Terkini Daerah
Rajut Noken dari Serat Nenas oleh Mama Papua Kelompok Tani Hutan di Manokwari
TRIBUN-VIDEO.COM - Deria Mandacan warga Kampung Ayambori, Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Papua Barat bersyukur bisa bergabung bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Geiwor binaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat.
Melalui kelompok tersebut, ia dapat memasarkan Noken hasil rajutan tangannya.
"Tong (kita) biasa diajak pameran, di situ bisa laku banyak," ujar Deria Mandacan saat ditemui TribunPapuaBarat.com, Kamis (3/11/2022) siang.
Ada puluhan stok Noken dari serat kulit kayu genemo dan serat daun nenas yang ia miliki.
Baca: Noken Papua Jadi Produk Wajib di Stan UMKM Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI
Namun, Noken itu hanya disimpan begitu saja di rumah sembari menunggu pesanan atau peminat Noken yang kebetulan mencari di Kampung Ayambori.
Tak ayal, pemasukan dari hasil jualan Noken pun menjadi tidak menentu.
Setelah aktif menjadi anggota KTH Geiwor mulai pertengahan 2019, pihak BBKSDA memfasilitasi pemasaran Noken hasil rajutan mama-mama asli Papua di Manokwari.
Mereka pernah dilibatkan dalam Forestival Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja, Jumat (16/9/2022).
Dalam sehari pameran, Deria Mandacan bisa mengantongi Rp 1 juta hasil penjualan dua Noken miliknya.
Angka tersebut terbilang memuaskan bagi Deria Mandacan.
Biasanya untuk menghasilkan nominal yang sama memerlukan waktu satu hingga dua bulan, jika penjualan hanya dilakukan dari rumah.
"Bisa satu sampai dua bulan baru tong bisa dapat satu juta," tutur Deria Mandacan.
Padahal, pengerjaan satu Noken dari kulit kayu membutuhkan waktu satu sampai dua minggu.
Baca: Kulit Kayu Tak Hanya Jadi Noken, Anna Mote Pamer Kreasi Lain di KMAN VI Papua
Mulai dari mengambil kulit kayu genemo dan daun nenas di hutan.
Kemudian dibersihkan, direndam dalam air, ditumbuk sampai halus dan dijemur hingga kering sepanjang hari.
Setelah itu, kulit kayu dan serat daun nenas dipilin membentuk untaian tali untuk siap dirajut menjadi Noken.
Satu noken dari kulit kayu genemo dan serat daun nenas dijual mulai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
Semakin bervariasi corak warna noken, maka harganya pun akan semakin mahal.
Sementara itu, pendamping KTH dari BBKSDA Papua Barat, Meyanti Toding mengatakan, selain Kampung Ayambori, ada dua kampung lainnya di sekitar TWA Gunung Meja yang ikut dibina.
Dua kampung tersebut adalah KTH Kampung Insirifuri dan KTH Kampung Susweni. (*)
# noken # mama papua # Manokwari # serat # kerajinan tangan
Baca berita lainnya terkait noken
Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Deria Mandacan, Perajut Noken yang Bergabung dengan Kelompok Tani Hutan di Manokwari
Sumber: Tribun papuabarat
Live Update
Ratusan Mama Papua Demo Tolak Program Pemerintah Kredit Usaha Ekomas dari dana Otsus Kota Sorong
Selasa, 15 April 2025
Live Update
Final Seru Liga Papua Barat, Persipegaf Juara Berkat Gol Dramatis Max Kambu di 10 Menit Terakhir!
Jumat, 11 April 2025
Live Update
Meriahnya Malam Takbiran di Masjid Darul Umum Amban Manokwari, Anak-anak Bergantian Tabuh Bedug
Minggu, 30 Maret 2025
Live Update
H-2 Lebaran 2025: Penumpang Pesawat di Bandara Rendani Manokwari Menurun Dibanding Tahun 2024
Sabtu, 29 Maret 2025
Live Update Mudik
Situasi Pelabuhan Manokwari Papua Barat H-2 Lebaran, Mayoritas Tujuan ke Biak hingga Jayapura
Jumat, 28 Maret 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.