TRIBUN-VIDEO.COM - Serangan Angkatan Laut dan Udara Yaman mengakibatkan keruntuhan Kota Eilat, Israel.
Setelah kejadian tersebut, pemerintah Tel Aviv dinilai meninggalkan warga di kota itu.
Keruntuhan Kota Eilat ini disampaikan oleh Kepala Otoritas lokal Eilat, Eli Lancry, Kamis (28/12/2023).
Dikutip dari Parstoday, ia menuturkan bahwa kota Eilat tidak bisa diharapkan akan mendapatkan kompensasi dari pemerintah Tel Aviv.
Bahkan, warganya merasa ditinggalkan sendiri.
Eli Lancry menyebut, saat ini tak ada pariwisata di kota itu.
Tak ada seorang pun yang datang, sehingga menjadikan kota ini menjadi pemukiman yang hampir mati.
Baca: Houthi Rekrut Ribuan Warga Yaman Jadi Pejuang, Disebut akan Dikerahkan ke Gaza untuk Lawan Israel
Baca: Yaman Sukses buat Israel Menderita! Warga Zionis Kelaparan Buntut Serangan Houthi di Laut Merah
"Tidak ada pariwisata di Eilat, karena tidak ada seorang pun yang mau datang ke sini, dan kota ini menjadi pemukiman yang hampir mati," kata Eli Lancry, kepada Kanal 12 televisi Israel.
Serangan-serangan Angkatan Bersenjata Yaman yang dilakukan hampir setiap hari tidak hanya mengancam keamanan, tetapi juga perekonomian kota Eilat.
Krisis parah pun melanda Eilat karena ratusan bisnis tutup.
Tingkat pengangguran naik secara signifikan hingga 80 persen.
"Eilat berada dalam krisis parah karena ratusan bisnis tutup, dan tingkat pengangguran naik secara signifikan hingga 80 persen karena dunia usaha mengalami pukulan berat." tambahnya.
Di sisi lain, operasi perlawanan Badai Al Aqsa telah membuat para investor di Israel merasa terancam.
Mata uang Rezim Zionis, Shekel terjun bebas.
CEO Pelabuhan Eilat, Gideon Golber mengatakan, sejak Ansarullah Yaman memblokade Selat Bab El Mandeb, aktivitas pelabuhan Eilat menurun 95 persen.
(Tribun-Video.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.