Selasa, 25 November 2025

Terkini Nasional

Reaksi Rocky Gerung soal Konflik di PBNU, Singgung Tak Cuma Masalh Israel: Ada Persaingan Internal

Senin, 24 November 2025 21:17 WIB
Tribunnews.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

 

TRIBUN-VIDEO.COM - Pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi dinamika Nahdlatul Ulama (NU), di mana K.H Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya didesak mundur dari kursi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Adapun desakan agar Gus Yahya mundur dari jabatan sebagai pemimpin tertinggi kepengurusan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada 31 Januari 1926 tersebut berembus sejak Jumat (21/11/2025) lalu.

Tepatnya setelah beredarnya Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU tertanggal Kamis 29 Jumadal Ula 1447 H/20 November 2025 M.

Risalah tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua Dewan Syura PBNU K.H Miftachul Akhyar selaku pemimpin rapat.

Baca: Rocky Gerung Bongkar Makna Sidang Ijazah Jokowi! Bukan Perkara Hukum tapi Panggung Uji Kekuasaan!

Dalam risalah ini, salah satu poin penting yang termuat adalah meminta agar KH Yahya Cholil Staquf untuk mengundurkan diri dari kursi Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriah PBNU.

Apabila dalam waktu tiga hari tidak juga mengundurkan diri, maka Gus Yahya akan diberhentikan secara resmi oleh Rapat Harian Syuriah PBNU.

Menurut Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU, alasan di balik desakan Gus Yahya untuk mundur adalah mengundang narasumber yang terkait dengan jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) serta dugaan masalah tata kelola keuangan organisasi.

Menanggapi desakan agar Gus Yahya mundur dari Ketua Umum PBNU, Rocky Gerung menilai, persoalannya tidak sekadar soal undangan terhadap akademisi asal Amerika Serikat (AS) Peter Berkowitz, yang dikenal sebagai tokoh Pro-Zionisme dan Pro-Israel.

Menurut Rocky, ada konteks lain yang mendasarinya, yakni persaingan internal dalam tubuh NU.

Hal tersebut disampaikan mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube-nya, Rocky Gerung Official, Minggu (23/11/2025).

Baca: Ultimatum Ditolak! Gus Yahya Ogah Mundur dan Pilih Bertahan di Kursi Ketum PBNU, Ini Alasannya

"Tanpa menyentuh isu yang diperkarakan, soal undangan pada seorang pemikir atau tokoh yang ada bau-bau Yahudi beberapa bulan lalu, kita mau lihat konteksnya sebetulnya bukan sekadar isu," ujar Rocky.

"Tapi, konteks persaingan di dalam NU sendiri, dan itu adalah wajar."

Rocky menilai, sejatinya adanya persaingan atau kompetisi internal NU adalah hal yang wajar, terutama di dunia politik Indonesia, di mana sudah ada banyak tokoh yang lahir dari NU.

Misalnya, tokoh NU yang sukses menjadi Presiden RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Sehingga, ada sejumlah tokoh NU saat ini yang kemungkinan ingin mengulang lagi pencapaian tersebut; menjadi petinggi negara dari kalangan NU.

"Karena bagaimanapun, NU sangat besar dan potensi NU untuk menghasilkan presiden sudah terbukti, mungkin juga ada potensi baru untuk mengulanginya lagi; menghasilkan presiden, atau minimal, wakil presiden," tutur Rocky.

"Kalau menteri, kan sudah banyak, di semua era [presiden RI] pasti ada menteri dari NU."

Akan tetapi, saat ini persaingan dalam tubuh NU, tidak hanya sekadar soal politik saja, demikian pendapat Rocky Gerung.

Melihat isu terkini, Rocky Gerung menilai, izin konsesi tambang juga menjadi faktor yang menambah kental nuansa persaingan di internal NU.

Apalagi, pertambangan merupakan industri yang dinilai banyak menghasilkan uang, dari hasil eksploitasi alam.(*)


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Desakan agar Gus Yahya Mundur dari Ketua Umum PBNU, Rocky Gerung: Tak Sekadar Soal Tokoh Pro-Zionis

Editor: Aditya Wisnu Wardana
Video Production: Untung
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved