China 'Selundupkan' Bahan Mematikan ke Rusia, Siap Lancarkan Serangan Besar-besaran ke Ukraina?

TRIBUN-VIDEO.COM - China disebut mengirim bahan mematikan ke Rusia.

Adapun bahan mematikan itu merupakan pilihan ribu kilogram bubuk tanpa asap.

Lantas apakah bahan tersebut sengaja ditimbun Rusia untuk melancarkan serangan balasan ke Ukraina?

Baca: Pemberontakan oleh Tentara Bayaran Wagner Tidak Mempengaruhi Pertempuran di Kota Bakhmut Ukraina

Menurut New York Times, bubuk tersebut menjadi bahan bakar yang cukup untuk membuat setidaknya 80 juta butir amunisi secara kolektif.

Adapun bahan mematikan itu telah dibawa menggunakan gerbong kereta api.

Saat melintasi Kota Zabaykhalsk, dilaporkan gerbong tersebut bergemuruh.

Bahkan gemuruh itu terdengar keras lantaran kota terpencil itu berada di perbatasan China Rusia.

Adapun bubuk itu dikirim oleh Poly Technologies.

Baca: Tegang! Wagner Tembak Jatuh Pesawat Milliter Rusia, Ukraina Jadi Penonton Senjata Moskow Gosong

Perusahaan tersebut merupakan milik China, namun sebelumnya mendapat sanksi dari Amerika Serikat.

Sanksi itu diberikan lantaran menjual misil dan memberikan dukungan kepada Iran.

Namun pengiriman bahan tersebut tidak dilaporkan alias dikirim secara diam-diam.

Barulah pengiriman tahap kedua terdeteksi oleh Import Genius yang merupakan agregator data perdagangan berbasis di Washington.

Sontak pengiriman secara diam-diam ini menjadi pertanyaan baru tentang peran China di Rusia.

Bahkan Barat menduga China mendukung Rusia dalam merebut wilayah Ukraina.

Baca: Ukraina Kehilangan 17 Kendaraan Lapis Baja Bradley dari 113 Pasokan yang Diberikan AS

Pejabat AS telah menyatakan keprihatinannya bahwa China.

Jika hal itu benar, maka China menyalurkan bantuan mematikan ke Rusia. (Tribun-Video.com)

Baca juga berita terkait di sini

Artikel ini telah tayang di NYTimes.com dengan judul 

https://www.nytimes.com/2023/06/23/business/economy/china-russia-ammunition.htmlChinese Firm Sent Large Shipments of Gunpowder to Russian Munitions Factory

# TRIBUNNEWS UPDATE # China # Rusia # Ukraina # perang # pupuk