Pemerintah Taiwan Bantah Tuduhan Kerja Paksa dan Makan Babi Peserta Magang Asal Indonesia

Editor: Novri Eka Putra

Reporter: Rina Ayu Panca Rini

Cameraman: Rina Ayu Panca Rini

Video Production: Novri Eka Putra

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUN-VIDEO.COM - Pemerintah Taiwan melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia membantah tuduhan adanya kerja paksa pada sekitar 300 mahasiswa peserta program Kuliah-Magang di Taiwan.

Representative TETO in Indonesia, John C.Chen, saat konferensi pers terbuka mengatakan, tuduhan kerja paksa, pemberian makanan non-halal pada pekerja, sampai kelebihan jam kerja, merupakan hoax atau berita bohong.

"Pertama, yang lagi-lagi yang perlu ditekankan berita hoax dipaksa makan B2 (Babi) itu sama sekali tidak benar, diprotes keras," kata John, di Kantor TETO, kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Jumat (4/12/2018).

Selain itu, tidak ada jam kerja yang berlebihan seperti yang diberitakan.

Namun, pihaknya tetap akan melakukan invetigasi lebih dalam untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya pada Universitas Hsing Wu.

"Kedua, jam kerja berlebihan itu juga tidak benar dan mengenai Unversitas Hsing Wu telah menjadi perhatian pemerintah Taiwan dan juga sudah dalam investigasi. Untuk mengetahui kebenarannya.

Lebih lanjut, John menyebut, TETO dengan sangat terbuka menerima saran dan kritik ke depan agar ada perbaikan program Kuliah-Magang yang berlangsung sejak tahun 2017 ini.

"Untuk ke depannya segala complain dapat ditujukan ke TETO secara tertulis, TETO dengan senang hati menerima," jelas dia.

Sejauh ini, program Kuliah Magang Pemerintah Taiwan ini menyerap peserta di tahun pertama atau 2017 sebanyak 872 siswa.

Sementara tahun kedua atau 2018 sebanyak 1231 siswa.

"Semuanya dari Indonesia. Ada peningkatan jumlahnya," tutur dia.(*)

Sumber: Tribunnews.com
   #Taiwan   #Magang   #SCBD
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda