TRIBUN-VIDEO.COM - Penyebab gempa Jepang belum diketahui secara pasti.
Peneliti menduga pergerakan air bawah tanah berkontribusi pada ketidakstabilan seismik.
Hal tersebut diketahui karena tanah terangkat, dengan pusat gempa yang bergeser.
Profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Planet Tokyo Institute of Technology, Junichi Nakajima mengatakan, naiknya air bawah tanah dapat masuk ke dalam patahan.
Air bawah tanah itu kemudian membuat patahan tersebut menjadi licin dan bisa memicu gempa.
Analisis para peneliti terhadap gelombang seismik menunjukkan bahwa air terakumulasi pada kedalaman 20-30 kilometer.
Baca: UPDATE Gempa Jepang, Tewaskan 15 Orang serta 200 Bangunan Terbakar
Jika air tersebut naik hingga sekitar 10-15 kilometer, kemungkinan besar akan menyebabkan gempa bumi.
Peneliti dari Institut Penelitian Gempa Bumi Tokyo University, Aitaro Kato menjelaskan, aktivitas seismik tersebut masih harus tetap diperhatikan.
6 orang meninggal dunia dan 30 orang terluka akibat gempa pada Selasa (2/1/2023) pagi, dikutip dari Reuters.
Peringatan tsunami Jepang setelah terjadi gempa bumi besar pada Senin (1/1/2024) sore telah dicabut.
Prefektur Ishikawa mengalami gelombang tsunami setinggi 1,2 meter pada pukul 16:21 waktu setempat.
Di Kota Toyama, Prefektur Toyama juga melaporkan adanya tsunami setinggi 80 sentimeter pada pukul 16.35.
Sementara Kota Kashiwazaki, Prefektur Niigata juga teramati tsunami Jepang setinggi 40 sentimeter pada pukul 16:36.
VP: Bayu Pratama
(*)
Baca berita terkait lainnya di sini.
# tsunami # gempa # Gempa Jepang
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.