Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Minta Pejuang Ukraina untuk Menyerah, Kemenhan Rusia Singgung soal Nasib Serupa di Mariupol
TRIBUN-VIDEO.COM - Kementerian Pertahanan Rusia meminta para pejuang Ukraina yang masih tersisa di Severodonetsk, Ukraina timur untuk menyerah pada Selasa (14/6/2022) waktu setempat.
Rusia mendesak mereka untuk menghentikan perlawanannya yang tidak masuk akal.
Rusia pun menyinggung soal nasib serupa yang dialami para pejuang Ukraina di Mariupol.
"Kami meminta otoritas resmi di Kiev untuk menunjukkan kehati-hatian dan memberikan instruksi yang tepat kepada para militan untuk menghentikan perlawanan mereka yang tidak masuk akal dan menarik diri dari wilayah pabrik Azot," tulis pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari CNN.
Baca: Mantan PM Rusia Peringatkan Dunia: Jika Ukraina Jatuh, Negara-negara Baltik Berikutnya
Kementerian mengatakan, pihaknya siap untuk melakukan "operasi kemanusiaan" pada hari Rabu (15/6/2022) esok hari.
Operasi kemanusiaan itu ditujukan untuk mengevakuasi warga sipil dari pabrik kimia Azot yang dikuasai Ukraina ke wilayah yang dikuasai Rusia di utara.
"Militer Rusia mengumumkan kesiapan mereka untuk melakukan operasi kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari Azot ke arah utara, menuju kota Svatove, di wilayah yang diduduki Rusia," kata kementerian itu.
Pihaknya juga menambahkan, Rusia akan membuka koridor evakuasi bagi warga sipil pada Rabu esok hari antara jam 8 pagi dan 8 malam waktu Moskow.
Adapun, dalam menyerukan agar para pejuang Ukraina menyerah, Kementerian Pertahanan Rusia menyinggung soal nasib serupa di Mariupol.
"(Menyerah, red) Itu akan menjamin pemeliharaan nyawa dan kepatuhan terhadap semua norma Konvensi Jenewa untuk perlakuan terhadap tawanan perang."
"Seperti yang terjadi pada rekan-rekan Anda yang sebelumnya menyerah di Mariupol," tambahnya.
Baca: Warga Sipil Ukraina Terpaksa Harus Terisolasi Buntut Rusia Hancurkan Jembatan ke Severodonetsk
Di sisi lain, Kepala administrasi militer Severodonetsk Ukraina mengatakan pada Selasa (14/6/2022), ada lebih dari 500 warga sipil yang terus berlindung di pabrik kimia Azot.
Menurutnya, pabrik kimia Azot di bawah kendali Ukraina, tetapi menjadi sasaran penembakan intensif oleh pasukan Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa Ukraina telah meminta sebuah koridor untuk mengevakuasi warga sipil ke wilayah yang dikuasai Ukraina, di Lysychansk.
Tetapi kementerian itu menolak dengan alasan tidak mungkin untuk mengevakuasi dengan aman ke daerah tersebut karena ketiga jembatan utama tidak dapat dilewati.
Hal ini juga dibenarkan oleh kepala administrasi militer wilayah Luhansk, Serhiy Haidai pada Senin (13/6/2022) kemarin.
Menurutnya, penyeberangan antara Severodonetsk dan Lysychansk memang saat ini sulit, tetapi bukan tidak mungkin.
Sementara, pihak berwenang Ukraina mengatakan pada hari Selasa, evakuasi yang terjadi begitu lambat karena pemboman terus-menerus.
Tetapi, evakuasi bagi ratusan warga sipil Ukraina itu masih mungkin terjadi.
Baca: Sosok Walkot Sviatogorsk yang Membelot ke Rusia, Pernah Bongkar Kasus Militer Ukraina Bakar Biara
Dugaan Rusia Bakal Gunakan Senjata Lebih Mematikan
Sebelumnya diberitakan, pejabat Ukraina dan Inggris memperingatkan pada Sabtu (11/6/2022), pasukan Rusia mengandalkan senjata yang bisa menyebabkan kerugian korban secara massal dalam perang.
Peringatan tersebut terjadi saat Rusia kini mencoba membuat kemajuan dalam merebut Ukraina timur.
Pertempuran sengit di antara Rusia dan Ukraina pun terjadi yang membuat kedua belah pihak kehabisan amunisinya.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, pembom Rusia diperkirakan akan meluncurkan rudal anti-kapal era 1960-an yang berat di Ukraina.
Terutama Rudal Kh-22 yang dirancang untuk menghancurkan kapal induk menggunakan hulu ledak nuklir.
"Ketika digunakan dalam serangan darat dengan hulu ledak konvensional, mereka 'sangat tidak akurat dan karena itu dapat menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa,' kata kementerian itu, dikutip APNews, Minggu (12/6/2022).
Seperti diketahui, kedua belah pihak telah mengeluarkan sejumlah besar persenjataan dalam perang gesekan untuk memperebutkan wilayah timur tambang batu bara dan pabrik yang dikenal sebagai Donbas.
Perebutan Donbas itu membuat beban yang besar pada sumber daya dan persediaan mereka.
"Rusia kemungkinan menggunakan rudal anti-kapal 5,5 ton (6,1 ton) karena kekurangan rudal modern yang lebih presisi," kata kementerian Inggris.
Namun, Kementerian Inggris tidak memberikan rincian di mana tepatnya rudal tersebut diperkirakan akan dikerahkan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rusia Minta Pejuang Ukraina Menyerah di Severodonetsk: Hentikan Perlawanan Tak Masuk Akal
Baca berita lainnya terkait Rusia dan Ukraina di sini.
# Rusia # Ukraina # Invasi Rusia # Mariupol # perang ukraina
Video Production: Restu Riyawan
Sumber: Tribunnews.com
TRIBUNNEWS UPDATE
Sosok Eks Marinir yang Kini Gabung Militer Rusia Perang di Ukraina, Ternyata Pecatan TNI AL
13 jam lalu
tribunnews update
Detik-detik Putin Terharu Peluk Tentara Korea Utara, Ucapkan Terima Kasih atas Dukungan Militernya
15 jam lalu
Tribunnews Update
Pakistan Acak-acak Sistem Pertahanan Canggih India, S-400 dari Rusia Melempem Buat Pos Militer Remuk
21 jam lalu
Tribun Video Update
Setelah Klaim Tembak Jatuh Jet Tempur India, Menhan Pakistan Sesumbar akan Beli Pesawat China-Rusia
1 hari lalu
Tribunnews Update
Pakistan Tak Takut Meski India Diperkuat Jet Tempur Prancis: Kami Bisa Beli dari China hingga Rusia
1 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.