Kamis, 15 Mei 2025

mancanegara

Rusia Luncurkan Serangan Brutal Rudal dan Bom Hancurkan Ukraina, Warga Bergeletakan

Rabu, 2 Maret 2022 14:38 WIB
Tribun Medan

TRIBUN-VIDEO.COM - Pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina yang berlangsung di perbatasan Ukraina-Belarus ternyata belum membuahkan hasil kesepakatan gencatan senjata.

Padahal, salah satu tujuan Ukraina setuju berdialog dengan Moskow adalah guna menyerukan gencatan senjata secepatnya.

Kini, delegasi Rusia dan Ukraina sepakat menggelar perundingan putaran kedua dalam waktu dekat.

"Kami sepakat melanjutkan negosiasi," kata Ketua Delegasi Rusia, Vladimir Medinsky seperti dikutip AFP.

"Delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan negosiasi putaran pertama. Tujuannya adalah membahas gencatan senjata dan pertempuran di wilayah Ukraina."

"Setiap pihak telah menentukan topik di mana keputusan telah dipetakan. Agar keputusan ini dapat diimplementasikan, seluruh pihak setuju untuk kembali berkonsultasi ke ibu kota masing-masing," kata perwakilan delegasi Ukraina Mikhaylo Podolyak, diktutip dari laporan media Aljazeera, Selasa (1/3/2022).

Dalam pemberitaan sebelumnya, delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan pertemuan setelah meletusnya perang sejak Kamis (24/2/2022) sore waktu setempat.

Pembicaraan tingkat tinggi antara Kyiv dan Moskow ini berlangsung di perbatasan Ukraina-Belarus.

Baca: Pasukan Chechnya dengan Senjata Anti Tank NLAW Berbalik Serang Rusia

Baca: Detik-detik Konvoi Belasan Helikopter Rusia Diserang Ukraina, 2 Heli Langsung Jatuh ke Sungai

Di tegah perundingan, Rusia masih terus menyerbu sejumlah wilayah strategis Ukraina seperti Kharkiv bahkan Ibu Kota Kiev kala dialog berlangsung.

Sederet roket Rusia dilaporkan menghantam beberapa wilayah di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Menurut Dewan Kota Kharkiv, dikutip dari AFP, serangan roket Rusia tersebut menewaskan seorang perempuan dan melukai 31 orang lainnya terdiri dari 15 personel militer dan 16 warga sipil.

Ledakan dahsyat juga terdengar di Kiev sekitar pukul 19.40 malam waktu setempat. Ledakan-ledakan itu menjadi yang terbesar disusul dengan sirene darurat bergaung di seluruh kota.

Tuntutan Utama Rusia
Jurnalis Al Jazeera, Jonah Hull, melaporkan dari kota Lviv, di Ukraina barat, mengatakan Moskow “belum memberikan petunjuk atau indikasi apa pun” bahwa pihaknya bermaksud untuk mundur dari tuntutan utamanya.

“Tuntutan ini termasuk netralitas Ukraina dan jaminan bahwa mereka tidak akan pernah bergabung dengan NATO dan juga Kyiv mengakui kemerdekaan yang dideklarasikan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Luhansk," jelas Hull dalam laporannya kepada Al Jazeera.

"Ukraina juga harus menerima (mengakui) bahwa Krimea secara resmi adalah bagian dari Rusia setelah dianeksasi [oleh Moskow] pada tahun 2014, walaupun sebagian besar dunia tidak mengakui itu."

'Rusia menderita kerugian besar'
Nikolay Mitrokhin, seorang ahli dan peneliti Rusia di Universitas Bremen Jerman, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan Rusia “secara praktis berhenti di semua lini”.

“Serangan pagi besar-besaran di [kota timur] Kharkiv telah berhasil digagalkan dan upaya untuk memasuki Kyiv dari [kota] Irpen [di barat] telah dihentikan,” kata Mitrokhin.

“Posisi strategis Rusia memburuk (gagal) dengan cepat. Militer Rusia menderita kerugian besar,” tambahnya.

Setelah gagal cepat, Mitrokhin mengidentifikasi tiga kemungkinan sudut serangan pasukan Moskow difokuskan di Kyiv dari utara, di kota pelabuhan selatan Odesa dan di kota timur Poltava.

(tribun-medan.com/kompas.com/aljazeera/mirror/afp)



Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul SERANGAN Brutal Rudal dan Bom Rusia, Kota Ukraina Hancur, Warga Sipil Bergeletakan

#Rusia #rudal #Ukraina #gencatan senjata

Editor: Restu Riyawan
Video Production: Abdul Salim Maula Safari Thoyyib
Sumber: Tribun Medan

Tags
   #Rusia   #rudal   #Ukraina   #gencatan senjata

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved