Senin, 12 Mei 2025

Terungkap Tujuan Tersembunyi Ponpes Al Zaytun, MUI Pimpin Tim Khusus untuk Bongkar Borok Ponpes

Rabu, 21 Juni 2023 23:08 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Polemik Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat yang diduga mengajarkan ajaran sesat terus menyita perhatian publik.

Termasuk, Eks Pimpinan Negara Islam Indonesia (NII) Jawa Barat, Entis Sutisna.

Baca: MUI Temukan Penyimpangan & Tindak Kriminal Ponpes Al-Zaytun, Surati Ponpes tapi Tak Sudi Digubris

Ia membeberkan, tujuan pendirian ponpes untuk pengkaderan NII di masa depan.

Dikutip dari TribunCirebon.com pada Rabu (21/6/2023), Entis Sutisna menjadi salah satu saksi hidup awal mula berdirinya Ponpes Al Zaytun Indramayu.

Ia turut membantu pendirian Ponpes terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Baca: Hasil Temuan di Ponpes Al-Zaytun, MUI Sempat Ditolak saat Minta Klarifikasi ke Pengurus Ponpes

Meskipun Entis tidak masuk dalam pengurusan Ponpes Al Zaytun.

Ia menjadi salah satu orang yang berperan dalam mencari dana untuk membangun Ponpes Al Zaytun.

Menurut pengakuannya, Entis sudah aktif dalam pembangunan Ponpes yang dipimpin Syekh Panji Gumilang itu sejak tahun 1990 lalu.

Hal itu ia sampaikan setelah menjadi narasumber acara dalam Diskusi Kebangsaan Mewaspadai Doktrin Radikal Melalui Lembaga Pendidikan di Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu pada Selasa kemarin.

Ia menuturkan, pada tahun 2006 keluar dari ponpes itu karena adanya sejumlah penyimpangan yang menurutnya salah.

"Saya aktif sampai tahun 2006," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (20/6/2023).

Terkait awal mula pendirian dari Pondok Al Zaytun, Entis mengaku berawal dari inisiatif anggota NII untuk membuat lembaga pendidikan.

Tujuannya, untuk pengkaderan di masa depan.

Setelah mendapat lahan yang luas, Ponpes Al Zaytun Indramayu pun mulai dilakukan pembangunan pada tahun ini 1998.

Selanjutnya pada tahun 1999 mulai diresmikan dan mulai menerima santri baru.

Entis Sutisna mengatakan, saat awal berdiri, kegiatan di Ponpes Al Zaytun sebenarnya masih berjalan normal.

Sejak memutuskan keluar pada tahun 2006, ia baru mengetahui sejumlah fakta yang terjadi sekarang ini dari pemberitaan.

Seperti haji cukup di Indramayu, salat Idulfitri bercampur antara jemaah laki-laki dan perempuan, dan lain sebagainya.

"Ketika saya keluar memang sudah tidak terpantau lagi, tidak tahu sejak kapan mulai terjadi," ujar dia.

Meski bagitu, ia tidak menampik, saat masih tergabung dengan Syekh Panji Gumilang sejumlah penyimpangan juga sudah terjadi.

Ia mencontohkan, salah satunya terkait ibadah Salat.

Menurutnya, Ponpes Al Zaytun belum mewajibkan salat sebagaimana umat Islam pada umumnya.

Dikatakan, mereka menganggap salat baru diwajibkan nanti setelah Negera Islam menang.

Oleh karenanya, Entis memilih keluar dari ponpes.

Entis keluar atas dorongan dirinya sendiri dan keluarganya.

"Itu salah satunya yang membuat saya keluar. Saya keluar atas dorongan keluarga dan juga diri sendiri," ujar dia.

Kesaksian Entis Sutisna tidak jauh berbeda dengan pengakuan mantan pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center itu menyebut praktik yang dilakukan Ponpes Al-Zaytun Indramayu adalah gerakan makar.

hal itu ia sampaikan seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Minggu (18/6/2023).

Ia menyebut pihak Ponpes melakukan gerakan politik untuk mendirikan negara di dalam negara.

Pemerintah pun diminta untuk cepat bertindak.

Menurutnya, jika pergerakan tersebut dibiarkan maka akan membahayakan keutuhan NKRI.

"Sejatinya ini adalah gerakan makar NII," ujar dia.

Ken Setiawan menerangkan, MUI dan Kemenag sebenarnya sudah mengetahui perihal gerakan tersebut.

Kedua lembaga itu bahkan sudah melakukan penelitian yang sejak lama.

Ia pun lantas meminta kepada MUI dan Kemenag untuk membuka hasil penelitian tersebut kepada publik.

Sehingga fatwa untuk NII dan Al-Zaytun segera dikeluarkan.

Desakan Ken ini disampaikan karena Al Zaytun sudah sangat membahayakan.

"Sehingga fatwa untuk NII dan Al-Zaytun segera dikeluarkan. Ini sudah sangat membahayakan," ujar dia.

Ia berujar, NII di sana mengkolaborasikan ajaran Islam bugis dan kelembagaan kerasulan.

Dari awal terbentuk Ponpes setempat memang sudah mengajarkan makar dan kebencian.

Namun, di permukaan, mereka seolah-olah toleran.

"Dia menggabungkan beberapa agama menjadi satu lalu menggunakan logika akal," ujar dia.

Kini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar dan Organisasi keagamaan membentuk tim investigasi.

Tim tersebut bertugas untuk mengumpulkan data dan fakta terkait dugaan ajaran sesat di Al-Zaytun, Indramayu.

(Tribun-Video.com/ TribunCirebon.com)

Baca berita terkait lainnya di sini 

#alzaytun #ponpes #aliransesat #MUI

Editor: Tim Kreatif Tribun-video.com
Video Production: Raka Aditya Putra Tama
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Ponpes   #Al Zaytun   #MUI   #Aliran Sesat

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved