Rabu, 14 Mei 2025

Tribunnews WIKI

Suku Sunda - Cageur, Bageur, Bener, Singer dan Pinter

Minggu, 14 Juli 2019 23:28 WIB
TribunnewsWiki

TRIBUN-VIDEO.COM - Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa.

Suku Sunda merupakan suku kedua terbesar di Indonesia yang mencakup wilayah provinsi Jawa Barat, Jakarta, Banten dan Lampung.

Tidak begitu heran jika orang-orang sunda lebih banyak dijumpai sekalipun di perantauan.

Jumlah populasinya menginjak 34 juta jiwa pada tahun 2003 dapat diartikan bahwa suku ini mendominasi wilayah Indonesia.

Begitu banyak nilai-nilai adat yang diwariskan nenek moyang. Termasuk adat istiadat yang akhirnya menjadi sebuah ‘kebiasaan’ di suatu daerah.

Suku Sunda memiliki ragam budaya yang menjadi identitas mereka.

Mayoritas suku ini beragama Islam namun ada juga sebagian kecil yang beragama Kristen, Hindu bahkan Sunda Wiwitan.

Sejarah

Suku Sunda dikenal dengan Tatar Pasundan meliputi wilayah bagian barat pulau Jawa dimana sebagian besar wilayahnya masuk provinsi Jawa Barat dan Banten.

Berasal dari akar kata sund atau suddha dalam bahasa Sanskerta yang berarti bersinar, terang dan putih.

Karakter masyarakat sunda sudah dijalankan sejak zaman kerajaan.

Berupa cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas) menjadi jalan menuju keutamaan hidup. (1)

Karakter ini sudah ditanamkan sejak zaman Salaka Nagara tahun 150 Masehi sampai ke Sumedang Larang Abad ke- 17 dan sudah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun.

Sunda adalah kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa dengan berjalannya waktu sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia.

Sebagai suatu suku, bangsa Sunda adalah cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara sampai ke Galuh, Pakuan Pajajaran, dan Sumedang Larang.

Kerajaan Sunda adalah kerajaan yang cinta damai, selama pemerintahannya tidak melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah kekuasaannya.

Keturunan Kerajaan Sunda sudah melahirkan kerajaan- kerajaan besar di Nusantara diantaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Mataram, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Banten, dan lain-lain.

Pakaian Adat

Dalam gaya berpakaian, masyarakat suku Sunda mengenal beberapa jenis baju adat yang didasarkan pada fungsi, umur, atau tingkatan sosial kemasyarakatan pemakainya.

Berdasarkan tingkat strata sosial pemakai misalnya, pakaian adat Jawa Barat bisa dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu pakaian rakyat biasa (jelata), kaum menengah, dan para bangsawan.

Pakaian Adat untuk Rakyat Biasa

Bagi rakyat biasa yang identik dengan profesi sebagai petani, laki-laki sunda pada masa silam mengenakan celana komprang atau pangsi yang dilengkapi dengan sabuk kulit atau kain.

Sebagai atasan, baju kampret atau baju salontren yang dilengkapi dengan sarung poleng yang diselempangkan menyilang di bahu.

Pakaian tersebut dielngkapi dengan penutup kepala yang bernama ikat logen model hanjuang nangtung atau barangbang semplak dan alas kaki berupa tarumpah atau terompah dari kayu. 

Untuk para wanita, pakaian adat yang dikenakan berupa kain batik yang panjang (sarung kebat).

Atau yang punya nama lain yaitu Sinjang Bundel sebagai bawahan (dipakai sebagaimana rok sampai betis).

Kemudian juga memakai beubeur (sejenis ikat pinggang), kamisol, dan kebaya dilengkapi dengan selendang motif batik.

Dan untuk alas kaki itu mengenakan sandal jepit. 

Pakaian Adat untuk Rakyat Menengah

Para lelaki/pria selain memakai baju yang berwarna putih, alas kaki sandal tarumpah, kain kebat batik, sabuk (beubeur), dan ikat kepala, mereka juga menggunakan rantai emas (arloji) yang akan digantungkan pada saku baju sebagai kelengkapan dalam berbusana.

