MOTIF Pria Bantul Bunuh Pacar hingga Jadi Kerangka, Tak Kuat Jalani Hubungan Toxic

Editor: Damara Abella Sakti

Video Production: ahmadshalsamalkhaponda

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.

TRIBUN-VIDEO.COM - Terungkap motif pembunuhan terhadap seorang wanita asal Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bernama Enggal Dika Puspita alias EDP (23).

EDP dibunuh oleh pacarnya sendiri, Rafy Ramadhan (24) warga Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DIY.

Jasad korban ditemukan tinggal tulang belulang di kamar rumah pelaku pada Kamis (20/3/2025), sekitar pukul 18.00 WIB.

Saat dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar Polres Bantul, pelaku Rafy mengaku spontan saat melakukan aksinya yang berujung merenggut nyawa korban.

Diketahui bahwa Rafy mencekik korban hingga tewas.

Baca: Sidang Lanjutan Hasto: Pembacaan Eksepsi, Pengacara Simak Jawaban KPK, 15 Dakwaan Diharapkan Dijawab

"Jadi, selama lima tahun menjalin hubungan/pacaran memang seperti hubungan biasa. Tetapi, semakin lama temperamen dan emosional korban semakin terlihat dan saya beberapa kali mendapatkan kekerasan fisik," kata Rafy di Polres Bantul, Selasa (25/3/2025), dilansir TribunJogja.com.

Rafy mengaku tidak kuat dengan temperamen korban.

Pelaku dan korban ternyata sudah tinggal bersama selama lima tahun terakhir dengan status belum menikah.

Saking tak kuatnya dengan hubungan asmaranya yang tak sehat atau 'toxic', pelaku sempat mencoba kabur dari korban, tetapi Rafy tetap ditemukan oleh EDP.

"Seberapa jauh saya kabur, pasti ditemukan. Itu (saat korban masih hidup, pelaku kabur dari korban) supaya ya tidak terjadi hal-hal seperti itu (pembunuhan). Tapi, karena sudah terlanjur pecah emosi saya, waktu itu ya memang sudah terjadi," jelas Rafy.

Di sisi lain, Rafy mengaku bersalah dan menyesal telah membunuh korban. Bahkan, ia masih memiliki rasa sayang terhadap kekasihnya itu.

Menurut Rafy, seharusnya semua masalah yang ada bisa diselesaikan dengan cara baik.

Baca: TANGISAN BOCAH Jersey Pemberian Marselino Diambil Paksa Bapak-bapak, Sudah Susah Payah Buat Banner

"(Waktu dicekik korban sempat minta maaf) tapi saya lanjutkan (mencekik) karena emosi saya masih meluap-luap di situ. Jadi, saya tidak bisa berpikir jernih yang ada cuma melampiaskan emosi saya tapi malah sampai begitu (meninggal dunia)," ungkap Rafy.

Pelaku juga menceritakan bagaimana korban akhirnya bisa menjadi kerangka.

Kejadiannya yakni, setelah EDP dibunuh dengan cara dicekik pada Rabu (25/9/2024) pagi, korban ditinggal di dalam kamar kontrakan.

Lalu, beberapa waktu kemudian, korban ditemukan sudah jadi kerangka.

"Jujur waktu awal saya membuka kembali kamar itu kan sudah jadi kerangka. Di situ saya sudah kepikiran untuk mengubur korban. Tetapi, saya tidak punya lahan untuk kubur (korban). Kalau pekarangan ayah saya di samping rumah itu belum dijual, mungkin saya kubur korban di situ," beber Rafy.

Karena bingung akhirnya Rafy memutuskan untuk menyimpan jasad korban, sampai nanti bisa menemukan tempat yang tepat untuk mengubur EDP.

"Setelah kejadian itu, mayat enggak saya apa-apakan. Setelah (dibunuh) di kamar (kontrakan) nomor empat, saya pindahkan di kamar nomor tiga. Langsung saya tutup selimut dan sudah saya kunci, saya tinggal, dan tidak saya beri apa-apa," paparnya.

Lebih lanjut, selama dua minggu pasca kejadian pembunuhan, pelaku tidak berada di dalam kontrakan tempat kejadian perkara (TKP) dikarenakan tidak kuat dengan bau jenazah korban.

Pelaku kemudian pergi menginap di beberapa tempat.

Pelaku juga sempat membawa kerangka korban ke sebuah losmen di Kaliurang, Kabupaten Sleman, untuk mencuci dan memisahkan antara tulang korban dengan daging korban yang sudah membusuk.

Saat ditanya alasan pelaku melakukan hal tersebut, pelaku justru hanya menunduk dan menangis alih-alih menjawab.

"Saya kenal korban itu kemungkinan sekitar tahun 2019. Itu teman korban saat masih SMK jadi teman saya saat kuliah. Jadi nomor kontak korban di-promote (dipromosikan) melalui WhatsApp. Saya lihat lalu berkenalan dari situ," ujar Rafy.

Rafy juga hanya bisa menangis dan meminta maaf kepada keluarga EDP dikarenakan rasa bersalah yakni menghilangkan nyawa korban.

"Kepada Pak Didik dan Bu Eka, Gones, Enggal, maaf. Saya begini saya masih sayang sama Enggal. Saya enggak sengaja. Saya mohon maaf," ucap Rafy sambil menangis.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengakuan Pria di Bantul Bunuh Pacar, Tak Kuat Jalani Hubungan Toxic, Sempat Kabur dari Korban

#Yogyakarta # pembunuhan # Bantul  

Sumber: Tribunnews.com
   #Yogyakarta   #pembunuhan   #Bantul
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda