Terkini Daerah
Mahasiswa ITB Bikin Aspal Kualitas Tinggi dengan Limbah Kelapa, Bisa Bertahan sampai 50 Tahun
TRIBUN-VIDEO.COM - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) memperkenalkan teknologi aspal dalam Shell & Energy Academy Indonesia Think Efficiency 2022 hari ini Jumat, (14/10/2022) yang merupakan side events dari Shell Eco-marathon.
Ketiga mahasiswa ITB dalam side event Shell Eco-marathon itu adalah Romi Putra Ardiansyah, Oktaviani Nur Rahmawati dan Ilyas Bianto.
Inovasi aspal tersebut adalah inovasi aspal aus KUY (A+ I) yang memanfaatkan limbah plastik dan limbah serabut kelapa sawit sebagai bahan additif yang ramah lingkungan.
Aspal ini juga pernah meraih prestasi dalam kejuaraan nasional di Jakarta.
Menurut Romi Putra Ardiansyah inovasi aspal stone masthic asphalt KUY (A+ I) ini lebih baik dari aspal yang digunakan di Sirkuit Mandalika.
Perbedaannya dengan aspal yang di Mandalika adalah aspal inovasi ini berkemungkinan jauh lebih ramah lingkungan.
"Artinya bahan yang digunakan adalah pabrikan sementara inovasi yang kami bawa adalah limbah-limbah dari kelapa atau sampah-sampah," jelas Romi saat diwawancarai Tribunlombok.com Jumat (14/10/2022)
Baca: Menilik Pameran Olahan Limbah Tekstil dalam iLitterless di Kota Malang saat Green Consumer Day
Serabut kelapa yang didapatkan dari penjual es degan tersebut selanjutnya dicacah dan dikeringkan hingga dalam ukuran-ukuran yang kecil-kecil dan kemudian dicampurkan ke aspal.
Efek dari serabut kelapa ini adalah aspal tersebut menjadi jauh lebih dekat dan lebih kuat.
Keunggulan lainnya adalah saat menyerap air. Pada inovasi aspal kuy (A + I) dapat mampu menyerap air dengan cepat sehingga tidak ada genangan saat terjadi musim hujan.
Sedangkan pada aspal konvensional yang biasa digunakan jalanan Indonesia oleh PUPR biasanya terdapat genangan akibat adanya air.
"Kelebihan dari aspal kami adalah mampu menyimpan air di dalam rongga-rongga agregat ini," terang Romi
Baca: Aneka Olahan Limbah Tekstil Dipamerkan iLitterless dalam Kegiatan Green Consumer Day di Kota Malang
Keunggulan lainnya adalah nilai kekesatan antara ban dengan jalan itu sangat tinggi.
Nilai dari aspal kuy (A + I) nilainya adalah di atas 90 sedangkan pada aspal konvensional masih pada nilai 60-70.
"Efeknya adalah slip pada motor atau mobil di mana cengkeraman antara roda dengan aspal itu lebih kuat daripada aspal konvensional," pungkas Romi.
Menurut Romi, menggunakan aspal KUY (A + I) ini bakal jauh lebih murah sekitar Rp8 miliar karena biaya maintenance yang jauh lebih murah.
Aspal ini bisa bertahan sampai 50 tahun sedangkan aspal konvensional biasanya hanya bertahan 10-15 tahun saja.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Mahasiswa ITB Bikin Aspal Kualitas Tinggi dengan Limbah Kelapa, Bisa Bertahan sampai 50 Tahun
# Limbah # Mahasiswa # ITB # ramah lingkungan
Sumber: Tribun Lombok
Tribun Video Update
Penjamin Penangguhan Penahanan Mahasiswi ITB Ternyata Sosok yang Dekat dengan Presiden Prabowo
17 jam lalu
Terkini Daerah
Alasan Penangguhan Penahanan Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi Ciuman, Bisa Kuliah Lagi
1 hari lalu
Tribunnews Update
Penangkapan Mahasiswi ITB Gegara Meme Presiden Disebut Konyol & Lebay, Prabowo Diminta Tegur Polisi
1 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.