Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUN-VIDEO.COM, KOTA SERANG - Masjid Kasunyatan memiliki suasana sunyi dan jauh dari suara bising.
Masjid itu kokoh berdiri di tengah pemukiman warga di RT 09/03, Kampung Kasunyatan, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Di bagian samping masjid, terdapat makam Syekh Abdul Syukur Sepuh, Syekh Ahmad Al-Madani, Syekh Abdul Syukur Anom, Pangeran Arya Kasunyatan dan Nyai Ratu Asiyah.
Pondasi bangunan utama masjid berasal dari bongkahan kayu kokoh yang masih terawat.
Baca: Kunjungi Masjid Al-Munawwarah di Tapalang, Gubernur Aceh Nova Iriansyah Disambut Tari To Pemanna
Soko guru kayu dibentuk dari buah labu seperti di Masjid Agung Banten.
Masjid itu bergaya khas Jawa dengan atap tumpang.
Masjid itu juga dilengkapi menara masjid, tempat salat perempuan, mimbar dan mihrab, pedang zufikar, dan tembikar.
Masjid Kasunyatan diperkirakan dibangun tahun 1530 oleh Sunan Ampel, dan termasuk masjid bersejarah di Banten.
Ketua DKM Masjid Kasunyatan, Nurul Falah (47) mengatakan, menara masjid memiliki fungsi untuk mengumandangkan azan.
10 tahun yang lalu, menara itu masih difungsikan, namun seiring perkembangan zaman, suara azan kurang terdengar sehingga masyarakat meminta untuk azan menggunakan speaker masjid.
Kegiatan yang dilaksanakan di masjid selama ramadan adalah shalat tarawih berjamaah, buka puasa bersama, tadarus malam atau mimikran.
Selepas tarawih, terdapat tradisi turun temurun yang biasa dilaksanakan di masjid selama ramadan, yaitu membaca salawat dan silsilah sultan.
"Shalawatan khas setelah tarawih pembacaan sejarah Banten, sarsilah dan diikuti oleh para jamaah, setalh itu baca niat puasa," ujarnya pada TribunBanten.com saat ditemuibdi masjid, Selasa (5/3/2022).
Setelah itu, kegiatan berlanjut dengan mimikran Al-Quran sampai sahur.
"Abis tarawih sampai sahur tadarus Al-Quran," terangnya.
Sore hari pukul 17.00, dilaksanakan doa bersama dan membaca salawat sampai waktu berbuka.
Pada malam nujulu Quran nanti, akan dilaksanakan acara hataman Al-Quran 1 malam.
"Khusus malam nuzulul Quran dalam 1 malam kita hataman Al-Quran di malam hari, diisi pemuda dan kasepuhan," paparnya.
Baca: PUASA ASYIK: Berziarah Sekaligus Beribadah di Masjid Menara Kudus Kota Kudus
Selain itu, kata Falah, Masjid Kasunyatan rutin didatangi orang yang akan melaksanakan Itikaf selama Ramadan.
"Ada 8 orang dari Jakarta mau Itikaf 1 bulan, 2 orang lagi dari warga sekitar," paparnya.
Menjelang 10 hari terakhir Ramadan, biasanya ada tambahan orang yang Itikaf.
"10 hari terakhir ramadan biasanya yang Itikaf bertambah kadang 15 sampai 20 orang," tuturnya.
Keunikan masjid Kasunyatan, lanjut Falah, kebanyakan orang mengenalnya dengan sebutan masjid kuno dan masjid wali.
"Suasananya adem dan sunyi," ucapnya.
Selain itu, di area masjid juga terpasang papan tulisan bahwa Masjid Kasunyatan dilindungi Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Masjid Kasunyatan Memiliki Tradisi Pembacaan Sarsilah Sejarah Banten Selepas Salat Tarawih
#Masjid Kasunyatan #Silsilah Sejarah #Banten #Tarawih
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.