Mancanegara
Alexander Lukashenko Tengahi Konflik Rusia Vs Wagner: Putin Tidak Bisa Tangani Konflik dengan Tepat
TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Belarus Alexander Lukashenko angkat suara terkait ketegangan Rusia dan pasukan Wagner beberapa waktu lalu.
Menurut Lukashenko, ketegangan tersebut berlangsung lama karena salah urus.
Ia berbicara tiga hari setelah dia menjadi perantara untuk mengakhiri pemberontakan yang mengguncang sekutunya di Rusia, Presiden Vladimir Putin.
Dilansir dari Kompas.com, Lukashenko mengaku melewatkan situasinya.
Sebab pihaknya menduga bahwa ketegangan tersebut akan segera berakhir.
Namun ternyata tidak terselesaikan.
"Kami melewatkan situasinya, kemudian kami pikir akan teratasi dengan sendirinya, tetapi ternyata tidak terselesaikan," kata Lukashenko
"Dua orang yang bertempur di garis depan bentrok, tidak ada pahlawan dalam kasus ini," tambahnya, merujuk pada pemimpin Wagner yang memberontak, Yevgeny Prigozhin, dan saingannya yaitu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Lukashenko juga menyiratkan bahwa Putin yang dipandang sebagai mediator antara faksi-faksi Rusia yang berseteru tidak menangani konflik dengan baik atau tepat waktu.
Menurut para pengamat, beberapa siloviki yaitu aparat keamanan Rusia dan orang-orang terdekat mereka pun tidak senang dengan Putin karena tak menangani konflik cukup cepat.
Baca: Seusai Pemberontakan Moskow, Grup Wagner akan Serahkan Senjata ke Angkatan Bersenjata Rusia
Lukashenko menambahkan, dia sudah memerintahkan pasukannya untuk siap tempur saat pemberontakan di Rusia terjadi.
"Saya memberikan semua perintah untuk membawa tentara ke kesiapan tempur penuh."
Ia juga mengatakan bahwa jika Rusia jatuh maka "kita semua akan mati", sambil memperingatkan Barat akan memanfaatkan setiap kekacauan.
Berdasarkan kesepakatan yang ditengahi Lukashenko, Prigozhin diperkirakan akan pindah ke Belarus, tetapi tidak diungkapkan lokasinya.
Putin juga mengatakan bahwa para anggota Wagner juga akan diberi kesempatan untuk pergi ke Belarus atau bergabung dengan tentara reguler Rusia.
Diketahui sebelumnya, tentara bayaran Wagner memberontak dan mengumumkan perang dengan tentara Rusia.
Pasalnya, hal ini dipicu setelah markas mereka di Bakhmut, Ukraina, digempur habis oleh rudal Rusia.
Bos tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menuduh pasukan Rusia menyerang kamp Wagner dan membunuh banyak pasukannya.
Prigozhin pun mengecam tindakan tersebut dan bersumpah akan membalas dendam.
"Mereka dengan licik menipu kami, mencoba mencabut hak kami untuk mempertahankan rumah kami dan malah memburu Pasukan Wagner."
"Kami siap untuk mengalah kepada Kementerian Pertahanan Rusia dengan menyerahkan senjata kami dan mencari solusi bagaimana kami akan terus mempertahankan negara kami."
Yevgeny Prigozhin mengatakan, kejahatan yang dilakukan oleh militer Rusia harus dihentikan menyusul dugaan serangan tersebut.
Bahkan Prigozhin sebelumnya mengatakan pasukannya telah menyeberang ke Rusia dari Ukraina, bersumpah untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.
Dia mengatakan bahwa dirinya dan ribuan anak buahnya "siap mati" untuk tujuan tersebut.
"Kami berada di dalam markas (tentara), sekarang jam 07:30," kata bos Wagner tersebut dalam sebuah video di Telegram seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (24/6/2023).
(Tribun-Video.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesalahan dalam Konflik Rusia Vs Wagner Menurut Presiden Belarus"
# pasukan Wagner #beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #politik
Reporter: Ariska Nur Choirina
Video Production: Abdul Salim Maula Safari Thoyyib
Sumber: Kompas.com
Tribun Video Update
Reaksi Rusia Seusai India dan Pakistan Saling Serang, Kini Meminta Kedua Pihak Menahan Diri
5 hari lalu
Konflik Ukraina vs Rusia
Serangan Besar-besaran Rusia ke Ukraina Luncurkan 23 Bom dan 33 Drone ke Donetsk, 130 Bangunan Rusak
5 hari lalu
Tribunnews Update
Deretan Negara yang Dukung India dan Pakistan seusai Perang Pecah, AS dan Rusia Satu Kubu
6 hari lalu
Tribunnews Update
Respons Rusia setelah India dan Pakistan Saling Serang, Minta Kedua Pihak Menahan Diri
6 hari lalu
Tribunnews Update
Rusia Bereaksi setelah India dan Pakistan Saling Serang, Minta Kedua Pihak Menahan Diri
6 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.