Minggu, 11 Mei 2025

Pilpres 2019

Metode Kampanye Menyerang Kubu Jokowi-Ma'ruf Disebut Tidak Tepat, Ini Pendapat Pengamat Politik

Selasa, 5 Februari 2019 19:13 WIB
Tribunnews.com

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUN-VIDEO.COM - Pengamat Politik Ray Rangkuti menilai aneh jika Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyebut model kampanye menyerang calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) tidak tepat.

Karena menurut Ray Rangkuti, tepat atau tidak satu model kampanye tergantung pada kebutuhan yang ada sebagai strategi yang akan diterapkan.

"Tentu saja tepat atau tidak satu model kampanye tidak tergantung pada penilaian lawan politiknya. Kalau sampai oposisi menilai model kampanye yang dilakukan oleh petahana sebagai tidak tepat justru hal itu menimbulkan pertanyaan," ujar Ray Rangkuti kepada Tribunnews.com, Selasa (5/2/2019).

Dia malah mempertanyakan, 'apakah itu berarti oposisi khawatir model kampanye menyerang Jokowi akan sedikit banyak berimplikasi terhadap elektabilitas sang penantang?'

"Dengan seolah-olah menyebut pak Jokowi yang khawatir tapi sebenarnya yang terjadi justru kekhawatiran mereka model kampanye menyerang yang akan dilakukan oleh pak Jokowi akan dapat mengungkap berbagai kelemahan yang mungkin selama ini belum terungkap kapada publik," jelas Ray Rangkuti.

Sebut saja imbuh dia, soal adanya bantuan Tim ahli dari orang asing untuk pemenangan Prabowo. Satu isu yang sudah lama beredar, tetapi akan lebih bernilai politik manakala diungkapkan oleh petahana.

"Ini salah satu contoh isu yang boleh jadi akan dapat mengurai berbagai kelemahan dari penantang petahana," kata dia.

Tapi apakah kampanye menyerang ini akan efektif?

Dia melihat ini lebih merupakan tahapan berikut dari strategi kampanye yang akan dilakukan Jokowi.

Karena setelah hampir 4 bulan bertahan dan efektif membuat suara tidak merosot, maka selanjutnya dalam rangka menambah daya tarik elektabilitas pola yang dipergunakan adalah kampanye menyerang.

"Mari kita lihat apakah memang pola menyerang ini akan efektif menaikkan elektabilitas atau hanya akan membuat elektabilitas pak Jokowi tetap bertahan di tempat," ucap Ray Rangkuti.

Juru kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria, menilai, strategi menyerang yang dilakukan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo justru tidak akan menarik simpati masyarakat.

Menurut Riza, sikap agresif yang ditunjukkan Jokowi menunjukkan bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin semakin khawatir dengan elektabilitas Prabowo-Sandiaga jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

Ahmad Riza Patria, menilai, strategi menyerang yang dilakukan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo justru tidak akan menarik simpati masyarakat.

Menurut Riza, sikap agresif yang ditunjukkan Jokowi menunjukkan bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin semakin khawatir dengan elektabilitas Prabowo-Sandiaga jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

"Itu tidak menghasilkan simpati, bahkan masyarakat jadi tahu sebetulnya siapa Pak Jokowi. Ini tanda-tanda kekalahan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf," ujar Riza saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/2/2019).

Riza mengatakan, sebagai petahana, seharusnya Jokowi tidak tampil menyerang lawan politiknya.

Sebab, Jokowi dapat berkampanye mengenai capaian atau prestasi pemerintah selama empat tahun masa kepemimpinannya.

Riza memandang, Jokowi mulai panik dengan elektabilitasnya yang stagnan jelang Pilpres 2019.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat: Oposisi Khawatir Kampanye Menyerang ala Jokowi Berdampak pada Elektabilitas Prabawo

ARTIKEL POPULER

Baca: Gadis Keterbelakangan Mental Dicabuli Kakek 6 Cucu, Berawal dari Pinjam Handphone

Baca: Bocah Berusia 13 Tahun Ditemukan Tewas Tanpa Busana, Sempat Tak Pulang ke Rumah Selama 2 Hari

Baca: Viral Sopir Ambulans Turunkan Wanita Sakit di Jalan karena Kades Tak Izinkan, Keluarga Klarifikasi

 

TONTON JUGA:

Editor: Sigit Ariyanto
Reporter: Srihandriatmo Malau
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved