Minggu, 11 Mei 2025

Regional

Full Kesaksian AD! Siswa dan Korban Selamat dari Tembakan Polisi di Semarang

Selasa, 26 November 2024 21:22 WIB
Tribun Jateng

TRIBUN-VIDEO.COM - Kasus polisi tembak pelajar SMKN 4 Semarang GRO (17) memakan dua korban lainnya yakni AD (17) dan SA (16).

AD sempat buka suara saat proses pra-rekontruksi kasus ini di dekat perumahan Paramount Semarang.

AD dalam keterangannya mengaku,berboncengan motor bertiga termasuk dengan korban GRO.

Mereka awalnya berkumpul dari kamar kos di belakang PLN Krapyak.

Lantas bertolak ke Gunungpati untuk melakukan tawuran.

Ketika ke tempat lokasi, AD mengaku mereka membawa senjata tajam.

"Tempat ngumpul di PLN Krapyak itu tidak tahu (kamar kos) siapa," bebernya, Selasa (26/11/2024).

Pengakuannya, korban GRO awalnya tidak mau tawuran tapi karena lawan tawuran membawa alat akhirnya GRO ikut turun untuk menakut- nakuti lawan.

Baca: Update Kasus Oknum Polisi Tembak 3 Pelajar SMKN 4 Semarang, 1 Orang Terluka Berakhir Meninggal

"Akhirnya mereka mundur," katanya.

Dia menyebut, mengenal GRO dari adik kelas.

"Saya tidak ikut gangster, di kejadian ini hanya pertama kali ikut. GRO ikut (gangster)," katanya.

Dia mengungkapkan tidak tahu adanya kejadian penembakan ke GRO.

"Saya malah kena tembak. Kena bagian dada. Saya lihatin tapi sekilas saja. Itu cuma meleset dan akhirnya masuk ke (tangan) Satria," katanya.

Kejadian penembakan ini persisnya ketika dia lagi mengejar tawuran ke arah Gunungpati.

"Saya puter balik ada orang nodong pistol," ungkapnya singkat.

Ketika keterangan AD hendak diulik lebih dalam oleh para jurnalis, AD malah ditarik polisi ke mobil.

Selepas itu AD lekas dibawa polisi ke mobil.

"Sudah ya, sudah," kata polisi berkaos preman itu ketika di lokasi. Tribun juga sempat ke rumah AD tetapi keluarganya menolak untuk berbicara. Menurut informasi, AD diperiksa polisi tanpa pendampingan hukum.

"Tentu ada tahapan itu, Inikan anak berhadapan dengan hukum. Nanti kita memberikan fasilitas pendampingan baik orangtua maupun pengacara," kata Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto.

Artanto mengatakan, pra-rekontruksi ini untuk memastikan lokasi dan peristiwa terjadi di lapangan.

Tujuannya, untuk memperkaya pemahaman penyidik terhadap periswita tersebut.

"Ini kejadian di lapangan betul-betul fakta tidak ada yang ditutupi, transparan," klaimnya.

Baca: Polisi Tembak Pelajar di Semarang: Versi Polisi dan Satpam Berbeda, Mana yang Benar?

Pra-rekontruksi dilakukan di tiga tempat.

Ketiga lokasi meliputi Gereja Baptis Indonesia Ngemplak Simongan di Jalan Simongan, Manyaran, Semarang Barat.

Jarak lokasi ini ke perumahan Paramount sekira 450 meter.

Lokasi kedua, berada di depan toko bangunan di Jalan Untung Suropati, Manyaran, Semarang Barat.

Adapun lokasi ketiga di depan Alfamart  Candi Penataran, Jalan Candi Penataran Raya, Kalipancur, Ngaliyan.

Di lokasi ini, polisi tembak korban.

"Pra-rekontruksi ini dilakukan di 3 lokasi. Ada empat orang yang dihadirkan dari dua kelompok gangster Seroja dan Tanggul Pojok. Satu dewasa tiga di bawah umur," katanya.

Menurut Artanto, lokasi pertama pra-rekontruksi menjadi tempat bertemunya dua kelompok gangster Seroja dan kelompok korban Pojok Tanggul.

Kemudian mereka saling kejar hingga mencapai lokasi kedua untuk bertukar senjata antara korban dan temannya.

Aksi saling kejar-kejaran terus berlangsung sampai di lokasi ketiga di depan Alfamart Candi Penataran Raya.

"Penembakan dilakukan di depan Alfamart," katanya.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Pengakuan AD Korban Selamat Dari Tembakan Polisi di Semarang, Bantah Ikut Gangster

# penembakan # SMKN 4 Semarang # Polisi Tembak Pelajar # Semarang

Editor: Fitriana SekarAyu
Video Production: ahmadshalsamalkhaponda
Sumber: Tribun Jateng

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved