Tribun-video.com - Jemaah haji lansia yang selalu berada di hotel dan tidak sempat shalat di Masjidil Haram karena udzur juga masih mendapat keutamaan mengikuti sunnah Rasul Saw dimana selama menunggu haji beliau tidak pernah mendekati Ka’bah.
Selain mengikuti Nabi Saw, juga senada dengan kaidah fikih “Dar’ul mafasid muqaddamun ‘ala jalbil masholih” (mencegah kerusakan lebih utama daripada meraih kebaikan).
Dalam kasus jemaah lansia, menghindari resiko fisik jauh lebih diutamakan daripada keinginan mengejar pahala berlipat di Masjidil Haram.
Apalagi pahala yang diperoleh juga sama.
Baca: 150 Calon Jemaah Haji Tarakan Berangkat ke Embarkasi Balikpapan Hari Ini, Dipimpin Walikota Tarakan
Inilah yang menjadi alasan mengapa salat di hotel bagi jemaah lansia lebih utama.
Pada musim haji, Masjidil Haram sangat padat. Jamaah sulit mendapatkan tempat duduk dan jaraknya jauh, sehingga menguras tenaga dan melelahkan.
Belum lagi tata ruang masjid yang sulit dikenali, sehingga memungkinkan jamaah untuk kesasar.
Hal ini sangat beresiko bagi jemaah haji lansia, lemah, dan resiko tinggi.
Baca: SubhanAllah, Kakek Harun Jemaah Haji Tertua Indonesia Usia 119 Tahun & Sempat Tolak Naik Kursi Roda
Berdasar keterangan bahwa seluruh tanah haram Makkah adalah Masjidil Haram, maka shalat di pondokan, di hotel atau di masjid sekitar pondokan, keutamaannya sama dengan shalat di Masjidil Haram. (*)
Artikel telah tayang dengan judul Kenapa Jemaah Haji Lansia Lebih Utama Shalat di Hotel daripada Masjidil Haram?
VP: Tauf
# jemaah haji # lansia # salat # Hotel # Masjidil Haram
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.