Sedangkan bagi para wanita yang menggunakan pakaian adat, pakaian adat Jawa Barat yang digunakan oleh seorang wanita ini adalah kebaya yang penuh dengan ber-aneka warna sebagai atasan.

Kain kebat dengan ber-aneka corak-corak sebagai bawahan, ikat pinggang (beubeur), selendang yang berwarna, alas kaki seperti selop, dan perhiasan berupa gelang, kalung, cincin yang dibikin dari emas dan perak. 

Pakaian Adat untuk Bangsawan

Bagi para bangsawan atau menak, pakaian yang dipakai adalah simbol keagungan.

Oleh sebab itu, dari segi desain, pakaian ini terlihat sebagai pakaian adat Jawa Barat yang paling rumit dan estetik.

Bagi para pria bangsawan, pakaian adat Sunda yang mereka kenakan terdiri dari jas tutup berbahan beludru hitam yang disulam benang emas menyusuri tepi dan ujung lengan, celana panjang dengan motif sama, kain dodot motif rengreng parang rusak, benten atau sabuk emas, bendo untuk tutup kepala, dan selop hitam sebagai alas kaki.

Sedangkan untuk para wanita, pakaian adat Jawa Barat yang dikenakan kebaya beludru hitam bersulam benang emas, kain kebat motif rereng, dan alas kaki berupa sepatu atau selop berbahan beludru hitam bersulam manik-manik.

Tak lupa beberapa pernik perhiasan juga dikenakan seperti tusuk konde emas untuk rambut yang disanggul, giwang, cincin, bros, kalung, gelang keroncong, peniti rantai, dan beberapa perhiasan lain yang terbuat dari emas bertahta berlian.

Pakaian Adat Pengantin Sunda

Untuk keperluan upacara adat perkawinan, para pengantin adat Sunda akan mengenakan pakaian khusus yang dinamai pakaian Pengantin Sukapura.

Pakaian ini untuk mempelai pria berupa jas tutup berwarna putih yang dilengkapi ikat pinggang warna putih, kain rereng sebagai bawahan, tutup kepala bendo motif rereng pula, dan selop berwarna putih.

Untuk hiasannya, kalung panjang dari bunga melati dan keris atau kujang sebagai senjata tradisionalnya.

Sementara untuk mempelai wanita, atasannya berupa kebaya brukat warna putih, bawahan berupa kain rereng eneng, benten atau ikat pinggang warna emas, dan alas kaki selop warna putih.

Adapun hiasannya berupa perhiasan kilat bahu, kalung panjang, gelang, bros, giwang, dan cincin, serta sanggulan rambut yang dilengkapi hiasan siger subadra lima untaian bunga sedap malam (mangle), dan tujuh buah kembang goyang.

Seni Tari

Tari Ketuk Tilu

Tarian ini merupakan suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas.

Pemunculan tari ini di masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan.

Oleh sebab itu tari ketuk tilu ini banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.

Tari Jaipong

Tari Jaipong atau Jaipongan ialah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini.

Jaipongan sebenarnya adalah tarian yang sudah mengalami modernisasi karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yakni Ketuk Tilu.

Tari Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung.

Musik ini adalah kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go’ong, Saron, Kacapi, dan sebagainya.

Ciri khas dari Tari Jaipong ini ialah musiknya yang menghentak.

Alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian.

Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok.

Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.

Selain tari Ketuk Tilu dan Jaipongan, ada juga seni lain seperti Tari Merak dan Tari Topeng.

Alat Musik

Angklung

Angklung sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938.

Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau tradisional.

Calung

Alat musik Sunda yang satu ini merupakan prototipe dari alat musik angklung.

Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara memainkan calung ialah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la).

Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).

Kacapi Suling

Kesenian Sunda yang satu ini memadukan suara alunan Suling dengan Kacapi (kecapi), iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh mamaos (tembang) Sunda yang memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda.

Kacapi Suling berkembang pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuru Parahiangan Jawa Barat dan seluruh dunia.

Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan masyarakat Sunda adalah bilateral (garis keturunan ayah ataupun ibu).

Sistem kekerabatan dan perkawinan dilakukan secara Islam.

Bentuk keluarga yang terkenal ialah keluarga batih, yakni suami, istri, dan anak-anak.

Di Sunda mengenal tujuh generasi ke atas dan ke bawah sebagai berikut.

Tujuh generasi ke atas: kolot, embah, buyut, bao, jangga wareng, udeg-udeg, dan gantung siwur.

Tujuh generasi ke bawah: anak, incu, buyut, bao, jangga wareng, udeg-udeg, dan gantung siwur.

Bahasa

Bahasa yang dipakai oleh suku ini adalah bahasa Sunda.

Bahasa Sunda ialah bahasa yang diciptakan dan dipakai sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan sebagai alat pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri.

Selain itu bahasa Sunda adalah bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas Suku Sunda.

Makanan Khas

Sebagai salah satu suku yang memiliki daerah persebaran yang cukup luas, Suku Sunda memiliki banyak makanan tradisional.

Mayoritas daerah sunda di daerah banten dan jawa barat, beberapa makanan yang terkenal dari daerah ini adalah:

Peuyeum

Peuyeum dalam bahasa Indonesia di sebut tape.

Peuyeum terbuat dari singkong yang di kukus kemudian didinginkan dan ditaburi ragi khusus.

Setelah itu difermentasikan hingga menjadi tape.

Balok Menes

Balok menes adalah makanan khas sunda yang ada di daerah Menes, Pandeglang, Banten.

Balok menes sendiri terbuat dari singkong dan parutan kelapa yang sudah di jadikan serundeng.

Kue balok ini ada dua macam, yaitu balok cioda dan balok menes.

Nasi Tutug Oncom

Nasi tutug oncom adalah nasi khas dari daerah sunda, tepatnya di daerah tasikmalaya.

Nasi tutug oncom adalah nasi yangdi campur oncom yag di goring atau di bakar.

Seperti namanya preoses pencampuran nasi dengan cara di tumbuk hingga di kenal dengan nama nasi tutug.

Sorabi Hijau

Sorabi hijau adalah makanan khas sunda yang ada di Rengasdengklok, Karawang.

Serabi hijau ini berbeda dengan serabi – serabi lainnya, bahan pembuatannya juga sedikit berbeda yang di tambahkan daun suji. (2)

Rumah Adat

Berdasarkan bentuk atapnya, rumah adat sunda terbagi atas beberapa macam. Masing-masingnya memiliki nama yang berbeda-beda, yaitu Jolopong, Perahu Kumureb, Julang Ngapak, Badak Heuay, Tagog Anjing, dan Capit Gunting.

Dari beberapa macam bentuk tersebut, Jolopong adalah yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau desa-desa.

Jolopong ini memiliki atap dengan bentuk seperti pelana dan memanjang.

Dapat dikatakan, atap rumah Jolopong ini sangat sederhana tanpa pernak-pernik atau lekukan yang rumit.

Bentuk Jolopong sendiri memiliki dua bidang atap.

Kedua bidang atap ini dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah.

Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu

Ruang Jolopong terdiri atas ruang depan yang disebut emper atau tepas; ruangan tengah disebut tengah imah atau patengahan; ruangan samping disebut pangkeng (kamar); dan ruangan belakang yang berisi dapur yang disebut pawon dan tempat menyimpan beras yang disebut padaringan.

Tepas berfungsi untuk menerima tamu.

Dulu tepas ini di biarkan kosong tanpa perabotan, baru jika ada tamu yang datang empunya rumah akan menggelar tikar sebagai tempat duduk para tamu. (5)

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/NIKEN)

ARTIKEL POPULER:

Rigel - Bintang Paling Terang di Sabuk Orion

Taman Superhero - Taman Tematik di Kota Bandung

Klepon, Makanan Ringan Tradisional Berjenis Camilan

Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Video Production: Fikri Febriyanto
Sumber: TribunnewsWiki

Tags
   #Tribunnews WIKI   #Sunda   #adat Sunda

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved