Anies Serang Prabowo dengan Isu Fenomena Ordal di MK, Capres No 2: Jika Salah Rakyat akan Menghukum

Editor: Restu Riyawan

Reporter: Adila Ulfa Muna Risna

Video Production: Latif Ghufron Aula

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM- Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan tampak menyerang capres no urut 2, Prabowo Subianto dalam gelaran debat Pilpres yang berlangsung di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12) malam.

Yakni, Anies Baswedan menyatakan perihal isu orang dalam, bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menabrak aturan yang ada karena faktor ordal.

Menanggapi hal tersebut, Prabowo Subianto tak tinggal diam.

Yakni, Ketua Umum Gerindra itu menyatakan, pelanggaran etika berat yang disentilkan Anies pada putusan MK itu sudah diselesaikan dengan baik di internal Mahkamah Konstitusi.

Lantas, Prabowo mengaku bahwa dirinya tak takut apabila tidak memiliki jabatan.

Bahkan, Prabowo menyatakan sudah siap meninggal demi negara Indonesia.

"Saya tidak takut tidak punya jabatan, Mas. Saya sudah siap mati untuk negara ini," tegas Prabowo.

Lanjut pria yang mendapat julukan 'gemoy' itu menyatakan, bahwa dalam proses demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi negara.

Dengan adanya hal itu, pihaknya menilai rakyatlah yang memutuskan sosok pemimpin yang pantas untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik.

"Dalam demokrasi, kekuasaan tertinggi ada di rakyat. Hakim yang tertinggi adalah rakyat," tegasnya.

"Tanggal 14 Februari 2024, rakyat yang ambil keputusan. Kalau kami tidak bener, rakyat yang akan menghukum," ucapnya lagi.

Baca: Bertameng Nama Presiden? 3 Kali Prabowo Sebut nama Jokowi saat Debat Perdana Pilpres 2024

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengatakan, dunia politik memang terdiri dari berbagai perspektif.

Kemudian, masalah yang dianggap pelanggaran etika sudah diselesaikan dengan tindakan yang semestinya oleh pihak berwenang.

"Perkembangan politik itu ada beberapa segi perspektif," ujarnya.

"Tim saya, para pakar hukum yang mendampingi saya, menyampaikan bahwa dari segi hukum tidak ada masalah," imbuh Prabowo.

Sebelumnya, Anies melontarkan pertanyaan perihal putusan MK yang meloloskan kandidat capres-cawapres di bawah usia 40 tahun dan menyinggung fenomena 'ordal'.

"Fenomena ordal ini menyebalkan, mau ikut kesebelasan ordal, jadi guru, ordal, tiket konser, ordal. Ini yang membuat meritokratik tidak berjalan, etika luntur," kata Anies dalam segmen 4 sesi tanya jawab antar kandidat Debat Capres di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat (12/12/2023).

Fenomena ordal ini disampaikan Anies ketika merespon jawaban Prabowo Subianto mengenai putusan MK yang membolehkan umur calon presiden dan calon wakil di bawah usia 40 tahun.

Namun, putusan tersebut dianggap melanggar etika lantaran menguntungkan salah satu paslon cawapres yang usianya belum cukup 40 tahun, Gibran Rakabuming Raka.

Lantas, Anies menyatakan, saat ordal terjadi di proses paling puncak, maka hal itu berarti kerap terjadi pada setiap rakyat.

Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan juga mengomentari soal minimnya kepercayaan publik yang terhadap partai politik di Indonesia.

"Rakyat tidak percaya kepada proses demokrasi yang sekarang terjadi, itu jauh lebih luas dari partai politik," kata Anies.

Anies juga menyatakan, apabila membahas demokrasi ada tiga hal yang perlu disorot.

Yakni, terdapat kebebasan dalam berbicara, adanya pihak opsisi yang bebas mengkritik.

Sehingga hal itu bisa menyeimbangkan pemerintah dan adanya proses Pemilu dan Pilpres yang netral, transparan, jujur dan adil.

"Kalau kita saksikan dua hal ini mengalami masalah. Kita menyaksikan bagaimana kebebasan berbicara menurun, termasuk mengkritik partai politik," tukasnya.

Sebagai informasi, dalam debat Pilpres tersebut Anies juga menyorot turunnya angka intensitas demokrasi di Indonesia.

"Bahkan pasal-pasal yang memberikan kewenangan untuk digunakan kepada pengkritik seperti UU ITE, atau pasal 14-15 UU nomor 1 tahun 1946, itu semua membuat kebebasan berbicara jadi terganggu," tuturnya.

Selain itu, Anies menyatakan, dengan minimnya pihak oposisi membuat demokrasi di Indonesia semakin merosot.

"Sekarang ujiannya adalah besok. Bisakah Pemilu diselenggarakan dengan netral, jujur dan adil, ini ujian ketiga. Jadi persoalan demokrasi kita lebih luas dari segala persoalan terhadap partai politik," ujar Anies.

Lantas, eks Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, bahwa memerlukan peran negara untuk membantu partai politik mengembalikan kepercayaan untuk negara.

(Tribun-Video.com/WartaKotalive.com)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Anies Sindir Isu Ordal di MK, Prabowo Tegas: Kalau Salah Biarkan Rakyat yang Menghukum di Pilpres

# Prabowo Subianto # Anies Baswedan # ordal

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda