HUT ke-77 RI
Sosok sang Pahlawan Nasional Johannes Leimena, Seorang Dokter Pemerintah di CBZ Batavia
TRIBUN-VIDEO.COM - Johannes Leimena lahir di Ambon, Maluku, 6 Maret 1905 dan wafat di Jakarta, pada 29 Maret 1977.
Orangtua Johannes Leimena berprofesi sebagai guru.
Sejak usia lima tahun setelah sang Ayah meninggal dunia, Johannes Leimena diasuh oleh sang Bibi.
Johannes Leimena dinobatkan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden No 52 TK/2010 tahun 2010.
Pendidikan
Johannes Leimena menempuh pendidikan awal di Ambonsche Burgerschool sebelum pindah ke Jakata pada 1914 mengikuti paman dan bibinya.
Setelah pindah ke Jakarta, Johannes Leimena hijrah ke Batavia studinya di Europeesch Lagere School (ELS).
Namun hanya beberapa bulan di ELS Johannes Leimena pindah ke sekolah menengah Paul Krugerschool.
Johannes Leimena kemudian menyelesaikan pendidikan tingkat menengah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Kristen pada 1922.
Baca: Sosok Abdoel Moeis, Orang Pertama RI yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional oleh Bung Karno
Kemudian menlanjutkan ke sekolah kedokteran School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) pada1930.
Pada 1930 Johannes Leimena memperoleh gelar doktor bidang penyakit dalam khususnya liver dan ginjal.
Setelah bekerja selama 11 tahun sebagai dokter swasta, Johannes Leimena melanjutkan studi dan mendalami ilmu penyakit dalam pada 17 November 1939.
Pendalaman ilmu tersebut dipandu oleh dekan sekolahnya, Prof J A M Verbunt, dan Prof Siegenbeek van Heukelom.
Johannes Leimena meraih gelar Doktor di Geneeskunde Hogeschool (GHS) yaitu sekolah tinggi kedokteran di Batavia.
Johannes Leimena pertama kali diangkat sebagai dokter pemerintah di CBZ Batavia atau kini disebut Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) jakarta Pusat.
Kemudian Johannes Leimena ditugaskan di Karesidenan Kedu ketika Gunung Merapi meletus.
Setelah itu Johannes Leimena dipindahkan ke Rumah Sakit Zending Emmanuel Bandung pada 1931-1941.
Menjelang berakhirnya masa penjajahan Belanda, Johannes Leimena bertugas sebagai Direktur Rumah Sakit Bayu Asih di Purwakarta.
Baca: Sosok Pahlawan Nasional Dr Radjiman Wedyodiningrat, Dokter dan Ketua BPUPKI hingga Boedi Utomo
Gerakan Kristen dan Kebangsaan
Perhatian Johannes Leimena pada pergerakan nasional kebangsaan telah dimulai sejak pertengahan tahun 1920.
Nasionalisme Johannes Leimena tumbuh karena sering mendengarkan pidato presiden Ir. Sukarno.
Selain itu Johannes Leimena juga prihatin drengan kepedulian sosial umat Kristen terhadap nasib bangsa.
Hal tersebut mendorong Johannes Leimena untuk aktif pada Gerakan Oikumene.
Memiliki semangat nasionalisme dan oikumene, membuat Johannes Leimena kemudian terjun ke aktivitas politik.
Sejak menjadi mahasiswa Johannes Leimena telah aktif dalam organisasi politik Sarekat Ambon.
Sejak 1925 Johannes Leimena juga aktif dan menjadi ketua umum Jong Ambon serta turut berpartisipasi dalam persiapan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Ketika masa penjajahan Jepang dan revolusi kemerdekaan, Johannes Leimena sudah ikut berjuang dan mengabdi penuh kepada Republik Indonesia.
Pada 1926, Johannes Leimena ditugaskan untuk mempersiapkan Konferensi Pemuda Kristen di Bandung.
Baca: Sosok Cut Meutia, Pahlawan Nasional Perempuan Asal Aceh, Dikenal Ahli dalam Strategi Perang
Konferensi tersebut merupakan perwujudan pertama Organisasi Oikumene di kalangan pemuda Kristen.
Bahkan setelah lulus studi kedokteran STOVIA, Johannes Leimena mendirikan sekaligus menjadi ketua Christelijke Studenten Vereeniging (CSV).
CSV merupakan organisasi ekstrakemahasiswaan yang merupakan cikal bakal berdirinya GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) pada 1950.
Johannes Leimena juga terpilih sebagai ketua umum Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) 1950-1957.
Karena memiliki kepribadian yang sederhana, Johannes Leimena selalu dapat diterima oleh semua golongan.
Selain di PARKINDO, Johannes Leimena juga berperan dalam pembentukan Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) yang kini disebut PGI pada 1950.
Johannes Leimena menjadi Menteri Kesehatan Indonesia yang pertama dan merupakan sosok pahlawan nasional yang pernah menjabat sebagai menteri di 18 kabinet yang berbeda pada 1946-1966.
Baca: 7 Artis Indonesia Ini Ternyata Cucu-cucu Pahlawan Nasional, Ada Maia Estianty Hingga Dian Sastro
Johannes Leimena juga menjadi pejabat Presiden RI sebanyak tujuh kali.
Ketika pada masa Orde Baru, Johannes Leimena mengundurkan diri dari tugasnya sebagai menteri.
Meskipun demikian, Johannes Leimena masih dipercaya presiden Suharto sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) hingga 1973.
Setelah menyelesaikan tugasnya di DPA,Johannes Leimena kembali melibatkan diri di lembaga-lembaga Kristen yang pernah dibesarkannya, seperti PARKINDO.
PARKINDO merupakan satu dari partai yang bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).
Partai gabungan tersebut dinamakan Partai Demoktasi Indonesia (PDI) yang kini bernama PDIP.
Baca: 10 Kutipan Heroik Pahlawan Nasional, Pembakar Semangat Nasionalisme, Momen HUT ke-77 Kemerdekaan RI
Ketika telah menjadi PDI, Johannes Leimena menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI. (3)
Pada 1947 Johannes Leimena juga pernah aktif dalam menangani masalah kemiliteran.
Johannes Leimena pernah diangkat sebagai Ketua Komisi Militer dalam perundingan gencatan senjata dengan pihak Belanda termasuk dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.
Komisi Militer tersebut berhasil memperjuangkan TNI menjadi inti Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) dengan melebur KNIL.
Johannes Leimena meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 29 Maret 1977.
Johannes Leimena memperoleh beberapa tanda jasa dari pemerintah RI, diantaranya Bintang Mahaputra Kelas II.
Selain itu Pemerintah RI menganugerahi Johannes Leimena Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor : 052/TK/Tahun 2010 tanggal 5 November 2009
Baca: Mengenal Pahlawan Nasional Agus Salim The Grand Old Man Indonesia, Ahli 7 Bahasa Asing
Setelah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan, Johannes Leimana menduduki beberapa jabatan di kursi kementerian, diantaranya:
- Menteri Muda Kesehatan pada Kabinet Sjahrir II (12 Maret 1946 – 2 Oktober 1946)
- Wakil Menteri Kesehatan pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 – 27 Juni 1947)
- Menteri Kesehatan pada Kabinet Amir Sjarifuddin I (3 Juli 1947 – 11 November 1947)
- Menteri Kesehatan pada Kabinet Amir Sjarifuddin II (11 November 1947 – 29 Januari 1948)
- Menteri Kesehatan pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 – 4 Agustus 1949)
- Menteri Negara pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949)
- Menteri Kesehatan pada Kabinet Republik Indonesia Serikat/RIS (20 Desember 1949 – 6 September 1950)
- Menteri Kesehatan pada Kabinet Natsir (6 September 1950 – 20 Maret 1951)
- Menteri Kesehatan pada Kabinet Sukiman-Suwirjo (27 April 1951 – 3 April 1952)
- Menteri Kesehatan pada Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 30 Juli 1953)
- Menteri Kesehatan pada Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956)
- Menteri Sosial pada Kabinet Djuanda (9 April 1957 – 10 Juli 1959)
- Menteri Distribusi pada Kabinet Kerja I (10 Juli 1959 – 18 Februari 1960)
- Wakil Menteri Utama merangkap Menteri Distribusi pada Kabinet Kerja II (18 Februari 1960 6 Maret 1962)
- Wakil Menteri Pertama I pada Kabinet Kerja III (6 Maret 1962 – 13 Desember 1963)
- Wakil Perdana Menteri II pada Kabinet Kerja IV (13 November 1963 – 27 Agustus 1964)
- Menteri Koordinator pada Kabinet Dwikora I (27 Agustus 1964 – 22 Februari 1966)
- Wakil Perdana Menteri II merangkap Menteri Koordinator, dan Menteri Perguruan Tinggi & Ilmu Pengetahuan pada Kabinet Dwikora II (24 Februari 1966 – 27 Maret 1966)
- Wakil Perdana Menteri untuk urusan Umum pada Kabinet Dwikora III (27 Maret 1966 – 25 Juli 1966).
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional - Johannes Leimena
#Johannes Leimena #Pahlawan Nasional #Batavia #dokter #sejarah
Sumber: TribunnewsWiki
Sejarah Hari Ini
Pembebasan 1.259 Tahanan Politik, Titik Balik Sejarah Hak Asasi Indonesia pada Tahun 1979
Minggu, 27 April 2025
Terkini Nasional
Tak Takut! Dokter Tifa Justru Punya Ide Jitu hingga Tantang Jokowi & UGM meski Hendak Dilaporkan
Jumat, 25 April 2025
Regional
Ibunda Bambang Brodjonegoro Meninggal Dunia, Warisi Nilai Hidup untuk Anak-anak sebelum Wafat
Jumat, 25 April 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Tak Gentar Dipolisikan, Dokter Tifa Justru Punya Ide Jitu hingga Tantang Jokowi & UGM
Jumat, 25 April 2025
Terkini Nasional
Respons Mengejutkan Roy Suryo hingga Dokter Tifa Dilaporkan Polisi buntut Isu Ijazah Palsu Jokowi
Kamis, 24 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.