Kamis, 15 Mei 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Dilema Pemerintah Naikkan Harga BBM: Masyarakat sedang Susah tapi Kalau Tidak Naik Negara Kesulitan

Rabu, 20 Juli 2022 07:03 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Pemerintah Indonesia kini tengah mengalami dilema di tengah naiknya harga energi dunia.

Di satu sisi, pemerintah ingin menaikkan harga BBM, hanya saja kondisi masyarakat kini masih kesusahan.

Namun apabila BBM tidak dinaikkan, justru negara yang akan kesulitan karena menanggung beban subsidi yang besar.

Baca: Pertamina Sebut Mafia BBM di Papua Barat Terstruktur, Polda Papua Barat sudah Kantongi Pemain Minyak

Hal ini diungkapkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dalam sebuah seminar yang disiarkan di YouTube UKSW Salatiga , Senin (18/7).

Moeldoko menilai, Indonesia dihadapkan pada situasi yang tidak enak terkait masalah energi.

"Kita sekarang ini menghadapi situasi yang tidak enak, yakni persoalan energi. Mau (harga BBM) dinaikkan masyarakat lagi sulit," ujar Moeldoko dalam acara "Seminar Kebangsaan: Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keamanan Nasional" yang ditayangkan YouTube UKSW Salatiga, Senin (18/7).

Pemerintah kini dilema harus menaikkan BBM atau tidak, karena keduanya sama-sama memiliki dampak buruk.

"Tidak dinaikkan negara kesulitan. Karena untuk subsidinya (ke harga BBM) itu luar biasa," ujar dia.

Dikutip dari Kompas.com, Moeldoko menyebut kenaikan harga minyak mentah dunia berpengaruh kepada APBN Indonesia.

Baca: Pertamina Sebut Mafia BBM di Papua Barat Terstruktur, Polda Papua Barat sudah Kantongi Pemain Minyak

Pasalnya, harga jual minyak mentah per barrel saat ini sudah menembus 100 dollar AS.

Kondisi itu membuat APBN terbebani karena harus menyubsidi BBM agar harga jualnya tetap terjangkau.

Moeldoko mengklaim, harga BBM di Indonesia saat ini adalah yang termurah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.

"Bayangkan, pemerintah harus menyubsidi (besarnya luar biasa) dan subsidi itu lari kepada orang-orang yang tidak tepat. Karena subsidinya subsidi (terhadap) barang," ujar Moeldoko.

Terkait kondisi ini, pemerintah sedang memikirkan solusinya dengan mengubah skema pemberian subsidi.

Nantinya subsidi tak lagi diberikan kepada barang, namun dialihkan untuk orang.

"Agar betul-betul address-nya jelas, mereka yang berhak, itu yang seharusnya mendapatkan (subsidi), tetapi justru sekarang, karena subsidinya dalam bentuk barang, orang menengah ikut menikmati subsidi itu dengan tidak malu-malu," ujar Moeldoko.

Baca: KSP Moeldoko Buka Suara soal Alasan Harga BBM Harus Dinaikkan, Sebut Negara Kesulitan

Jika hal ini tidak dilakukan, maka orang golongan menengah ke atas akan ikut menikmati subsidi pemerintah.

"Ini persoalan. Kalau kita lihat, orang kaya yang menikmati. Orang menengah menikmati," kata dia.

Moeldoko kemudian menyinggung soal penyebab kenaikan harga minyak dunia.

Pertama karena pandemi Covid-19 dan kedua adanya Perang Rusia-Ukraina.

Ia mengungkapkan, saat masih normal, harga minyak dunia 60 dollar AS per barrel.

Baca: Krisis Ekonomi Sri Lanka Buat Warga Harus Antre hingga 4 Hari demi Dapat BBM yang Makin Langka

Sementara itu, saat ini harganya naik menjadi 110-120 dollar AS per barrel. (Tribun-Video.com)

Baca juga berita terkait di sini

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Moeldoko: Harga BBM Mau Dinaikkan Masyarakat Lagi Sulit, kalau Tidak Naik, Negara Kesulitan

# TRIBUNNEWS UPDATE # BBM # Kepala Staf Kepresidenan # Moeldoko # UKSW # Salatiga

Editor: Panji Anggoro Putro
Reporter: Agung Tri Laksono
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved