TRIBUN-VIDEO.COM, BOJONGGEDE - Hamzah, pria yang berprofesi sebagai pekerja bangunan, merasa terpukul.
Pria berambut ikal itu tak menyangka jika keluarganya kini jadi sorotan.
Hamzah sedih karena putranya yang bernama Gibran viral karena merasa kelaparan.
Kesedihan Hamzah bertambah karena istrinya malah memarahi Gibran, bukannya memberi makan Gibran yang lapar.
Atas peristiwa kelaparan yang menimpa Gibran, kini rumah Hamzah di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, disambangi banyak orang.
Pemerintah Kecamatan Bojonggede dan perangkat Desa Rawapanjang pun segera mendatangi lokasi.
Baca: Ibu Kandung Gibran MENDADAK MENGHILANG, Suami Selalu Kirim Uang tapi Bocah di Bogor sampai Kelaparan
Walhasil Hamzah sekeluarga menerima bantuan.
Hanya saja yang jadi sorotan adalah ketika rumah Hamzah diberi tanda khusus.
Kertas putih bertuliskan rumah dalam pengawasan tertempel di dinding rumah Hamzah.
Selain itu, kini terungkap bahwa keluarga Gibran tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai penerima bantuan dari pemerintah.
Padahal menurut Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani, keluarga tersebut masuk dalam kategori tidak mampu.
"Kami sudah konfirmasi ke RT/RW kenapa tidak didata dan sebagainya. Sebetulnya sudah, namun keluarga belum sempat memberikan data-data yang menjadi prasyarat untuk bisa didaftarkan," ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/5/2024).
Di samping itu, Tenny Ramdhani mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah ramai jadi perbincangan di media sosial.
Ia pun langsung mengunjungi kediaman keluarga Gibran untuk melihat kondisi sang anak dan memberikan support khususnya kepada ayah dari Gibran yang saat itu ada di rumah.
Baca: 4 KEJANGGALAN Kisah Pilu Bocah Kelaparan di Rawapanjang Bojonggede, Kades Adang Petugas Kemensos
"Kami memberikan dukungan moril, motivasi kepada bapak Hamzah. Kemudian membawa bantuan baik berupa makanan maupun juga family kit dan lain-lain," terangnya.
Tenny Rhamdani memaparkan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor, keluarga tersebut langsung didaftarkan ke dalam DTKS dan juga BPJS Kesehatan.
Ia mengatakan, langkah tersebut diambil untuk jangka panjang dalam memberikan kesejahteraan bagi keluarga yang bersangkutan.
"Alhamdulillah BPJSnya sudah terdaftar, sudah didaftarkan DTKS dan sudah menjdi bagian dari keluarga penerima bantuan secara berkelanjutan," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan langkah berikutnya adalah akan terus berkomunikasi dengan Dinsos Kabupaten Bogor dalam untuk memberikan perhatian terhadap Gibran.
Begitupun dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana (DP3A2PKB) untuk memberikan pendampingan lanjutan.
"Di mana di situ ada bidang yang membidangi perlindungan anak. Bidang tersebut kami mohon diusulkan untuk mendampingi anak-anak ini supaya bisa diberikan pendekatan pendampingan bagaimana menguatkan mental-mental mereka sehingga mereka tidak mengalami trauma," katanya.
Meski begitu, ia mengatakan selama ini Gibran yang seringkali ditinggalkan orang tuanya itu selalu diperhatikan oleh para tetangga.
"Mereka sangat perhatian, karena mereka tau pak Hamzah itu pulangnya tidak tentu, jadi mereka sering memberikan makanan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Pilu Gibran Bocah Bojonggede yang Viral karena Lapar, Ternyata Tidak Terima Bantuan Pemerintah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.