatogorsk.

Serangan ini memutuskan hubungan jalan terpendek antara bagian utara utama pemukiman dan sisa wilayah DPR.

Baca: Jembatan Terakhir ke Sievierodonetsk Terputus, Bantuan Warga Sipil dan Tentara Ukraina Berhenti

Sebagai informasi, Svyatogorsk memang terletak di perbatasan antara dua republik Donbass.

Menurut Shoigu, pasukan Rusia dan sekutu merebut 15 komunitas di dekat sungai saat mereka maju melawan pasukan Ukraina.

Dia mengklaim bahwa keberhasilan telah menghasilkan 'pembebasan' dari 97% wilayah yang diklaim oleh Republik Rakyat Lugansk (LPR).

Menteri kepercayaan Presiden Vladimir Putin ini mengklaim bahwa semua daerah pemukiman Severodonetsk sekarang berada di bawah kendali Rusia, dengan pertempuran terbatas di pinggiran industri kota.

Menurut Shoigu, tentara Ukraina terus menyerah, hingga jumlah tawanan perang telah mencapai 6.489 orang.

Severodonetsk adalah rumah administrasi wilayah Lugansk yang ditunjuk Kiev, yang diperebutkan oleh LPR yang diakui Rusia.

Kota itu menyaksikan pertempuran intensif dalam beberapa pekan terakhir ketika milisi LPR dan pasukan Rusia maju.

Baca: Rusia Hancurkan Jembatan Penghubung, Pasukan Ukraina Tak Bisa Melarikan Diri di Sieverodonetsk

Pejabat di Kiev mengklaim pekan lalu bahwa pasukan Rusia telah diizinkan memasuki kota sebelum serangan balik besar-besaran yang dimaksudkan untuk melenyapkan mereka.

Sergey Gaidai, kepala administrasi sekutu Kiev, mengklaim bahwa pasukan Ukraina berhasil merebut kembali separuh kota pada satu titik, tetapi harus mundur kemudian.

Beberapa ahli percaya bahwa peristiwa yang terjadi di Severodonetsk mirip dengan yang terjadi di Mariupol, pelabuhan utama di wilayah yang sekarang dikendalikan oleh Republik Rakyat Donetsk (DPR).

Pembela kota berlindung di pabrik Azovstal selama berminggu-minggu setelah terputus dari pasukan utama Ukraina sebelum akhirnya menyerah.

Hal yang sama mungkin terjadi dengan garnisun Severodonetsk dan pabrik kimia Azot.

Pada kesempatan yang sama, Shoigu juga mengatakan rakyat Mariupol berangsur-angsur kembali ke kehidupan damai.

Pelabuhan telah mulai menerima kapal kargo lagi, sementara layanan publiknya memperbaiki utilitas kota seperti sistem distribusi air dan jaringan listrik.

"Kementerian Pertahanan dan monopoli kereta api Rusia RZhD telah menciptakan kondisi untuk melanjutkan transit penuh antara Rusia, Donbass, Ukraina dan Krimea," kata Shoigu.

Ia menambahkan rekonstruksi rel kereta api mencakup sekitar 1.200 km rel.

Politisi Ukraina Membelot Dukung Rusia

Sementara itu, Anggota parlemen Ukraina bernama Ilya Kiva (44) pernah mengeluarkan statement kontroversial terkait konflik antara Rusia dan Ukraina.

Kiva sendiri telah dikeluarkan dari parlemen Ukraina setelah dicap sebagai pengkhianat karena mendukung invasi yang dilakukan oleh pemerintah Rusia.

Selain mendukung invasi, Kiva meminta agar Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, pernyataan ini disampaikan oleh Kiva lewat akun Telegram miliknya.

"Ingat!!! Mereka takut dan segan hanya kepada kekuatan!!!" tulis Kiva.

Kiva menyampaikan bagaimana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan negara-negara barat takut akan senjata nuklir yang dimiliki oleh Rusia.

"Hanya ini (senjata nuklir) yang dapat mengakhiri konfrontasi yang terjadi, tidak hanya dengan otoritas Ukraina, tapi dengan seluruh negara barat yang aktif dan terlibat dalam konflik militer di Ukraina," ungkap Kiva.

"Jika seseorang berpikir ini tidak sesuai aturan, ingat: negara barat yang menulis aturan tersebut sesuai dengan kepentingan mereka dan agar semakin efektif menghancurkan mu," tulisnya.

Kiva diketahui dikeluarkan dari parlemen Ukraina pada bulan Maret lalu.

Saat ini Kiva diduga sedang bersembunyi di Rusia.

(Tribun-video.com/TribunWow.com)

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Dulu Bongkar Kasus Militer Ukraina Bakar Biara, Wali Kota Sviatogorsk Kini Membelot ke Rusia

# Rusia # Ukraina # Republik Donetsk # Donetsk # Wali Kota # Republik Rakyat Donetsk  

 

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda