Minggu, 11 Mei 2025

Viral

NGERINYA PROSES EVAKUASI 8 PENAMBANG, Tim SAR Pingsan Hingga Nyaris Terkubur di Sumur Tambang

Jumat, 4 Agustus 2023 11:05 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Operasi penyelamatan delapan penambang di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, melibatkan ratusan personel gabungan.

Mereka pun harus bertaruh nyawa selama sepekan melakukan operasi penyelamatan.

Pingsan hingga nyaris terjebak air di dalam lubang sumur menjadi cerita yang tak akan pernah mereka lupakan.

Operasi mereka pun bisa maksimal berkat dukungan warga sekitar dan pihak terkait, khususnya dapur relawan di dapur umum yang mamasok logsitik makanan.

Kini, operasi SAR yang dimulai Rabu (26/7/2023), resmi ditutup pada Selasa (1/8/2023) sore.

Delapan penambang emas yang terjebak di lubang Bogor di penambangan rakyat di Grumbul (Dusun) Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, dinyatakan hilang.

Suasana perkampungan itupun kembali seperti semula.

Jalan desa yang sempat dipenuhi deretan mobil, kini kembali lengang.

Orang-orang memakai seragam beraneka warna yang hilir mudik, tak tampak lagi.

Sementara itu, dua tenda besar berwarna oranye di tengah sawah, yang tampak dari pinggir jalan, juga telah dibongkar.

Berbagai peralatan, mulai dari pompa air berbagai ukuran hingga genset, telah diangkut dari lokasi tersebut sejak siang hari.

Di balik operasi panjang ini, terselip cerita pertaruhan nyawa dari mereka yang berjibaku selama sepekan terakhir.

Baca: Kesaksian Penambang Banyumas Lolos dari Lubang Maut, Gagal Selamatkan Keponakan: Air Gede Banget

Petugas Pingsan

Beberapa hari lalu, di tengah operasi, tim SAR dan relawan sempat dibuat heboh saat ada salah seorang personel yang nyaris pingsan hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Ia merupakan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang diperbantukan dalam operasi ini.

"Jadi, awalnya, sedang penyedotan di salah satu sumur (dekat lokasi kejadian) menggunakan alkon yang berbahan bakar diesel," kata salah seorang personel Basarnas Cilacap, Syaeful.

Namun, saat mendekati untuk melihat lubang sumur, personel BPBD Bogor ini diduga menghirup gas karbon dioksida yang berasal dari pompa air berbahan bakar diesel.

"Itu kan tempatnya tertutup, asapnya masuk. Jadi, saat mencoba melihat lubang terus kliyengan," ujar Syaeful.

Dari alat pendeteksi yang selalu menempel di pakaian personel Basarnas, kadar karbon dioksida di lokasi itu memang jauh di atas ambang batas.

"Sudah dikonfirmasi pakai alat pendeteksi gas, memang kadar CO2-nya waktu itu mencapai 128, padahal normalnya 25," timpal personel Basarnas lainnya, Nurul Fauzan, sambil mengemasi peralatan.

Informasi yang diterima, personel BPBD Bogor itu juga memiliki penyakit bawaan asma sehingga sempat dilarikan ke rumah sakit.

"Sempat dibawa ke RSUD, tapi hari itu juga langsung balik ke sini lagi," tambah Fauzan.

Cerita lain datang dari personel SAR yang sempat mencoba turun ke lubang Dondong.

Lubang itu bersebelahan dengan lubang Bogor tempat delapan pekerja terjebak.

Personel itu nyaris terjebak air yang datang secara tiba-tiba.

Beruntung, dia dapat dievakuasi dengan cepat ke atas lubang.

Kepala Basarnas Cilacap sekaligus SAR Mission Coordinator Adah Sudarsa mengatakan, air di lubang Dondong sempat surut cukup signifikan.

"Rencana kami mau memasukkan pompa dari tikungan pertama (jalur pertemuan sumur pertama dengan sumur berikutnya," kata Adah.

Harapannya, dengan menyedot air dari lubang Dondong, air di lubang Bogor yang masih tinggi dapat sedikit surut.

"Tapi, baru mau coba masukkan pompa, air keluar begitu deras. Daripada membahayakan, kita keluar secepatnya karena airnya deras sekali," ujar Adah.

Adah mengatakan, operasi SAR ini cukup berat karena medannya sulit.

Untuk itu, pihaknya selalu mengutamakan keselamatan para personel SAR.

Sebab, lubang sedalam puluhan meter itu dipenuhi air dengan kedalaman dari permukaan tanah fluktuatif antara 11 sampai 14 meter.

Selain itu, lubang itu sangat sempit.

"Kalau masuk, membahayakan penolong, maka perlu diperhatikan safety-nya," ujar Adah.

Untuk diketahui, operasi SAR ini melibatkan lebih dari 200 personel dari Basarnas, TNI, Polri, Satpol PP, PMI, Tagana, dan relawan dari berbagai organisasi.

Baca: NASIB 4 Orang Diduga Buat 8 Penambang Emas Banyumas Terjebak hingga Tewas, Terancam 10 Tahun Bui

Dukungan masyarakat

Operasi SAR ini mendapat dukungan penuh masyarakat.

Masyarakat sekitar tak segan mengulurkan tangan kepada para personel tim SAR gabungan yang memerlukan bantuan.

Seperti yang dilakukan Ruswono (30), warga yang rumahnya paling dekat dengan lokasi tambang.

Rumah ini berada di pinggir jalan desa, tepat di mulut gang menuju lokasi tambang.

Sejak sepekan terakhir, rumahnya tak pernah sepi.

Orang keluar masuk rumahnya untuk sekadar numpang ke toilet, mandi, hingga salat.

Kebetulan, halaman samping rumahnya juga dijadikan Posko Polresta Banyumas.

"Kenalan yang lewat banyak yang tanya, mengira saya mau nyunati," kata Ruswono terkekeh karena posko itu seperti tenda hajatan, lengkap dengan kain putih yang menutup sekelilingnya.

Ruswono mengatakan, awalnya, pada hari pertama operasi, Rabu (26/7/2023) lalu, mendengar informasi bahwa polisi membutuhkan tempat untuk posko.

"Tadinya polisi banyak yang duduk-duduk di sini (di teras), terus katanya kapolsek mau bikin posko. Ya sudah, saya tawarkan di sini saja, kebetulan samping rumah cukup luas," tutur Ruswono.

Namun, Ruswono bersama teman-temannya harus membersihkan lokasi itu terlebih dahulu karena terdapat banyak tumpukan karung berisi material tambang.

"Saya minta kenalan untuk memasang tenda, hitung-hitungan (biayanya) menyusul pokoknya," ujar Ruswono.

Selain itu, di teras dan ruang tamu rumahnya juga disiapkan tikar.

Ruangan itu biasa digunakan para relawan untuk beristirahat ketika malam hari.

"Saya, pagi-pagi lihat banyak yang tidur di mobil bak terbuka (yang terparkir) di pinggir jalan, jadi saya suruh ke sini aja, walaupun cuma pakai klasa (tikar)," kata Ruswono.

Ruswono mengatakan, dalam sepekan terakhir, rumahnya tak pernah dikunci. Pintu depan dan belakang rumahnya selalu terbuka 24 jam.

"Alhamdulillah, air di sini juga gampang, saya ambil dari sumber air jadi yang butuh ke belakang tidak repot," ujar Ruswono.

Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Taruhan Nyawa Tim SAR saat Evakuasi Penambang di Banyumas, Pingsan hingga Nyaris Terjebak di Sumur

Baca Artikel Lainnya di Sini

Video Production: Lulu Adzizah F
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #proses   #evakuasi   #Penambang   #Tim SAR   #terkubur   #pingsan

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved