Terkini Nasional
PSI Berubah 180 Derajat, Kini Ngotot Ingin Soeharto jadi Pahlawan
TRIBUN-VIDEO.COM - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bestari Barus mendukung penuh pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 Soeharto.
Pernyataan PSI pada Jumat (30/10/2025) berbanding terbalik 180 derajat dari pernyataannya pada tahun 2018 lalu.
Tujuh tahun lalu, PSI sempat menyebut bahwa Soeharto adalah lambang korupsi Indonesia.
Pernyataan itu sempat disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni.
Pernyataan itu disinggung Raja Juli saat mempertanyakan maksud calon presiden nomor urut 01 Prabowo Subianto yang menyebut korupsi di Indonesia sudah stadium 4.
Raja Juli menyebut, justru mertua Prabowo yang juga Presiden kedua Soeharto sebagai simbol korupsi.
Baca: Ribka PDIP Sebut Soeharto Tak Pantas Diberi Gelar Pahlawan: Pelanggar HAM Apa Sih Hebatnya?
"Tahun 1998 kita turun kejalan menurunkan rezim Soeharto dengan tiga alasan, Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN). Ini secara politik terang benderang bahwa Pak Harto simbol KKN. Dan pak Prabowo ada di sana mempertahankan Pak Harto," kata Antoni di Kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (30/11/2018) seperti dimuat Kompas.com.
Pernyataan PSI tujuh tahun lalu berbanding terbalik 180 derajat dari pernyataan saat ini.
PSI mengomentari wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
Politisi PSI Bestari Barus mengatakan, bangsa Indonesia perlu menilai Presiden ke-2 Soeharto secara utuh, bukan hanya dari sisi kontroversinya.
Bestari pun sepakat Soeharto layak mendapat gelar Pahlawan Nasional.
Menurutnya Soeharto berjasa dalam membangun infrastruktur di Indonesia.
“Soeharto adalah bagian dari sejarah bangsa yang tidak bisa dihapus. Ia membawa Indonesia menuju stabilitas ekonomi, swasembada pangan, dan pembangunan infrastruktur besar-besaran. Itu fakta sejarah yang tidak bisa disangkal,” ujar Bestari dalam keterangannya, Kamis (30/10/2025) seperti dimuat Kompas.com
Bestari kemudian mengkritik sejumlah politisi PDIP yang menolak usulan Soeharto menjadi Pahlawan Nasional.
Baca: Ganjar Tanggapi Usulan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional: Marsinah Lebih Memenuhi Syarat
Menurutnya, penilaian subjektif tidak sepatutnya mempengaruhi keputusan pemerintah dalam menentukan siapa yang layak menerima gelar pahlawan nasional.
“Pernyataan sikap satu atau dua orang dari PDIP tentu tidak akan mempengaruhi keputusan pemerintah. Saya yakin pemerintah memiliki mekanisme dan pendalaman yang komprehensif.
Tim penilai gelar pahlawan sudah meneliti dengan matang, dan siapapun yang akan ditetapkan nantinya pasti telah memenuhi kriteria,” jelasnya.
Lalu, Bestari menilai, komentar negatif yang disertai kalimat merendahkan terhadap Soeharto menunjukkan pandangan yang tidak objektif terhadap sejarah.
Dia bahkan menyinggung PDIP yang belum siap berdamai dengan sejarah.
“Kalimat seperti ‘apa hebatnya Soeharto?’ itu sangat tidak bijak. Justru kami melihat Soeharto sebagai sosok yang hebat karena berhasil menumpas gerakan 30 September yang menelan banyak korban jiwa dan mengancam keutuhan bangsa. Tanpa langkah tegas itu, mungkin arah sejarah Indonesia akan berbeda,” kata Bestari.
“Kalau PDIP masih menilai Soeharto dari luka politik 1965 dan Orde Baru, berarti mereka belum siap berdamai dengan sejarah. Reformasi sudah dua dekade lebih berjalan, saatnya kita melihat sejarah dengan kepala dingin,” sambungnya.
(Wartakota/Desy Selviany)
Baca berita terkait lainnya di sini.
# pahlawan # Soeharto # Bestari Barus # PSI
Video Production: Fitriana Dewi
Sumber: Warta Kota
Tribunnews Update
Ganjar Tanggapi Usulan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional: Marsinah Lebih Memenuhi Syarat
5 hari lalu
Terkini Nasional
"Dia Tidak Layak!" KontraS Keras Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Pemimpin Otoriter 32 Tahun
6 hari lalu
Terkini Nasional
Ini Jawaban Ganjar soal Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional: Marsinah Lebih Layak!
6 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.