TRIBUN-VIDEO.COM - Hari Raya Idulfitri selalu identik dengan mudik ke kampung halaman.
Bahkan mudik menjadi sebuah tradisi yang ada di Indonesia jelang perayaan Hari Raya Idulfitri.
Namun siapa sangka, tradisi mudik sudah ada sejak zaman kerayaan Majapahit dan Mataram Islam.
Saat itu, kerajaan Majapahit menempatkan pejabatnya ke berbagai wilayah mulai dari Semenanjung Malaya dan Sri Lanka.
Suatu ketika, pejabat itu akan balik ke pusat kerajaan untuk menghadap Raja dan mengunjungi kampung halamannya.
Nah, kegiatan yang dilakukan para pejabat kerajaan ini kemudian dikaitkan dengan fenomena mudik.
Selain itu, tradisi mudik ini juga dilakukan oleh para petani Jawa kerajaan Majapahit dan Kerajaan Mataram Islam.
Baca: Hemat Ongkos Mudik Lebaran, Warga Ancol Pilih Naik Bajaj untuk Pulang Kampung ke Pemalang
Baca: Terminal Baranangsiang Bogor Ramai Penumpang, Pemudik Rela Bayar Bus Mahal saat H-2 Lebaran
Pasalnya, pada zaman kerajaan, orang-orang yang merantau akan pulang ke kampung halaman untuk membersihkan makam leluhur.
Sementara di masa modern, istilah mudik sudah mulai populer di tanah air sejak tahun 1970-an.
Kalau dari KBBI sendiri, mudik memiliki dua arti yakni pulang ke kampung halaman dan berlayar ke udik (hulu, sungai, pedalaman).
Artinya, kata mudik sendiri ditemukan dalam naskah kuno berbahasa Melayu.
Dalam bahasa Melayu, mudik juga mengandung arti pergi ke hulu sungai.
Namun, kata mudik itu mengalami perubahan makna menjadi pergi ke kampung.
Selain itu, kata mudik sendiri juga merupakan singkata dari Bahasa Jawa yakni 'Mulih Dilik' yang artinya pulang kampung sebentar.
Ada juga yang mengatakan 'Mudik' berasal dari bahasa Betawi yakni 'Menuju Udik' yang artinya menuju kampung.
Itulah asal usul tradisi mudik!
Ngomong-ngomong, tribunners sendiri sudah mudik belum Lebaran tahun ini?
(Tribun-Video.com)
#lebaran #mudik #asalusul
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.