Momen Pecahnya Mataram Islam Lewat Perjanjian Giyanti, Bermula dari Konflik di Kasunanan Surakarta

Editor: Bintang Nur Rahman

Reporter: Fransisca Krisdianutami Mawaski

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Pecahnya Kerajaan Mataram Islam ditandai dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang ditandatangani di Desa Giyanti, Dukuh Kerten, Jantiharjo, Karanganyar, Jawa Tengah.

Perjanjian ini membagi Mataram Islam menjadi dua yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.

Peristiwa ini juga tak lepas dari sikap licik VOC yang turut ikut campur demi kepentingannya.

Pecahnya Mataram Islam bermula dari konflik antar saudara di Kasunanan Surakarta yang melibatkan Susuhunan Pakubuwana II, Pangeran Mangkubumi, dan Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa terkait perebutan tahta Raja Mataram.

Baca: Melongok Proyek KEK Lido Hary Tanoe yang Disegel KLH: Air Danau Keruh & Didemo Warga

Baca: Saling Tukar Kado, Erdogan Hadiahi Prabowo Mobil Listrik Turki, Presiden RI Beri Keris & Senapan

Puncaknya ketika Pakubuwana II wafat, Pangeran Mangkubumi mengangkat dirinya sendiri jadi raja baru.

Namun hal ini tak diakui oleh VOC yang justru mengangkat putra Pakubuwana II, Raden Mas Soejardi dengan gelar Pakubuwana III.

Akibatnya, gelar Pakubuwana III dipakai oleh Pangeran Mangkubumi di Yogyakarta dan Raden Mas Soejardi di Surakarta.

VOC kemudian mengundang Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi untuk membahas pembagian wilayah kekuasaan Mataram hingga terciptalah Perjanjian Giyanti.

(Tribun-Video.com)

    
# Mataram Islam # Perjanjian Giyanti # konflik # Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda