Kamis, 15 Mei 2025

Terkini Nasional

Komnas HAM Berkoordinasi dengan Komisi Kejaksaan untuk Awasi Kasus Penembakan Brigadir J

Jumat, 2 September 2022 09:31 WIB
Tribunnews.com

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA - Komisioner Komnas HAM RI M Choirul Anam mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Komisi Kejaksaan terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Choirul Anam mengatakan Komisi Kejaksaan menyatakan keinginannya untuk mengawasi kasus pembunuhan yang diotaki eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Hal tersebut disampaikannya usai konferensi pers di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Kamis (1/9/2022).

"Saya punya teman dengan Komisi Kejaksaan yang tadi pagi sempat komunikasi. Teman-teman ini juga mau memberikan pengawasan terhadap mekanisme di Komisi Kejaksaan. Saya kira koordinasi antara Komnas HAM dan Komisi Kejaksaan akan juga baik untuk melakukan pengawasan terhadap proses berikutnya," kata Anam.

Baca: Disebut Tidak Lengkap, Kejaksaan Kembalikan 4 Berkas Perkara Sambo CS, Penyidik Diminta Melengkapi

Anam mengatakan pengawasan dari seluruh pihak baik Komnas HAM maupun publik terhadap proses penegakan hukum kasus tersebut menjadi penting.

Hal itu, kata Anam, untuk mendorong prinsip fair trial dalam proses penegakan hukum kasus tersebut.

"Fair trial di sini memungkinkan semua orang untuk mendapatkan akses keadilan, terutama korban," kata dia.

Baca: Komnas HAM Ungkap Ferdy Sambo Sempat Tawarkan Ajudannya untuk Tembak Brigadir J

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, mengungkapkan lima kesimpulan terkait penyelidikan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Berdasarkan keseluruhan penyelidikan, Komnas HAM menemukan fakta kasus pembunuhan Brigadir terjadi pada Jumat (8/7/2022) lalu di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.

Kemudian, dalam temuannya, tidak terjadi penyiksaan terhadap korban (Brigadir J) hingga ada dugaan kekerasan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Kesimpulan tersebut, disampaikan oleh Beka Ulung dalam keterangan pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (1/9/2022).

“Pertama, telah terjadi peristiwa kematian Brigadir J pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Eks Kadiv Propam Irjen FS di Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan.”

“Kedua, pembunuhan Brigadir J merupakan peristiwa extrajudicial killing,” katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Kamis sore.

Beka menambahkan, ditemukan luka tembak di tubuh Brigadir J hingga mengakibatkan kematian.

“Ketiga, berdasarkan hasil autopsi pertama dan kedua ditemukan fakta, tidak adanya penyiksaan terhadap brigadir J melainkan luka tembak,” jelasnya.

Adapun penyebab kematian, lanjut Beka, dua luka tembak, yakni satu di kepala dan satu di dada sebelah kanan.

Baca: Deolipa Yumara Beberkan Isi Chat Feni Rose, Geram dan Langsung Lapor Polisi: Ngaku-ngaku Pengacara

Keempat, kata Beka, terdapat dugaan kuat terjadinya peristiwa kekerasaan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada saudara PC di Magelang tanggal 7 Juli 2022.

Kemudian, adanya obstruction of justice atau upaya menghalangi penegakan hukum kasus Brigadir J.

“Kelima, terjadinya obstruction of justice dalam penanganan dan pengungkapan peristiwa kematian Brigadir J,” ungkap Beka.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Awasi Kasus Ferdy Sambo, Komnas HAM Koordinasi dengan Komisi Kejaksaan

# Komnas HAM RI # M Choirul Anam # Kejaksaan # Brigadir J # Koordinasi # Ferdy Sambo # Polri

Baca berita terkait di sini.

Editor: Erwin Joko Prasetyo
Video Production: Rahmat Gilang Maulana
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved