Terkini Nasional
Indoensia Dinilai Jadi Negara yang Terakhir Keluar dari Krisis Covid-19, Pakar: Seperti Flu Babi
TRIBUN-VIDEO.COM - Indonesia diprediksi akan menjadi negara terakhir di dunia yang keluar dari krisis pandemi Covid-19, jika tidak ada kebijakan strategis yang luar biasa pada pemulihan kesehatan, kata seorang pakar.
Pasalnya hampir satu setengah tahun pandemi berjalan, kebijakan yang diambil pemerintah lebih dipengaruhi oleh kompromi politik dan ekonomi ketimbang kesehatan.
Kondisi seperti ini, kata pengamat kebijakan publik, dikhawatirkan akan menggerus kepercayaan publik kepada pemerintah dan bisa memicu aksi protes.
Namun, pemerintah menampik anggapan itu dan menjanjikan penambahan anggaran APBN untuk kesehatan pada tahun depan, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Rabu (28/7/2021).
Sepanjang pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir satu setengah tahun ini, pemerintah Indonesia setidaknya telah menelurkan lima kebijakan.
Mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Maret 2020, kemudian Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai Januari 2021.
Tak berselang lama pemerintah memberlakukan PPKM Mikro di seluruh provinsi yang mengatur hingga tingkat RT/RW.
Baca: Permintaan Vitamin Meningkat selama Pandemi Covid-19, Kadis Kesehatan Malinau Ingatkan soal Dosis
Setelah itu mengganti dengan PPKM Darurat pada awal Juli 2021 di provinsi Jawa-Bali lantaran melonjaknya kasus infeksi setelah Lebaran.
Sarat kompromi Setelah habisnya jangka waktu penerapan PPKM Darurat, pemerintah memperpanjang dengan membuat aturan baru yakni PPKM level 1 hingga 4 sampai 2 Agustus mendatang.
Epidemilog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menilai seluruh kebijakan pandemi Covid-19 Indonesia banyak dipengaruhi oleh kompromi politik dan ekonomi ketimbang kesehatan.
Ia mencontohkan kengototan pemerintah menggelar pilkada serentak pada Desember 2020, meski banyak penolakan dari pakar kesehatan.
Namun, selalu lemah pada pelaksanaan 3T (pengetesan, pelacakan, perawatan).
Pengamatannya hingga saat ini Indonesia masih berkutat pada rasio 1 banding 1 dalam melakukan pelacakan kontak erat Covid-19, jauh dari standar Badan Kesehatan Dunia, WHO, 1 banding 30.
"Di tahun pertama pemerintah meremehkan pandemi dan keputusan yang diambil tidak berbasis sains. Tahun kedua, mau jalan di dua kaki yaitu kesehatan dan ekonomi tapi tidak seimbang. Kesehatan berada di kaki yang lemah. Testing rendah, tracing sekadarnya, dilakukan pembatasan, tapi sangat longgar," ujar Dicky Budiman kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (27/07).
Baca: Usaha Tempat Karaokenya Masih Ditutup sejak Ada Pandemi, Inul Daratista Terus Berinovasi
Kebijakan yang sarat kompromi itu, kata dia, menimbulkan dampak besar pada sektor kesehatan. Indonesia berada di posisi teratas sebagai penyumbang kasus tertinggi harian dan kematian di dunia dalam beberapa hari terakhir.
Data Kementerian Kesehatan pada Selasa (27/7/2021) menyebutkan tambahan kasus virus corona sebesar 45.203 orang.
Ada pun angka kematian lagi-lagi mencatatkan rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 yakni 2.069.
"Inilah yang dihadapi Indonesia karena sudah menempatkan pilihan strategi yang salah dari awal, sehingga masalah kesehatan terlanjur membesar. Mau tidak mau kita akan melihat kasus kematian dari hasil kompromi ini, kematian yang sangat banyak," ujar Dicky.
Dicky memprediksi Indonesia akan menjadi negara terakhir di dunia yang keluar dari krisis pandemi Covid-19, jika tidak ada "perubahan kebijakan strategis yang luar biasa".
Seperti menggenjot pengetesan Covid-19 dan pelacakan hingga tiga juta orang dalam sehari, menerapkan karantina wilayah, dan mempercepat vaksinasi.
"Tampaknya Indonesia akan selesai belakangan dari situasi krisis pandemi. Ini bukan estimasi yang mengenakkan, tapi kondisi saat ini mengarah ke situ," ucapnya.
"Sebab Indonesia bukan tidak mungkin akan menghasilkan suatu varian virus baru dari pergerakan manusia yang tidak terkendali dari pulau-pulau lain. Potensi itu besar, seperti pada kasus flu burung muncul strain super," ungkapnya.
"Ketika swine flu juga Indonesia yang terakhir keluar dari wabah," imbuhnya.
Baca: VIRAL Pedagang Cilok Pakai Jas ala Pejabat di Mataram, Cara Bertahan dari Pandemi dan PPKM Darurat
Tak ada skenario kebijakan yang matang
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Zuliansyah, menilai pemerintah tidak memiliki skenario kebijakan yang matang, meski pandemi Covid-19 sudah setahun lebih berjalan.
Kebijakan yang kerap dikeluarkan, justru katanya, diambil tanpa mitigasi dan kerap mengikuti opini publik.
Semisal, vaksin Covid-19 individu berbayar yang akhirnya dibatalkan karena ditentang masyarakat.
"Saya khawatir belum ada skenario kebijakan (pandemi) sampai 2 hingga 3 tahun ke depan. Pemerintah masih meraba-raba dengan pandemi yang berlangsung panjang bahkan ada gelombang varian baru, saya belum lihat skenario kebijakan ekonomi dan kesehatan," imbuh Zuliansyah kepada BBC News Indonesia.
"Padahal skenario ini seharusnya sudah dimiliki pemerintah terlepas situasinya tidak bisa diprediksi," ucapnya.
Jika kondisi ini terus berlanjut, kata Zuliansyah, maka ia khawatir "tingkat kesabaran masyarakat" akan meledak, sehingga muncul ketidakpercayaan kepada pemerintah.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pakar: Indonesia Bisa Jadi Negara Terakhir di Dunia yang Keluar dari Krisis Pandemi Covid-19
# krisis covid-19 # pakar # flu babi
Sumber: Tribunnews.com
TRIBUNNEWS ON FOCUS
[FULL] PR Jokowi Buktikan Ijazah Asli, Pakar Pidana: Cuma Tunjukkan Berkas Saja Belum Jadi Bukti
Rabu, 30 April 2025
Tribunnews Update
Pakar Hukum Tantang Purnawirawan TNI-Polri, Diminta Tempuh Jalur Konstitusi demi Copot Gibran
Senin, 28 April 2025
Nasional
2 KEJANGGALAN Ijazah Jokowi Dibongkar Roy Suryo, Ngaku Lihat Langsung dan Singgung Ini
Rabu, 23 April 2025
TRIBUNNEWS ON FOCUS
[FULL] Pakar Militer: Penanganan OPM Cacat di Era Jokowi, Prabowo Harus Turun Tangan Strategi
Senin, 24 Maret 2025
Tribunnews On Focus
[FULL] Pakar Militer soal Instruksi TNI Aktif Harus Mundur dari Kabinet: Bisa Alih Profesi Jadi ASN
Kamis, 13 Maret 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.