Kamis, 15 Mei 2025

LIVE UPDATE

Denny Indrayana Tuding Jokowi Atur Skenario, Gelar Pilpres 2024 dengan 2 Capres Tanpa Anies Baswedan

Rabu, 7 Juni 2023 20:12 WIB
Warta Kota

TRIBUN-VIDEO.COM - Dalam surat terbuka yang diunggah dalam media sosial Twitter, Denny Indrayana mengungkap fakta mengejutkan.

Di mana Denny membeberkan adanya upaya penjegalan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

Bahkan dalam surat yang diunggah pada Rabu (7/6/2023) itu, Denny menyebut bahwa penjegalan tersebut dilakukan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Dilansir dari WartaKotalive.com, dalam statusnya, Denny mengusulkan Pimpinan DPR RI untuk memulai proses impeachment (pemecatan) terhadap Presiden Jokowi.

Sebab, Presiden Jokowi diduga telah menyusun sejumlah rencana untuk menetapkan dua capres saja dalam Pilpres 2024.

"Berikut adalah Surat Terbuka saya kepada Pimpinan DPR untuk memulai proses impeachment (pemecatan) kepada Presiden Jokowi. Saya sampaikan tiga dugaan pelanggaran konstitusi," tulis Denny.

"Sebagai bukti awal, saya tuliskan kesaksian seorang Tokoh Bangsa yang pernah menjadi Wakil Presiden, bahwa Presiden Jokowi sedari awal memang mendesign hanya ada dua capres dalam Pilpres 2024, tanpa Anies Baswedan," jelasnya.

Baca: Alasan Mahfud MD Titip Anies Baswedan ke PKS dan Denny Indrayana di Pilpres 2024: Demokrasi Terancam

Namun untuk bukti awal, kesaksian tersebut tentu harus divalidasi kebenarannya.

Oleh karena itu, Denny mengusulkan DPR RI untuk melakukan investigasi melalui hak angket.

Sehingga, beragam dugaan soal rekayasa Pilpres 2024, termasuk penjegalan Anies Baswedan dapat dibuktikan.

"Saya menyarankan DPR melakukan investigasi melalui hak angketnya, yang dijamin UUD 1945. Apalagi bukti dan informasi lain, silakan baca lengkap Surat Terbuka di atas, agar tidak gagal paham," jelasnya.

Dalam suratnya itu, Denny Indrayana membeberkan sejumlah upaya penjegalan Anies Baswedan yang diduga dilakukan Presiden Jokowi.

Satu di antaranya adalah Jokowi melakukan pembiaran terhadap Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang dinilai mengganggu kedaulatan Partai Demokrat.

Sehingga, apabila Partai Demokrat bermasalah, Anies yang diusung Partai Demokrat dalam Koalisi Perubahan itu tidak dapat maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024.

"Tidak mungkin Presiden Jokowi tidak tahu, Moeldoko sedang cawe cawe mengganggu Partai Demokrat, terakhir melalui Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung," tulis Denny Indrayana.

Baca: Sebut Jokowi Sangat Berkuasa, Denny Indrayana Tuduh Presiden Lakukan 3 Pelanggaran Konstitusi

Dirinya pun mengaku heran dengan sikap Jokowi yang melakukan pembiaran ketika Moeldoko berperkara di Pengadilan.

Apalagi, Moeldoko menggugat keputusan yang dikeluarkan Menkumham RI, Yasonna Laoly yang termasuk jajaran menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.

Sebelumnya, Denny Indrayana juga mengungkapkan kekuasaan yang dimiliki Presiden Jokowi.

Pasalnya, Jokowi mampu mengendalikan partai politik (parpol) dengan menggunakan kekuasaan dan sistem hukum.

Dengan kekuasaan yang dimiliki, Jokowi diduga mampu menekan pimpinan partai politik dalam menentukan arah koalisi dan pasangan capres-cawapres menuju Pilpres 2024.

Alasannya, karena Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan dan Kepolisian kini dikendalikan oleh Jokowi.

"Presiden Jokowi menggunakan kekuasaan dan sistem hukum untuk menekan pimpinan partai politik dalam menentukan arah koalisi dan pasangan capres-cawapres menuju Pilpres 2024," ungkap Denny Indrayana.

"Berbekal penguasaannya terhadap Pimpinan KPK, yang baru saja diperpanjang masa jabatannya oleh putusan MK, Presiden mengarahkan kasus mana yang dijalankan, dan kasus mana yang dihentikan, termasuk oleh kejaksaan dan kepolisian," bebernya.

Baca: Tuding Presiden Jokowi Punya Skenario Pilpres 2024 Jegal Anies , Denny Indrayana Minta DPR Selidiki

Bukan hanya melalui kasus hukum,  namun kedaulatan partai politik juga turut diganggu jika ada tindakan politik yang tidak sesuai dengan rencana strategi pemenangan Pilpres 2024.

Misalnya saja Suharso Monoarfa yang diberhentikan sebagai Ketua Umum PPP.

Menurut penuturannya, Suharso Mustofa ini dipecat karena empat kali bertemu dengan Anies Baswedan.

"Ketika saya bertanya kepada seorang kader utama PPP, kenapa Suharso dicopot, sang kader menjawab, ada beberapa masalah, tetapi yang utama karena 'Empat kali bertemu Anies Baswedan'," tulis Denny Indrayana.

"Ketika Soetrisno Bachir menanyakan, kenapa PPP tidak mendukung Anies Baswedan padahal mayoritas pemilihnya menghendaki demikian, dan akibatnya PPP bisa saja hilang di DPR pasca Pemilu 2024," jelasnya.

"Arsul Sani menjawab, 'PPP mungkin hilang di 2024 jika tidak mendukung Anies, tetapi itu masih mungkin. Sebaliknya, jika mendukung Anies sekarang, dapat dipastikan PPP akan hilang sekarang juga' karena bertentangan dengan kehendak penguasa," bebernya.

(Tribun-Video.com/WartaKotalive.com)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Denny Indrayana: Jokowi Sedari Awal Mendesign Hanya 2 Capres Dalam Pilpres 2024,Tanpa Anies Baswedan

# Anies Baswedan # Pilpres 2024 # Denny Indrayana # Jokowi 

Editor: Unzila AlifitriNabila
Reporter: Ariska Nur Choirina
Videografer: Aprilia Saraswati
Sumber: Warta Kota

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved