Selasa, 13 Mei 2025

Wisata Religi

Sejarah Berdirinya Masjid Pakualaman Girigondo, Dulunya Pesanggrahan sejak Tahun 1917

Rabu, 23 Maret 2022 15:01 WIB
Tribun Jogja

TRIBUN-VIDEO.COM - Masjid itu berada di bawah kaki bukit.

Dikenal sebagai tempat persemayaman dan menyalatkan jenazah para Adipati.

Itulah Masjid Masjid Pakualaman Girigondo.

Pura Pakualaman memiliki tempat pemakaman tersendiri di Kulonprogo yakni Astana Girigondo yang berada di kawasan perbukitan Desa Kaligintung, Kecamatan Temon.

Tepat di bawah kaki bukit tersebut, terdapat sebuah masjid yang selalu menjadi tempat terakhir persemayaman sementara dan menyalatkan para Adipati kerajaan tersebut sebelum dimakamkan.

Tempat itu tak lain adalah Masjid Pakualaman Girigondo.

Baca: Bacaan Doa Masuk Masjid Dilengkapi dengan Terjemahannya

Bangunan masjid seluas sekitar 450 meter persegi itu dibangun di atas tanah 5.000 meter persegi.

Perpaduan warna krem, oranye, dan hijau mewarnai permukaan dinding interior dan eksteriornya.

Lambang Pura Pakualaman terpampang besar di atas teras pintu masuk masjid tersebut.

Sementara di depan masjid itu menjulang tinggi dan kokoh sebuah pohon beringin berukuran cukup besar dengan daun yang lebat dan teduh.

Masjid ini telah ada sejak 1927 atau pada masa pemerintahan Paku Alam V, beberapa puluh tahun setelah kompleks pemakaman dibangun.

Namun, cikal bakal bangunan masjid sudah lebih dulu dibangun yakni berupa bangunan joglo pesanggrahan sejak 1917.

Pesanggrahan itu menjadi tempat transit keluarga dan kerabat Pura Pakualaman yang hendak berziarah.

Baca: Mengenal Masjid Usang Pasie, Bukti Syiar Islam yang Sudah Ada Sejak Awal Masa Perang Padri

Oleh PA V, pesanggrahan diubah menjadi masjid dengan melebarkan petak ruangannya tanpa mengubah arsitektur asli yang khas bangunan tradisional Jawa, lengkap dengan empat batang saka guru di tengah-tengah ruangan.

"Zaman dulu, para kerabat Pura datang ke sini dengan kereta kuda atau kereta api. Baru sekitar tahun 1950-an, peziarah mulai datang dengan kendaraan bermotor. Sebelum naik ke areal pemakaman, mereka biasanya beristirahat di pesanggrahan atau menunaikan salat dulu. Dari situlah kemudian muncul ide Paku Alam V untuk mengubah pesanggrahan menjadi masjid," kata Ketua Takmir Masjid sekaligus Kepala Juru Kunci Astana Girigondo, Wasiludin.

Pria bergelar Mas Ria Reksowinoto yang telah bertugas sejak 1982 ini menuturkan struktur bangunan masjid dulu tidak ditembok bata merah melainkan dari susunan batu hitam yang direkatkan dengan adonan semen merah dan tanah.

Di sekitar kompleks Astana Girigondo itu memang banyak batu-batu hitam berukuran besar.

Bahkan, di samping masjid itu hingga saat ini masih ada gundukan batu besar berwarna hitam yang sangat keras hingga upaya pemecahannya cukup sulit dilakukan.

Sayangnya, pada pemugaran dan perluasan ruangan masjid yang berlangsung tahun 1987-1991, struktur bangunan asli itu turut terhancurkan untuk pembuatan pondasi bangunan baru meski statusnya sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Baca: Jejak Kerajaan Islam di Masjid Agung Demak, Miliki Arsitektur Tradisional Penuh Makna

Kini hanya tersisa sedikit bidang saja yang merupakan struktur asli, di antaranya di bagian tembok ruang penyimpanan di samping area pengimaman.

Ruangan itu kini digunakan sebagai ruang penyimpanan perlengkapan pemakaman jenazah seperti keranda, peti jenazah, payung, bendera kerajaan, dan lainnya.

Namun begitu, fungsi Masjid Pakualaman Girigondo tak pernah berubah yakni sebagai tempat peribadahan masyarakat umum serta tempat persinggahan jenazah kerabat Pura Pakualaman dan penyalatan jenazah sebelum diangkut menuju liang kubur di Astana Girigondo.

Sejak era PA V, seluruh Adipati atau raja Pura Pakualaman dan keluarganya yang wafat memang dimakamkan di Girigondo.

Maka itu, masjid ini menjadi lokasi penyalatan terakhir jenazah para raja tersebut.

Termasuk, PA IX yang wafat jelang akhir 2015 lalu serta sang permaisuri yang lebih dulu wafat.

(Tribun-Video.com/TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Video Masjid Pakualaman Girigondo, Batu Hitam Direkatkan Adonan Semen dan Tanah

# Kulon Progo # Pakualaman # Masjid # Ramadan

Editor: Fitriana SekarAyu
Video Production: Januar Imani Ramadhan
Sumber: Tribun Jogja

Tags
   #Ramadan   #masjid   #pakualaman   #Kulon Progo

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved