Senin, 12 Mei 2025

ON FOCUS

Terpaksa Pakai Jalur Perang, Rusia Akui Jalur Diplomatik Tak Bisa Menjadi Solusi Konflik

Jumat, 31 Maret 2023 20:30 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Rusia mengakui bahwa jalur diplomatik untuk solusi konflik dengan Ukraina tak tercapai.

Mokswa dengan menyesal terpaksa menggunakan jalur militer.

Dikutip dari Tribunnews.com pada Jumat (31/3/2023), hal itu dibeberkan oleh Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Ia menegaskan, tidak ada solusi politik atau diplomatik yang mungkin dapat diambil untuk menyelesaikan konflik.

Diungkapkan, dengan terpaksa dan menyesal, Rusia mengambil jalur militer.

Peskov menegaskan kembali tekad Rusia untuk mencapai tujuannya yang digariskan oleh Presiden Vladimir Putin pada awal operasi militer lebih dari setahun lalu.

Juru Bicra menuturkan, pihaknya telah berulang kali mengatakan bahwa tujuan Rusia dapat dicapai dengan berbagai cara.

Termasuk dengan jalan diplomatik.

Namun, jika politik diplomatik saat ini tidak mungkin, dan dalam kasus Ukraina itu tidak mungkin amka dengan sangat menyesal Rusia harus melalui sarana militer yaitu melalui operasi militer khusus.


"Kami telah berulang kali mengatakan bahwa tujuan Rusia dapat dicapai dengan berbagai cara. Ini adalah politik diplomatik, tapi jika politik diplomatik saat ini tidak mungkin, dan dalam kasus Ukraina itu tidak mungkin, dengan sangat menyesal kami harus melalui sarana militer yaitu melalui operasi militer khusus," kata Peskov.

Kendati menyebut hanya ada solusi militer, ia tidak memberikan perkiraan mengenai kapan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina ini akan berakhir.

Peskov hanya menjawab pertanyaan itu kembali ke Kementerian Pertahanan negara itu.

Di sisi yang sama Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin menegaskan bahwa tujuan Rusia untuk operasi Ukraina tidak berubah.

Sedangkan solusi militer adalah satu-satunya cara untuk mencapai 'perdamaian yang komprehensif, adil dan berkelanjutan di Ukraina dan Eropa'.

Sebagaimana diketahui, Rusia telah berulang kali menyatakan kesiapannya untuk solusi diplomatik atas permusuhan yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

Rusia menyalahkan kurangnya upaya diplomatik dari pihak Ukraina dan pendukung Baratnya yang dianggap berusaha untuk menimbulkan 'kekalahan strategis' di Rusia.

Sementara itu, pada pertengahan Desember 2022, secara terang-terangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan tak mau melakukan pembicaraan damai dengan Rusia.

Bahkan Ukraina disebut tidak sudi damai dengan negara yang dipimpin Presiden Volodimir Putin.

Ukraina bersedia melakukan perdamaian dengan Ukraina, namun dengan satu syarat yakni kedaulatan dan wilayahnya tidak dikompromikan.

Zelensky menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Presiden AS Joe Biden di tengah kunjungan singkatnya di Washington.

Ia mengatakan perdamaian yang adil dengan Rusia berarti tidak ada kompromi atas kedaulatan dan integritas teritorial negaranya.

Lantas Zelensky sempat diberi pertanyaan soal cara yang menurutnya adil untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Zelensky menjawab bahwa dirinya tidak mengetahui esensi dari perdamaian lantaran memiliki deskripsi yang sangat filosofis.

Namun bagi Zelensky, perdamaian yang adil berarti tidak ada kompromi mengenaik kedaulatan, kebebasan, dan integritas teritorial.

Kemudian harus ada ganti rugi terkait semua kerusakan yang ditimbulkan oleh agresi Rusia selama perang dengan Ukraina.

(Tribun-Video.com/ Tribunnews.com)


# Rusia # Ukraina # Zelensky # Putin 

Editor: Tim Kreatif Tribun-video.com
Video Production: Fikri Febriyanto
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Rusia   #Ukraina   #Zelensky   #putin

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved