TRIBUN-VIDEO.COM - Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak mengeluarkan peringatan keras kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia menandaskan, Barat tidak akan melepaskan dukungannya kepada Ukraina,
Dikutip dari newsweek.com pada Jumat (9/6/2023), hal ini disampaikan Sunak saat jumpa pers bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih AS.
Ia mengatakan tidak ada gunanya menunggu Barat.
Pihaknya tidak akan kemana-mana.
Barat tetap berada bersama Ukraina dan memberikan bantuan selama diperlukan.
"Tidak ada gunanya mencoba menunggu kami. Kami tidak ke mana-mana. Kami akan berada di sini selama diperlukan," kata Sunak.
Sunak menegaskan, Inggris telah memberikan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina daripada negara lain mana pun selain Amerika Serikat.
Sebagaimana diketahui, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Kamis kemarin mengumumkan perjanjian ekonomi baru antara kedua negara.
Kedua sekutu itu berjanji untuk terus mendukung Ukraina.
Perjanjian tersebut disebut Deklarasi Atlantik.
Dengan adanya perjanjian ini, kedua negara memperkuat hubungan ekonomi antara dua sekutu.
Di antaranya bidang industri, sektor pertahanan, perawatan kesehatan, dan energi, sekaligus meningkatkan investasi di bidang teknologi dan bidang lainnya.
PM Inggris membingkai perjanjian itu sebagai simbol kemitraan baru antara Inggris dan AS setelah satu dekade penuh gejolak.
Terlebih diselingi oleh keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Diungkapkan, hubungan yang kuat antara kedua negara sangat penting untuk stabilitas global.
"Nilai kami dari tindakan kami" setelah kesepakatan Brexit, kata Sunak.
Sunak juga menerangkan, Inggris tetap memiliki daya tarik sebagai tujuan investor untuk bermitra dengan AS.
"Nilai kami dari tindakan kami" setelah kesepakatan Brexit, kata Sunak. Inggris tetap menarik sebagai tujuan investasi untuk mitra seperti Amerika Serikat," tambahnya.
Sementara itu, Joe Biden menyebut Inggris sebagai sekutu utama AS.
Biden menjelaskan, Deklarasi Atlantik AS-Inggris ini membantu kedua negara beradaptasi dengan perubahan ekonomi global.
Dalam kesempatan itu, Biden juga memuji Sunak atas dukungan bangsanya terhadap Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada Februari 2022.
Namun, di sisi lain, Kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev membeberkan, sebenarnya Amerika Serikat (AS) tidak ingin Rusia menjadi kuat.
Dilansir dari rt.com, AS berupaya memecah Rusia.
Hal ini agar memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Eurasia dan memompa sumber daya.
“Agar memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Eurasia dan memompa sumber daya," ujarnya.
Oleh karenanya, AS memanfaatkan Ukraina sebagai alat untuk mengobarkan perang melawan Rusia.
Bahkan, Patrushev mengungkapkan AS B telah membuat seluruh Eropa bertekuk lutut.
Hal ini untuk memaksimalkan keuntungan ekonomi AS dengan melemahkan Uni Eropa.
Dengan kata lain Uni Eropa dan NATO dimanfaatkan untuk tunduk pada kepentingan AS.
Patrushev menegaskan, Ukraina harus menjadi negara netral.
Diungkapkan tidak ada perang antara rakyat Ukraina dan Rusia.
Rusia berupaya mengganti rezim Nazi Kyiv bentukan Barat.
(Tribun-Video.com/ newsweek.com)
Artikel ini telah tayang di newsweek.com dengan Judul Biden and Sunak Tout New 'Atlantic Declaration,' Promise Ukraine Support.
Inggris tantang Rusia, Bersama AS Beri Peringatan Keras ke Putin, Barat Tetap Bekingi Ukraina
Video Production: Dyah Ayu Ambarwati
Sumber: Sumber Lain
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.