Konflik Palestina Vs Israel
Senjata AS Termasuk Rudal dan Drone di Irak Jadi SASARAN Pencurian seusai Pangkalan AS Diserang
TRIBUN-VIDEO.COM - Investigasi militer yang diluncurkan awal tahun ini telah mengungkapkan bahwa pangkalan AS di Irak dan Suriah telah menjadi sasaran pencurian dengan “berbagai senjata dan peralatan sensitif” yang hilang.
Laporan The Intercept mencatat bahwa kehadiran militer AS di kedua negara tidak mampu mengamankan peralatan, apalagi personel.
Hal ini terjadi di tengah meningkatnya serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah dari faksi perlawanan Irak yang didukung Iran.
Hal ini dilakukan sebagai solidaritas terhadap perang genosida Israel yang didukung AS terhadap Gaza yang diluncurkan bulan lalu.
Sejak saat itu, AS telah meningkatkan serangannya sebagai tanggapan, termasuk “serangan presisi” terhadap “fasilitas pelatihan dan rumah persembunyian” di Suriah, yang diduga digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Laporan tersebut mencatat bahwa meskipun pangkalan-pangkalan di Irak dan Suriah beroperasi untuk melakukan “misi kontra-ISIS,” pangkalan-pangkalan tersebut juga berfungsi “terutama sebagai penghalang terhadap Iran.”
Awal tahun ini, outlet tersebut mengungkapkan bahwa peralatan artileri AS, “sistem senjata” dan amunisi khusus senilai ratusan ribu dolar telah dicuri, dan beberapa di antaranya berakhir di tangan organisasi teroris, termasuk Daesh.
Baca: Israel SENGAJA Jatuhkan 40 Ribu Ton Bahan Peledak di Jalur Gaza agar Wilayah Tak Dapat Dihuni
Baca: Detik-detik Tentara Israel Ledakkan Rumah di Gaza untuk Rayakan Ultah Putrinya, Tak Tahu Malu?
Dokumen terbaru tentang pencurian di Irak, tidak pernah dipublikasikan oleh militer dan ditemukan dalam file investigasi kriminal yang diperoleh melalui Freedom of Information Act.
Penemuan ini juga merupakan bukti terbaru bahwa pos-pos militer AS di wilayah tersebut dan di belahan dunia lain “menjadi sasaran yang menggoda bagi para penjahat.”
“Kita cenderung tidak berpikir cukup kritis mengenai dampak riak dari jejak militer AS yang begitu luas,” Stephanie Savell, salah satu direktur Costs of War Project di Brown University, seperti dikutip oleh The Intercept.
Salah seorang direktur Costs of War Project di Brown University, Stephanie Savell mengatakan perang melawan teror belum berakhir, hanya saja berubah.
Ia memahami bahwa pencurian senjata ini hanya satu dari banyak dampak politik dari kampanye yang sedang berlangsung.
“Perang melawan teror belum berakhir – hanya saja berubah. Dan kita dapat memahami pencurian senjata ini hanya sebagai salah satu dari banyak dampak politik dari kampanye yang sedang berlangsung.”
Sebagai informasi, awal pekan ini, Wakil Sekretaris Pers Pentagon, Sabrina Singh mengatakan bahwa pasukan AS di Irak dan Suriah telah diserang sebanyak 66 kali sejak 17 Oktober.
Akibat serangan itu, sekitar 62 personel AS terluka.
Dari total serangan, 34 terjadi di Suriah dan 32 di Irak.(*)
Artikel ini telah tayang di middleeastmonitor.com dengan judul Report: ‘sensitive weapons’ including missiles, drones stolen from US bases in Iraq, Syria
# Amerika Serikat # Irak # Israel
Reporter: Mei Sada Sirait
Video Production: Abdul Salim Maula Safari Thoyyib
Sumber: Sumber Lain
Tribun Video Update
Rangkuman Perang Ke-576: Serangan 'Jarak Jauh' Yaman hingga Elit Israel Tewas dalam Ledakan di Rafah
6 hari lalu
Tribun Video Update
Yaman Lakukan Serangan Jarak Jauh dengan Luncurkan Balistik Hipersonik, Gempur Pangkalan Inti Israel
6 hari lalu
Tribun Video Update
Ketegangan Meningkat, Israel & Qatar Berpotensi Konflik? Saling Lontarkan Tuduhan Lakukan Sabotase
6 hari lalu
Tribun Video Update
Analis Peringatkan AS & Inggris tentang Zona Perang Yaman: Siapa pun yang Perang di Yaman akan Kalah
6 hari lalu
Tribunnews Update
Rangkuman Perang Israel-Hamas: Tel Aviv Dirudal hingga Bandara Bolong, IDF Ketahuan Kabur dari Hamas
6 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.