Bogor Hari Ini: Kelompok Ibu-ibu di Citalahab, Sulap Tumbuhan Jadi Kerajinan Motif Kain

Editor: Wening Cahya Mahardika

Video Production: ahmadshalsamalkhaponda

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUN-VIDEO.COM, NANGGUNG - Kumpulan ibu-ibu yang berada di Kampung Citalahab Central, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor memanfaatkan tumbuh- tumbuhan untuk menjadi sebuah kerajinan yang berniai ekonimis.

Para kaum hawa yang tergabung dalam kelompok Ambu Halimun ini berinovasi dibidang fashion dengan ecoprint.

Mereka memanfaatkan tanaman yang tumbuh di sekitar pekarangan rumahnya, baik itu daun atau bagian bunganya untuk dijadikan sebagai motif yang cantik pada selembar kain polos.

Salah satu pengrajin ecoprint, Wulan (38) menjelaskan, para ibu rumah tangga tersebut baru menjalankan ecoprint selama satu tahun kebelakang. Setelah mendapatkan pelatihan dari salah satu UMKM dari wilayah Dramaga, Kota Bogor yang sudah lebih dulu memulai kerajian tersebut yakni Arae ecoprint.

"Ecoprint ini memanfaatkan daun dan bunga dari lingkungan sekitar, seperti ini hareuga, ini afrika atau manii, daun pakis, daun dan bunga kenikir, mintora atau salamander, daun adas, kayak gitu-gitu," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (8/2/2023).

Yang menarik dari ecoprint ini adalah motif yang tergambar pada sebuah produk berbahan kain berasal dari bentuk daun ataupun bunga yang ditempel di atas kain.

Wulan menerangkan, untuk membuat satu buah produk, membutuhkan waktu hingga tiga hari, jika kondisi cuaca sedang bersahabat.

"Proses awalnya itu skoring, kemudian di mordan, piksasi, bikin pola, yang terakhir pengukusan, kurang lebih dari awal sampe akhir itu tiga hari," terangnya.

Baca: Berbekal Ilmu dari Ayah, Faizal Abdau di Boyolali Bisnis Kerajinan Logam, Omzet Jutaan Rupiah

Dari bahan-bahan tersebut, Wulan mengatakan bisa membuat berbagai macam produk seperti taplak meja, slendang, hingga outer.

Adapun untuk harga dari produk-produknya ditaksir dengan harga ratusan ribu rupiah.

"Rp 350 ribu untuk selendang, taplak meja Rp 280 ribuan, saya juga kurang tau kenapa harganya cukup lumayan, tapi wajar karena prosesnya yang lama," katanya.

Akan tetapi, Wulan mengatakan, kelompok Ambu Halimun ini memiliki sejumlah kendala dalam menjalankan kerajian ecoprint teresebut.

Kendala utamanya adalah market. Wulan mengatakan hanya memproduksi jika ada tamu atau workshop saja, selebihnya hanya menunggu pesanan.

"Kalau sekarang pemasarannya masih ke Dramaga (Arae), pasarnya juga kebanyakan orang-orang luar, kalau orang lokal mah katanya harganya wow," ungkapnya.

Akan tetapi, meskipun menghadapi suatu permasalahan, Wulan mengungkapkan selama satu tahun menjalani ecoprint tersebut sudah mendapatkan berbagai keuntungan.

"Dari hasil belajar setahun ini alat-alat udah lengkap, alhamdulillah cukup buat sembako mah," tandasnya.

Baca: Aktivitas Kelompok Wanita Tani Sejahtera di Padang Laweh Selatan, Buat Kerajinan Lapiak Pandan

Proses Pembuatan

Jika biasanya tumbuh- tumbuhan digunakan sebagai pewarna, kali ini tumbuh- tumbuhan tersebut digunakan sebagai pola atau motif dengan cara ditempel di atas kain polos.

Wulan menjelaskan, proses awal yang harus dilakukan yaitu skoring, fungsinya untuk menghilangkan zat kimia pada kain.

Kemudian, kain polos direndam selama 10 menit pada sebuah cairan yang sudah diracik dengan bahan baku air, cuka, dan tawas, yang disebutnya dengan proses mordan.

Kain tersebut kemudian dijemur hingga kering, selanjutnya adalah proses piksasi, di mana kain polos tersebut kembali dicelupkan ke air kapur yang bertujuan agar daun yang ditempelkan menjadi pola yang bagus.

Proses selanjutnya adalah membilas kain polos tersebut dengan air mengalir, kemudian dilanjut dengan membentuk pola dengan menempelkan daun dan bunga sesuai dengan motif yang diinginkan dengan kondisi kain dalam posisi lembab.

Ketika pola sudah terpasang di atas kain, selanjutnya adalah melapisinya dengan plastik dan kemudian digulung untuk masuk proses pengukusan.

Setelah dikukus selama kurang lebih dua jam, kain kemudian dilebarkan dari gulungan dan dibiarkan hingga kering di lantai. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Manfaatkan Tumbuhan Sekitar Rumah, Warga Malasari Bogor Sulap Daun Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomis


# kelompok # sulap # Tumbuhan # kerajinan # Membuat Motif Kain

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda