Senin, 17 November 2025

Nasional

Sindiran Keras PBNU ke Gus Elham Viral Ciumi Bocah: Fenomena Gus-gusan, Modal Ganteng

Jumat, 14 November 2025 18:08 WIB
Tribunnews.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi menyoroti fenomena maraknya pendakwah yang dikenal bukan karena keilmuan, melainkan karena kelucuan dan gaya gaulnya di media sosial.

Menurutnya, banyak masyarakat kini tertarik mengaji lantaran sosok pendakwahnya lucu, bukan karena substansi ilmunya.

Pernyataan itu disampaikan Ahmad Fahrur Rozi menanggapi polemik yang melibatkan Muhammad Elham Yahya Luqman atau yang dikenal sebagai Gus Elham Yahya, pendakwah asal Kediri, Jawa Timur, yang viral setelah aksinya mencium pipi hingga bibir seorang bocah perempuan tersebar di media sosial.

“Ketoprak-ketoprak, dagelan-dagelan jadi ustaz sekarang. Ludruk bisa jadi ustaz. Orang mencari lucunya, bukan ilmunya,” ujar Fahrur Rozi, Kamis (13/11/2025).

Ia menilai, tindakan Gus Elham mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama yang seharusnya dijunjung tinggi oleh seorang pendakwah.

Menurutnya, arus media sosial yang deras kerap membuat publik lebih terpesona pada tampilan luar ketimbang kapasitas keilmuan seorang dai.

“Sekarang ini banyak fenomena tentang gus-gusan modalnya ganteng, gaul, lucu, disukai anak-anak muda, dan kemudian viral."

"Walaupun, saya banyak tahu di antara mereka yang tidak memiliki kemampuan yang cukup,” ujarnya.

Fahrur Rozi mengimbau agar para pendakwah membawa kitab atau rujukan saat berdakwah, agar pesan yang disampaikan tetap terarah dan sesuai sumber ajaran.

Baca: Momen Prabowo Panggil Gubernur Pramono Anung saat Kesenian Jakarta Turut Sambut Raja Yordania

Baca: Tampang Faisal Tanjung, Pelapor 2 Guru di Luwu Utara hingga Dipecat dan Disorot Presiden Prabowo

“Seharusnya dia pegang satu kitab atau rujukan, sehingga tidak keluar dari pembahasan,” imbuhnya.

Ia juga mengaku prihatin dengan maraknya pendakwah yang keliru membaca ayat maupun hadis.

“Saya kadang ngeri juga mendengarkan, baca ayat salah, baca hadis salah,” lanjutnya.

PBNU, lanjut Fahrur Rozi, mendorong masyarakat untuk lebih cerdas dan kritis dalam memilih guru agama, kyai, atau dai yang benar-benar memiliki ilmu mendalam dan akhlak terpuji.

“Tidak semua Gus itu pintar, masyarakat kadang salah paham. Tidak semua Gus itu otomatis seorang pintar seperti bapaknya. Jadi memang kadang kita menyesalkan orang yang dibesarkan oleh medsos,” ujarnya.

Menurutnya, fenomena pendakwah yang terkenal lewat media sosial kini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia dakwah.

Banyak di antara mereka lebih dikenal karena gaya bicara dan kelucuan, bukan karena kedalaman ilmu agama yang dimiliki.

“Lewat medsos banyak orang tertarik karena gaya bicaranya, lucunya, bukan karena materi atau ilmunya. Dan hal itu menjadi tantangan dakwah bagi kita,” lanjutnya.

Gus Fahrur menjelaskan, PBNU sejatinya telah bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag), juga dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait standarisasi bagi para pendakwah.

Hal ini agar dakwah lebih terarah dan beretika.

Namun, ia mengakui bahwa regulasi tersebut belum mampu menjangkau seluruh penceramah di Indonesia.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polemik Gus Elham Viral Ciumi Bocah Perempuan, PBNU:  Fenomena Gus-gusan, Modal Ganteng, Gaul, Lucu

Editor: Dimas HayyuAsa
Video Production: Megan FebryWibowo
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #PBNU   #Gus Elham   #Pendakwah   #viral

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved