Reaksi Rusia saat Polandia Minta Dikirimi Bom Nuklir oleh AS, Disebut Bahaya karena Bisa Digunakan

TRIBUN-VIDEO.COM - Polandia baru-baru ini mengambil langkah sensitif di tengah memanasnya perang Rusia-Ukraina.

Negara itu mengusulkan kepada Amerika Serikat (AS) untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir.

Usulan tersebut langsung ditanggapi dengan cepat oleh Rusia.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut, rencana penyebaran nuklir di Polandia sangat berbahaya.

Baca: Polandia Menahan Atlet Hoki Es Rusia yang Tergabung dalam Liga Top Polandia, Diduga jadi Mata-mata

Sebab, anggota NATO tersebut berpotensi menggunakan nuklir di Eropa.

Namun, Medvedev tidak mengungkapkan konsekuensi apa yang harus ditanggung Polandia jika kekhawatiran itu terjadi.

"Satu-satunya bahaya yang timbul dari permintaan untuk menyebarkan senjata nuklir ke Polandia adalah bahwa senjata tersebut akan digunakan," kata Medvedev, dikutip dari TASS, Minggu (2/7).

Sebagaimana diketahui, nuklir telah menjadi momok menakutkan bagi negara di dunia.

Baca: Rusia Klaim Tak akan Kehabisan Rudal Meski Ada Sanksi, Terus Luncurkan Serangan ke Ukraina

Negara-negara pemilik nuklir seperti AS telah berupaya mengurangi penyebaran nuklir lewat perjanjian NEW START.

Namun, Rusia memilih untuk menangguhkan perjanjian tersebut pada awal tahun ini.

Kemudian pada Maret 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan akan mengerahkan senjata nuklir di Belarus.

Belarus merupakan negara tetangga sekaligus sekutu terdekat Rusia.

Baca: Goyahkan Daya Tahan Militer Ukraina, Drone Siluman Berat S-70 Okhotnik Rusia Hantam Musuh

Pengiriman nuklir tahap pertama dilaporkan sudah berlangsung pada 16 Juni lalu.

Rupanya tindakan itu membuat Polandia cemas karena Belarus berbatasan langsung dengan negaranya.

Hingga akhirnya Perdana Menteri Polandia Morawickie mengusulkan kepada NATO agar negaranya menjadi tuan rumah senjata nuklir.

(Tribun-Video.com)

Artikel telah tayang dengan judul Medvedev raises specter of Poland using nuclear weapons 

Host: Agung Laksono
VP: Irvan

# Rusia # Polandia # bom nuklir # Amerika Serikat (AS)