Netanyahu Dikritik! 1.525 Tentara dan Jenderal Israel Ramai Tandatangani Petisi Akhiri Perang Gaza

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mendapat protes dari pasukan tentaranya sendiri. 

Pasalnya, 1.500 tentara dan jenderal Israel kembali menandatangani petisi untuk mengakhiri perang dan pembebasan sandera.

Ribuan tentara tersebut meminta pemerintah Israel lebih bijak dalam mengorbankan perang di Gaza. 

Hal itu demi menyelamatkan para sandera yang masih berada di Gaza.

Baca: Israel Dinilai di Ambang Kehancuran, 1.500 Tentara hingga Jenderal Ramai-ramai Serang Netanyahu

"Pemerintah sebaiknya melakukan segala hal yang mungkin untuk menjamin pembebasan para sandera, bahkan jika hal itu mengorbankan penghentian pertempuran," tulis para tentara ini, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Diketahui, petisi ini adalah bagian gelombang tekanan publik yang semakin besar dari dalam tubuh militer Israel sendiri.

Hampir sepuluh petisi dikeluarkan oleh tentara yang menuntut diakhirinya perang Gaza pada Kamis pekan lalu.

Baca: Serangan Udara Israel Bombardir Rumah Sakit Terakhir yang Berfungsi di Gaza hingga Hancur Total

Terbaru, lebih dari 6.500 akademisi dan guru Israel, serta sekitar 1.000 orang tua, menandatangani petisi dengan tujuan yang sama pada Senin (14/4).

Menurut mereka, perang Gaza yang tak kunjung selesai itu, hanya untuk kepentingan politik dan pribadi.

"Perang terutama melayani kepentingan politik dan pribadi. Kelanjutannya akan menyebabkan kematian sandera, tentara, dan warga sipil tak berdosa serta akan menguras pasukan cadangan," tegas mereka.

(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 1.500 Tentara dan Jenderal Israel Teken Petisi Desak Akhiri Perang Gaza demi Bebaskan Sandera

Program: Tribunnews Update
Host: Adila Ulfa Muna Risna
Editor Video: Ni'amu Shoim Assari Alfani
Uploader: bagus gema praditiya sukirman

#israel #palestine #israelpalestineconflict #konflik #perang